Chanyeol

1.2K 170 3
                                    

"Sudah saatnya?"

Lisa meneguk ludahnya kala pria itu berjalan mendekatinya. Ia menatap ke sekeliling dan mendapati semuanya tengah berjongkok dan menunduk ke pria itu.

"Eum, apakah anda C-chanyeol-ssi? Eum, Sir Chanyeol?" Tanya Lisa.

Hening.

Tidak ada yang menjawab. Tapi, beberapa saat kemudian, tawa Chanyeol pecah. "Tenanglah, putri. Kau bisa memanggilku apapun. Nah, sekarang, bagaimana jika kita bahas tentangmu?"

"Eum, b-baiklah? Mereka tidak akan berdiri?" Tanya Lisa yang masih enggan beranjak dari tempatnya kala pria itu sudah menetapkan bahwa mereka akan pergi dari sana.

"Entahlah. Aku tidak pernah menyuruh mereka untuk membungkuk padaku. Tapi, akan lebih baik mereka di tempat. Aku perlu berbicara denganmu, putri Lalisa."

Manik Lisa kini berwarna putih. Tidak ada bayangan disana. Tidak bisa memantulkan apa-apa dari yang ia lihat di depannya. Gadis itu berdiri mematung di tempatnya.

"Jangan menangis, eoh? Appamu tidak akan suka melihatnya. Tersenyumlah, Lalisa. Eomma mencintaimu, malaikat kecil eomma."

Seorang wanita tengah mengendong bayi perempuannya yang sehabis menangis itu. Sekarang sudah tengah malam. Tapi, wanita itu masih terjaga untuk menenangkan anak bungsunya.

"Kau melihatnya, Lalisa? Bintang yang bersinar paling terang disana adalah milik appamu." Ujar Victoria.

Lisa kecil hanya memandangi bintang itu tanpa tahu apa yang sebenarnya sang eomma bicarakan.

Beberapa saat kemudian, angin malam berhembus kencang. Victoria hendak menutup pintu balkon kamarnya, tapi, langkahnya terhenti kala ia malah duduk di salah satu kursi disana.

Guratan bingung muncul di kening Lisa kecil. Ia tidak tahu mengapa tiba-tiba eommanya duduk dan memejamkan matanya padahal ia sedang kedinginan.

Ia hendak menangis untuk membangunkan eommmanya lagi, tapi, sebuah belaian halus ia rasakan di kepala mungilnya. Ia menoleh dan mendapati seorang pria tengah mengusap kepalanya dengan wajah haru.

Diangkatnya Lisa dengan santai lalu ia membelai kening Lisa dengan lembut. Sebuah sinar putih yang amat terang mengelilingi Lisa saat itu juga.

"Mulai sekarang, Underworld berada di bawahmu. Yang Mulia sendiri yang memilih untuk memberikannya kepadamu. Nasib baik dan buruk Underworld berada di tanganmu."

Lisa kecil mengemut jarinya dengan bingung. Beberapa saat kemudian, ia pria itu berjalan ke ujung ruangan sembari mengendongnya.

"Adikmu ini, sangat luar biasa, bukan? Kim Namjoon?"

Namjoon? Lisa menolehkan kepalanya. Benar saja, seorang anak yang umurnya kurang dari 10 tahun itu menatapnya dengan was-was. Tidak ada sorot ketakutan di wajahnya. Tapi, sosok kekhawatiran seorang kakak pada adiknya bisa ia lihat dengan sangat jelas disana.

"K-kau apakan adikku?" Tanya Namjoon.

"Aku tidak akan menyakitinya. Kau kakak yang baik, Kim Namjoon. Jagalah adikmu dengan baik, dengan segenap jiwa dan ragamu. Entah bagaimana nasib Underworld selanjutnya ada di tangan putri Yang Mulia Nickhun."

"Appaku?"

Pria itu lantas memberikan Lisa ke gendongan Namjoon kecil. "Yang Mulia Nickhun menyayangi anaknya dan istrinya. Ia terpaksa harus pergi dengan cepat karena itu. Nasibmu sudah ditentukan. Hanya nasib bayi yang belum ditentukan. Adikmu ini adalah nasib yang terombang-ambing. Jiwa yang diberikan Yang Mulia ke Yang Mulia Nickhun sedang terombang-ambing sekarang.

Dengan segala kepastian, Yang Mulia Nickhun memberikannya ke Kim Lalisa. Jagalah baik-baik adikmu ini. Karena Underworld adalah, Lalisa."

"Kau pria itu?" Tanya Lisa.

Maniknya kembali ke semula. Bloody red. Yang ditanya hanya tersenyum. Ia membelai surai Lisa. Kehangatan yang sama dengan yang Lisa rasakan saat ia mengingat memori itu.

"Ya..., kau pria itu...,"

"Aku Chanyeol. Dewa kedamaian yang hidup diantara Witch. Mianhae, Lalisa-ya, karena harus datang disaat seperti ini. Jika aku datang, maka perang akan timbul."

"Maksudnya?"

"Aku mengijinkan perang ini. Suho, dia adalah putra dewa Kegelapan yang tunggal. Ia benar-benar kuat dengan aura gelapnya. Segalanya ia tinggalkan demi menguasai Underworld. Aura gelapnya tidak bisa lagi dipertahankan dari tempat persembunyianku. Mau tidak mau, aku merestui perang ini sebelum Suho menghancurkan Underworld setelah ia tahu siapa dirinya sebenarnya." Ujar Chanyeol.

"Apa maksudnya?"

"Suho adalah saudaraku, Lalisa-ya. Ia akan menemukanku bagaimanapun itu. Dengan ia menemukanku, ia akan memaksaku mengijinkan perang ini terjadi atau ia membunuhku. Aku tentu tidak bisa membiarkan ia membunuhku karena nasib Underworld akan terombang-ambing kembali. Kedamaian harus ada yang menjaga."

Lisa mendudukkan dirinya di salah satu kursi, "Jadi..., aku penyebab perang ini terjadi? Apa aku akan menghancurkan Underworld nantinya jika Suho mendapatkanku?"

Chanyeol menggeleng. "Tidak. Secara tidak langsung, kau sendiri adalah bom untuk Underworld, Lalisa. Suho memang sudah ditakdirkan untuk mengambil alih Underworld, tapi, karena tidak bisa membiarkan itu terjadi, Yang Mulia Nickhun menjadikan putrinya sebagai bom sendiri.

Kau akan meledak entah ketika Suho akan menguasaimu atau tidak. Kekuatanmu yang sebenarnya, tidak ada yang mengetahuinya, kecuali dirimu sendiri. Kau adalah kunci perdamaian atau kunci kehancuran Underworld. Semuanya tergantung padamu."

"Kenapa appa memberikannya padaku? Kenapa bahkan aku? Apa aku ti-,"

"Jangan salahkan appamu. Ia tidak punya pilihan lain. Hanya jiwamu yang mampu menampung ini, Lalisa. Tidak ada yang lain. Kau adalah Underworld yang sebenarnya. Underworld ada pada dirimu. Maka, Yang Mulia Nickhun memberikannya kepadamu."

"Tapi, aku tidak mau! Aku sudah bisa kembali dengan oppa! Aku mendapatkan banyak teman. Aku kembali di tempat aku lahir. Aku berada disini sekarang! Apa aku harus meninggalkannya?"

"Tidak. Jika pilihanmu tetap berada disini, maka kau akan bisa tetap disini. Bersama dengan pemandangan Underworld yang sekarang dan tentunya, kau akan dikuasai oleh Suho. Itu pilihanmu, Lalisa. Tapi, ingatlah, Witches di Underworld, semuanya berharap kepadamu."

Lisa menitikkan air matanya. "Wae?! Waeyo appa?! Shireo! Kenapa harus aku?! Aku tidak mau meninggalkan semua ini! Tapi, aku juga tidak mau mereka...,"

Chanyeol menepuk pundak Lisa, "Tenangkan dirimu. Jangan membuat Yang Mulia Nickhun merasa terbebani. Bertemu dengannya mungkin akan membuatmu merasa tenang."

"Kau bisa mempertemukan kami?" Tanya Lisa.

Tik!

Chanyeol menjentikkan jarinya. Begitu pula Lisa yang langsung berada di dekat taman besar yang ia ketahui salah satu tempat terindah di Underworld. Banyak sekali bunga matahari disana.

Mata Lisa mengkilat. Ia bisa melihat seorang pria yang tampak familiar untuknya sedang menatap sebuah pohon besar dengan banyak kunang-kunang di sekitarnya.

Langkah Lisa semakin pasti kala keinginan hatinya untuk mendekati pria itu semakin mantap. Beberapa langkah ia jalani hingga sosok itu bergerak menyadari kedatangannya.

Punggung tegap itu lantas berbalik dan menampakkan senyumannya. Wajah yang tidak pernah Lisa lihat selain di foto. Pria yang ingin Lisa temui selama ini.

Tangan pria itu terbuka lebar. Merentangkan tangannya seolah mengerti bahwa Lisa akan segera berlari kearahnya.

"Appa...,"

To be continued...

Underworld Story [Lizkook]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang