"Kehancuran Underworld sudah dekat."
Lisa kembali menatap ke sekeliling. Ia menurunkan tangan Jungkook yang berada di bahunya. "Sepertinya suara itu datang dari kepalaku. Aku tidak bisa mendapati orang lain yang mengatakan itu dengan sangat dekat. Bukankah itu seharusnya datang dari diriku sendiri?"
Jungkook mendudukkan dirinya di kursi. "Tidak, Lisa. Katakan itu tidak benar." Pinta Jungkook.
"Sebenarnya kenapa?" Tanya Lisa.
Mata bulat gadis itu membuat Jungkook iba untuk menceritakannya. Bagaimana bisa, seorang gadis polos sepertinya menghancurkan Underworld yang berkali-kali lipat lebih besar dari bumi?
Gadis itu terlalu polos dan terlalu biasa untuk itu. Darah keturunanya adalah darah anggota keluarga Kerajaan. Tapi, sebenarnya ia adalah gadis biasa. Ia bukanlah Witch sempurna seperti oppanya.
Tidak seperti Witch pada umumnya, kekuatannya dua dan ia tidak bisa mengendalikannya.Lisa tidak siap untuk ini. Tidak siap sama sekali.
•
"Aku menginginkan perang dengan mereka. Dengan begitu, Underworld akan menjadi milikku." Ujar Suho.
Baekhyun yang mendengarnya hanya mendesah lelah. Ia tahu benar bahwa Suho akan segera melaksanakan perang untuk mengambil alih Underworld. Sungguh cara yang menjijikkan.
Tapi, siapa Witch Malum yang tidak suka perang. Kai saja sedari tadi sudah menahan tangannya supaya tidak mengambil senjatanya untuk berperang.
"Sudah lama kita tidak perang, Suho-ssi, kau yakin dengan ini?" Tanya Krystal.
Suho menatap remeh Krystal, "Jika kau takut mati di perang ini, tidak usah ikut. Lagipula kau tidak sepenuhnya diperlukan, Krystal."
Gadis itu lantas menggigit pipi bagian dalamnya. Tangannya mengepal erat. Ia lantas keluar dari ruangan itu dengan kesal.
"Ijinkan saya ikut, Suho-ssi." Pinta Tzuyu.
Bukannya tidak ingin mengajak Tzuyu. Suho sendiri merasa Tzuyu tidak terlalu berguna jika diajak perang nantinya. Tzuyu sendiri adalah salah satu pionnya. Gadis itu tertarik pada Sehun, dengan begitu gadis itu akan melakukan apapun untuk mendapatkan adik bungsunya itu.
"Kau tidak akan kemana-mana. Tetaplah dengan Sehun. Kau akani ikut jika Sehun ikut." Kata Suho.
Tzuyu mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Memang bagus ia bisa bersama Sehun, tapi ia merasa selama Lisa masih ada, ia tidak bisa tenang.
Sehun sedari tadi hanya diam mendengarkan. Ia malas mengikuti rapat ini sebenarnya. Jika dibilang menghormati dan menyayangi kakaknya itu, tentu. Ia sangat amat menghormati dan menyayanginya.
Tapi, semenjak kematian Xiumin dan ketertarikannya pada Lisa, Sehun malah membenci kakaknya itu.
"Apa lagi yang kau harapkan, hyung? Demi memenuhi ambisimu itu, kau akan mengorbankan semua saudaramu? Mian, aku tidak tertarik." Ucap Sehun malas.
Kedua tangannya dilipat di depan dada dengan santainya. Badannya disinggahkan di salah satu pilar. Posisi yang paling dibenci Suho.
Tapi, Suho bukannya marah. Senyumannya malah mengembang, "Tentu. Aku tidak akan memaksamu. Tapi, aku punya satu tugas yang pasti akan kau laksanakan."
Sehun menatap Suho malas. Menurutnya, tugas dari kakaknya itu hanya akan merepotkannya. Ia sudah tidak punya gairah untuk melakukan tugas apa-apa lagi dari kakaknya itu.
Namun, raut wajahnya langsung berubah kala Suho mengeluarkan sebuah kertas tua dengan beberapa simbol disana.
"Temukan Chanyeol."
•
Namjoon mendesis kesal. Ia menatap ke kalung Lisa yang sudah sedikit retak. "Apa kekuatannya sekuat itu?" Pikirnya.
Jungkook dan Bambam sendiri sudah menahan diri untuk tidak memberitahu yang sebenarnya ke Lisa. Padahal, gadis itu sudah penasaran setengah mati.
"Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku?!" Pekik Lisa.
Gadis itu sudah bertanya sedari tadi. Tapi, jawaban yang ia dapatkan selalu tidak memuaskan. Jungkook dan Bambam selalu menghindar, hingga Lisa bertanya ke Namjoon yang kemungkinan besar sudah tahu.
Tapi, lagi-lagi ia mendapatkan jawaban menghindar. Namjoon hanya menjawab itu tidak penting atau Lisa tidak perlu tahu. Mana mungkin Lisa tidak semakin ingin tahu jika jawaban mereka seperti itu?
"Oppa..., apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dariku?" Tanya Lisa. Wajahnya memelas. Ia benar-benar menginginkan jawaban.
"Tidak ada, Lisa-ya. Ini hanya masalah kecil sebelum kau tahu dulu." Ujar Namjoon.
"Lalu kenapa kalimatnya, 'Kehancuran Underworld sudah dekat?' Aku butuh jawaban, oppa! Aku berhak tahu untuk ini!" Lisa meninggikan nada bicaranya tanpa sadar.
Secara tidak langsung, ia sudah terseret ke masalah Underworld. Tapi, ia tidak bisa tahu masalah yang mereka sembunyikan darinya sekarang. Menurutnya, itu tidak adil.
"Lis, jaga nadamu...," Jungkook mengingatkan.
Lisa memutar bola matanya malas. Persetan dengan nada bicaranya sekarang. Ia butuh tahu semuanya. Tanpa ada sedikit rahasiapun di baliknya.
Bambam menatap Namjoon ragu, "Hyungnim, bagaimanapun juga, Lalisa harus tahu."
Jungkook dengan segera menarik tangan Bambam dan menatapnya tajam. "Apa maksudmu?!" Penekanan terdengar jelas di suaranya yang merendah.
"Jungkook-ya, Bambam benar. Pada akhirnya, Lisa pasti akan tahu dan ia harus mendengarnya dari kita. Jangan sampai orang lain yang memberitahunya." Kata Namjoon.
Lisa menegakkan badannya seolah bersiap dengan berita yang akan ia dengar setelah ini. "Jadi..., apa?" Tanyanya.
Namjoon mendesah ringan, "Sebenarnya, Lis...,"
"Lalisa! Namjoon!"
Jisoo datang di waktu yang tepat kala Namjoon akan menceritakan segalanya ke Lisa.
Lisa ingin meluapkan emosinya, tapi ketika ia melihat guratan khawatir di wajah Jisoo, ia mengurungkannya. "Ada apa eonnie?" Tanyanya.
"Kalian harus melihat ini." Ujar Jisoo. Ia menuntun semua yang ada di ruangan itu untuk keluar. Diajaknya mereka sebuah ke balkon utama istana.
Semuanya langsung membelalakkan mata mereka. Daratan Underworld kini tampak gersang. Langit yang seharusnya terang, sekarang tampak gelap kemerahan. Beberapa pohon besar hanya terlihat rantingnya saja. Entah kemana daun yang biasanya menbuat mereka tampak rindang.
"Witch Malum...," Desis Namjoon."W-waeyo?" Tanya Lisa.
"Ini pertanda mereka akan memulai perang dalam hitungan hari." Kata Bambam.
"Lebih tepatnya 5 hari." Jennie datang bersama Yoongi. Ia ikut bergabung dengan yang lain di balkon. Matanya memincing menatap pemandangan Underworld yang kini sangat mengenaskan.
Seokjin sendiri yang baru datang dengan Roséanne dan Jimin langsung membelalakan matanya tidak percaya.
"Kenapa mereka harus mendeklarasikan perang? Bagaimana dengan warga Underworld? Kita akan membiarkan mereka disana seperti itu? Kita harus mengevakuasi mereka, bukan? Kita juga harus segera bersiap. Tapi, apa jumlah kita memadai? Maksudku kita punya Widrad. Tapi-,"
Perkataan Lisa terputus kala Roséanne mengeluarkan sebuah serbuk dari tangannya, "Mereka akan segera memulai perang. Tapi, mereka membutuhkan Chanyeol."
"Siapa Chanyeol?" Tanya Lisa.
Roséanne tersenyum hangat lalu menebarkan serbuk dari tangannya itu ke sekitar hingga pepohonan tumbuh disana. "Kau akan segera mengenalnya, Lalisa. Dia yang menjaga perdamaian Underworld dari Witch Malum dan keluarga Kerajaan Underworld."
Beberapa burung putih keluar dari balik pepohonan yang terbuat dari serbuk Roséanne tadi. Beberapa saat kemudian, sesosok pria tinggi nan tampan memunculkan diri.
"Sudah saatnya?"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Underworld Story [Lizkook]✔
Fantasy"Hanya ada satu orang yang bisa menyelamatkan kita dari kegelapan Underworld yang terus menerus mendatangi kita...," "Dia?! Tapi ia hanyalah penyihir hina!" "Cerita tidak membutuhkan pertentangan seperti itu. Yang terpenting adalah, bagaimana akhi...