Seoul, 2120
Langit mendung membuat langkah kaki seorang gadis yang baru saja menginjakkan kakinya keluar dari sekolah itu dipercepat.
Ia menutupi kepalanya dengan tudung jaketnya. Sesekali, gadis itu menatap ke sekeliling mencari tempat untuk berteduh karena semakin lama, air rintik-rintik mulai berjatuhan dan mengenai tanah.
Gadis itu menggeleng ketika sepatu putih yang baru ia beli itu berubah warna menjadi sangat kotor.
Ia sudah tidak peduli dengan hujan saat ini. Akan lebih baik ia bermain hujan-hujanan jika begini, bukan?
Jaket tebal gadis itu kini basah terkena rintikan hujan yang kian lama berubah menjadi deras. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk bermain hujan-hujanan dan berlari menuju halte untuk berteduh.
Ia meletakkan tasnya terlebih dulu dan mencari ponselnya di dalam tas. Setelah mendapatkannya, ia segera menekan nomor disana.
"Yeoboseo?"
"Oppa, bisa jemput aku? Hujannya sangat deras. Busnya tidak datang jam segini."
Ya, gadis itu biasanya pulang lebih awal. Tapi, hari ini ia pulang agak larut karena tugas sekolahnya yang menumpuk.
"Mianhae, Lisa-ya. Oppa sedang di kantor. Sebentar lagi rapat akan mulai. Oppa akan suruh sopir menjemput, eoh?"
"Nee, katakan untuk cepat, eoh? Aku kedinginan."
"Baiklah. Jangan kemana-mana dan hati-hati. Pastikan untuk merapatkan jaketmu. Udaranya pasti dingin."
"Nee, oppa."
Panggilan itu berakhir. Sang gadis menatap ponselnya dengan malas. "Seharusnya appa tidak menyerahkan perusahaannya ke oppa. Biasanya oppa akan langsung menjemputku. Kenapa sekarang ia selalu fokus dengan perusahaannya? Sungguh! Aku cemburu dengan perusahaan itu!" Pekik Lisa.
Beberapa orang ikut meneduh di halte itu menatap Lisa dengan aneh. Lisa yang menyadari hanya menggaruk tengkuknya dan menunduk malu.
"Astaga! Bodoh sekali kau, Lisa!"
Tangan Lisa beralih ke jaketnya. Ia merapatkan jaketnya sesuai yang diperintahkan Namjoon.
"Ugh! Dingin sekali! Dimana so-,"
Perkataan Lisa terhenti. Matanya mengikuti seorang pria yang mengenakan seragam sekolah dengan hoodie hitam di seberang jalan. Pria itu juga menatap kearahnya.
Bukannya takut, Lisa malah penasaran dengan pria itu. Ia mengendong tasnya lantas berlari menyebrangi jalan yang sedang kosong itu.
Tapi, ketika Lisa berada di tengah jalan, pria itu melangkahkan kakinya pergi dari sana. Lisa terkejut. Ia segera mempercepat langkah kakinya.
"Tunggu!"
Seakan tidak menyadari siapa yang dipanggil Lisa, pria itu tetap berjalan pergi dari sana. Ia malah memakai ear phonenya dan memasukkan kedua tangannya di kantung celana seolah-olah ia tidak mempedulikan sekitarnya.
Lisa berlari mengejar pria itu. Tapi, langkah pria itu sangat panjang hingga Lisa harus terus berlari sampai ia kelelahan.
Gadis itu terus berlari sampai ia mendengar ponselnya berbunyi. Ia berhenti dan langsung mengangkatnya.
"Yeobeseo?!"
"Lisa! Kau dimana? Sopir yang kukirim untuk menjemputmu bilang kau tidak ada disana."
"Ah, aku akan pulang sendiri, oppa. Ternyata masih ada tugas. Nanti kalau aku butuh aku akan menelepon oppa. Bye."
"Ya! Lis-,"
Lisa langsung mematikan panggilan itu dan melihat ke sekelilingnya. Ia kehilangan pria itu. Dengan kesal Lisa menghentak-hentakkan kakinya di aspal yang basah.
"Sialan!" Pekik gadis itu.
Ia lantas berbalik dan menunduk. Baru tiga langkah, tapi, ia bisa merasakan seseorang menarik tangannya.
Bruk!
Lisa jatuh kedalam pelukan seseorang. Ia terdiam sebentar. Ini sedang hujan, tapi ia bisa hangat dan nyaman di pelukan ini.
Gadis itu menatap hoodie hitam yang dipakai si pemeluk. Oh! Ini pria yang tadi!
Ia segera melepaskan diri dari pelukan si pria. "Hei! Ka-,"
"Kau gila?! Tidak lihat ini sedang lampu hijau?!" Bentak si pria.
Lisa membalikkan badannya dan melihat jalanan yang penuh dengan kendaraan berlalu-lalang.
"Ah, mianhae. Eum, maksudku..., gomawo telah menyelamatkanku. Jika ing-, eoh?"
Lisa terkejut ketika melihat wajah pria itu. Entah mengapa, air matanya turun begitu saja. "J-jungkook?" Ia tidak tahu kenapa ia mengucapkan nama itu malahan. Tapi, ia merasa sangat bahagia saat ini.
Pria itu mengangguk lalu tersenyum hangat. "Ya, ini aku Jungkook, Lisa. Kupikir kau akan melupakanku...," Kata Jungkook.
Jungkook membawa Lisa kedalam pelukannya. Lantas, ia mengecup puncuk kepala gadis itu. "Maaf baru menemuimu sekarang. Kau sangat sulit untuk ditemukan."
Beberapa ingatan masuk kedalam kepala Lisa. Gadis itu menggeleng ketika ia baru ingat siapa sebenarnya ia dan Jungkook itu.
"Jungkook-ya!"
"Heum?"
"Saranghae!"
Jungkook terkekeh. Ia melepaskan pelukan eratnya pada Lisa lalu menangkup wajah gadis itu. "Sepertinya dewa tidak berbohong akan mengembalikan ingatan kita. Permintaanmu itu..., sudah dikabulkan."
Lisa mengangguk. "Eum!"
"Saranghae, Lisa-ya. Mari kita menjalani hidup dengan bahagia di kehidupan ini."
Lisa meraih tangan Jungkook dan meremasnya erat. "Bahagia bersama! Harus!" Ujarnya.
"Ya, saranghae, Lalisa."
"Saranghae, Jungkook."
End
Okay, aku tau bonus ini cringe banget.
Intinya, in the future mereka udah ketemu dan bakalan njalanin kehidupan mereka yang ini dengan bahagia.
Well, ini udah bener-bener end. Ya :)
Bonus cuma satu :)
See you in the next story! 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Underworld Story [Lizkook]✔
Fantasy"Hanya ada satu orang yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan Underworld yang terus menerus mendatangi kita...," "Dia?! Tapi ia hanyalah penyihir hina!" "Cerita tidak membutuhkan pertentangan seperti itu. Yang terpenting adalah, bagaimana akhi...