I Hope you like this chap 😊.
Senin
Ini adalah hari pertama Loren untuk sekolah di senior high school. Oleh karena itu dia berdandan demi menarik perhatian semua orang disana.
" Lipstick udah, make up kece, rambut bagus, baju ok, sepatu branded, apa lagi ya" ujar Loren sambil memandang cermin di kamarnya.
"Oh iya,aksesories "ucapnya sambil menepuk kening.
"Nah gini kan udah perfect" dia memuji diri sendiri di depan cermin kesayangannya.
Dia pun berjalan keluar kamar dengan happynya.
" Morning all!" sapa Loren kepada kedua orang tuanya.
" Morning too, sayang" ucap orang tuanya serentak.
Loren pun duduk dengan anggun di kursinya.
" Ia mengambil roti,lalu mengolesinya,
dengan begitu cantik, tangan moleknya tidak ingin terkena oleh selai itu sedikit pun." Sayang, hari ini kan pertama kali kamu masuk SMA , jadi kamu harus tunjukin bahwa kamulah yang terbaik " suport mama Lisa.
" Ok,maa aku bakalan bikin mereka semua takjub " ujar Loren dengan mata berbinar binar.
Karena dia berbicara disaat mulut berisi, akhirnya ..."UHUAKK" Loren sepertinya tersedak.
" Kamu kenapa sayang ?" tanya papa Chandra khawatir.
"Aku keselek pa , tolong susunya mana?" Loren berusaha mencarinya.
" EH,MANA SUSUNYA ? KOK NGAK ADA ?" teriak mama Lisa.
" Aduhh, tenggorokan aku sakittt mana susunya maaa" rengek Loren melebih lebihkan padahal ada air putih disampingnya.
" Minum air ini saja dulu" mama Lisa menawarkan.
" Ngak mau pokoknya aku mau susu!" ucap Loren merajuk.
" Dasar, anak sial dia ngak nyiapin susu!!" ucap mama Lisa kesal.
" HAFI!!! HAFII !!" teriak mama Lisa, namun Hafi belum juga menampakkan batang hidungnya.
" Mana itu si sial ?!, HAFIIII HAFII !" teriak mama Lisa lagi.
Lalu datanglah Hafi dengan tergesa gesa, " Iiiyaaa nyonya?" tanya Hafi sambil menundukkan wajah cantiknya yang sudah terlumuri bedak hitam.
" Ehh! kamu itu manusia apa bukan sih !?, kalo dipanggil itu cepet dateng ! jangan lelet dasar anjing !" omel mama Lisa sambil menarik rambut Hafi.
" Mau kemana kamu ?" tanya papa Chandra sambil tertawa karena sudah melihat Hafi memakai seragam cupunya dan kulit wajahnya yang hitam.
" Ssaya mau sekolah tuan " jelas Hafi.
" Sekolah ? hahah!" Loren tertawa meledek.
" Kamu boleh sekolah, tapi jangan harap kamu bisa pergi sebelum semua pekerjaan dirumah ini kamu selesaikan !"
bentak mama Lisa." Bbaik nyonya " ucap Hafi.
" Sekarang buatkan susu hangat buat Loren " perintah mama Lisa.
" Bbaik nyonya " Hafi pun berlari kearah dapur.
" Dasar! pembawa sial!! sok sok an mau pergi sekolah , dia tidak akan jadi orang yang berhasil nanti " papa Chandra jengkel.
Tak lama kemudian Hafi datang membawa susu hangat.
" Ini susunya " Hafi meletakkan susu tersebut diatas meja.
Loren meraih gelas yang berisi susu itu lalu dengan sangaja ia tumpahkan ke seragam Hafi.
" Ouppss sory !" teriak Loren bagaikan orang paling tidak bersalah sedunia.Papa Chandra dan mama Lisa tertawa melihat insiden itu.
Hafi tidak bisa berbuat apa apa, sekarang dia sedang berhadapan dengan ular jadi dia tidak boleh melawan, lagipula tidak ada seorang pun disana yang membelanya.
Mata Hafi berkaca kaca,perlahan air mata mulai menetes di pipinya.
" Hey kenapa kamu menagis !, basah sedikit aja nangis"tegur mama Lisa yang benar benar tidak suka dengan tangisan anak itu.
" Heh sial, jangan sok memelas deh lo disini , ngak ada yang kasian tau ngak !" bentak Loren.
"Pergi sana !" teriak papa Chandra , membuat Hafi jadi terkejut.
Tak kuasa dihina terus dan selalu salah, Hafi pun berlari kebelakang.
" Hmm rasain ! biar lo ngak bisa pergi ke sekolah " batin Loren tertawa licik.
Sementara itu Hafi menangis di kamarnya. Dia benar benar terpukul. Sudah 16 tahun beban penderitaan yang selalu menghantuinya setiap waktu .
Tidak ada segelintir pun kebahagiaan yang ia rasakan. Semua yang seharusnya dia miliki, harus ia berikan kepada Loren.
Hafi POV
Kenapa hidupku seperti ini!
Apakah takdir ini begitu kejam? sehingga tidak sedikitpun kebahagiaan yang aku miliki!.
Sebenarnya apa salahku?, seorang anak yang selalu mendambakan kasih sayang orangtua, seorang anak yang ingin dianggap , tapi apa kenyataannya?.
Aku hanya bisa menangis setiap hari, tidak ada yang memperdulikanku mereka hanya menganganggapku sebagai seseorang yang membawa sial dan selalu salah.
Apa juga salahku dengan Loren?, hingga dia betul betul nekat menyiram seragamku dengan susu, lalu apa yang harus aku lakukan ? padahal ini adalah hari pertamaku masuk sekolah.
Perkataan pepatah salah, bagiku ibuku jauh lebih kejam dari ibu tiri lain di dunia ini dan alangkah inginnya aku melihat orang orang sebaya yang menurutku sangat beruntung, mereka dapat kasih sayang yang luar biasa dari orang orang, sedangkan aku hanya bisa menanangisi nasib sepanjang detik ini.
Aku tidak butuh kekayaan, aku hanya ingin kasih sayang, buat apa arti hidup ini kalau tidak ada kebahagiaan sedikitpun yang hadir.
Yaa tuhan tolong bantu aku mengahdapi semua masalah ini
***
Hafi membersihkan bajunya dari sisa sisa susu tadi. Walaupun nodanya masih bisa terlihat sangat jelas menempel.Gimana ya kelanjutan Hafi di sekolah barunya ?
Apakah Loren akan membulynya?
siapa yang penasaran Lets go!Happy reading ya guys, aku harap kalian suka.
# Authorsalam
Arifa
17 12 2018Tolong bagi yang membaca cerita ini jika kalian punya hati nurani tolong dikasih bintang ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE I'M A NERD ! [END]
Teen FictionKita tak pernah berjumpa dengan cinta sejati kalau bukan takdir yang memintanya #HafiSteven "Kalian penasaran ya ? Ayo buruan baca ceritanya.... Author jamin bakalan ketagihan" "Ehh cewek sial jangan pernah lo deketin Steven lagi ! awas aja kalo k...