Author pov.
Mendengar suara benda terjatuh, Jimin yang sedang fokus makan pun menjadi beralih pandangan menatap Mina sekarang, dan yang ditatap masih dengan posisi melongo tanpa berkedip sesikitpun.
"Chogiyo" ucap Jimin melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Mina yang sedang bengong.
"Apa nona baik-baik saja" Mina masih saja melongo menatap Jimin.
Jimin memutuskan untuk menepuk pundak Mina, dan akhirnya ia pun sadar.
"Chogiyo nona" sambil menepuk pundak Mina.
"Omooooo" Mina pun langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Neo.. neo.." seketika Mina menjadi gugup.
"Neo.. Bangtan Sonyeondan Jimin-iya?" Tanya Mina masih terkejut.
"Eoh? Ne. Naega BTS Jimin ibnida" balas Jimin.
"Omoonaaa" heboh Mina menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Neo jinjjaaa Jimin-iya??? Daebaaaak" Mina tak bisa berkata-kata lagi.
"Jimin oppa aku sangat menyukaimuuuu" teriak Mina yang membuat Jimin kaget. Ia langsung menutup mulut Mina dengan cepat karena orang yang lewat sana mulai penasaran setelah mendengar kata Jimin.
"Yakk pelankan suaramu" bisik Jimin penuh penekanan dengan posisi masih menutup mulut Mina dengan tangannya.
Seketika Mina pun pingsan, ia terkejut karena perlakuan Jimin itu yang seakan sedang memeluknya.
"Omo omoo, yak nona kau kenapa? Bangunlah hei hei" panik Jimin.
"Aishhh" keluh Jimin kemudian segera memakai kembali masker dan topinya dan langsung menggendong Mina ala bridal style menuju mobil.
Jimin pov.
Aku bingung harus bagaimana, sekarang Mina bersamaku tapi malah dengan kondisinya yang pingsan. Kucoba untuk membangunkannya lagi, dan tak butuh waktu lama ia pun sadar.
"Mina-ssi bangunlah" menepuk lembut pipi Mina.
"Hey Mina-ssi ayo bangun" saat ku pandang wajahnya, benar-benar membuatku jatuh hati. Dia adalah orang yang pertama kali membuatku bisa senyaman ini saat bersamanya.
Seketika ia pun terbangun..
"Yakkkkkkk" kagetnya lalu segera bangkit dari posisi sekarang.
"Ah mianhae, aku tak bermaksud macam-macam, tadi kau pingsan jadi kubawa ke mobil saja" jelasku.
"Ne. Tapi oppa, benar oppa ini adalah BTS Jimin?" Masih dengan kekepoannya.
"Haha ne, majja. Waeyo? Apakah kau seorang ARMY?" Tanyaku pura-pura tak tahu.
"Ne oppa neeee, aku adalah ARMY dan kau adalah biaskuuu" hebohnya lagi.
"Wahh jinjja? Kenapa bisa pas sekali ya?" Aku dengan segala ketidak tahuan yang dibuat-buat.
"Mollaso oppa, keundae kau ini memang saaaaaangatttt tampan, tak salah aku mengidolakanmu oppa" ucapnya dengan tatapan berbinar.
"Benarkah? Mmm kalau begitu apa kau mau kencan denganku Mina-ssi?" Saat itu juga Mina kaget dan bengong, ia tak tau ini mimpi atau nyata.
..
"Haha pasti kau kaget kan? Tidak tidak, aku hanya bercanda kok, mian" lanjutku.
"Yakk oppa, bercandamu itu sangat tidak lucu, bagaimana kalau aku mati jantungan karna terlalu senang eoh?" Jawabnya.
"Hehe mianhae, aku hanya mencoba mencairkan suasana saja" ucapku jujur tapi sedikit berbohong.
"Ah tunggu tunggu, tadi oppa bilang apa? Mina-ssi? Bagaimana oppa tau namaku???" Kali ini ia benar-benar penasaran.
"Ah itu.." bingungku harus mulai menjelaskan dari mana.
"Itu apa oppa?" Dengan muka polosnya.
"Apa kau ingat saat malam-malam kau sedang menangis sendirian di taman dulu?" Mulaiku menjelaskan.
"Emm, waeyo?"
"Siapa yang mengantarmu pulang waktu itu?" Tanyaku.
"Mmm molla, seorang lelaki yang badannya sedikit pendek, tapi aku tak mengenalnya karna ia berpenampilan sangat tertutup" jelasnya.
(Jimin auto sabar :v)
"Mwooo??? Pendek?? Aku tak tau apa jadinya kalau kau bukan wanita yang kusukai" ucap Jimin dalam hati.
"Fuhhhh" akupun menhembuskan nafasku kasar dan diakhiri dengan senyum yang kutujukan padannya.
"Apa kau tau siapa lelaki itu? Itu adalah aku Mina-ssi :)" jawabku.
"Apaaaa??? Ja.. jadi.. jadi.. itu oppa???" Hebohnya.
"Ne, itu aku hehe"
"Kenapa tidak bilang dari awal kalau yang mengantarku pulang saat itu adalah oppa??? Aishhh, kalau tau kan aku bisa menyuruh oppa untuk mampir dulu, dan tentunya aku tak akan menangis seperti itu. Memalukan saja ahhh" cerewet Mina.
"Haha sudahlah, lagian kau sudah bertemu aku kan sekarang?"
"Ne, berarti apa aku boleh meminta tanda tangan oppa?" Mintanya dengan nada sedikit di imut-imutkan.
"Iya, tapi ada syaratnya" pintaku.
"Mwo oppa?"
"Kau harus menemaniku makan, karna kau yang pingsan tadi aku jadi tak bisa menikmati ramyeonku sampai habis" jelasku.
"Apa oppa yakin mau kutemani makan?" Jawabnya sedikit ragu.
"Tentu, kau tidak mau?"
"Tak ada alasan untukku menolak oppa, kajjaaaa" semangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come from Dreams (Jjk^Cty)
Fanfiction"Ketika mimpi itu datang, aku mulai menyukainya.." Dan dari mimpi inilah Chou Tzuyu menyukai seorang idol, dia adalah.. Penasaran? Baca aja yuk
