Voment ya
i hope you like this chap
Ini haru guys 😥Hari itu adalah hari Minggu, sinar mentari menukik tajam menusuk jendela dan mengenai wajah Hafi yang masih tertidur pulas dalam kamar yang mewah , tepatnya di rumah Steven.
Hafi menggeliat karena sentuhan lembut sang raja siang yang berusaha membangunkannya.
Dia kemudian membuka mata indahnya lalu bangun dari mimpi abstrak yang sudah biasa dialami sepanjang nafasnya berhembus.
" Oh rupanya sudah pagi dan aku baru bangun sekarang !" Hafi meloncat dari tempat tidur setelah melihat jam beker menunjukkan pukul 07:00 AM.
" Aku pasti akan kena marah, karena tidak pulang seharian " Ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi.
Hafi bergegas menuruni setiap anak tangga dan berharap cepat bertemu Steven untuk mengantarkannya pulang.
Ternyata Steven sedang sarapan di meja makan.
" Hafi ! lo udah bangun ?" sapa Steven sambil melahap Sandwichnya.
" Udah Steve " Hafi berjalan mendekati Steven.
" Ya ampun! dia sangat cantik apalagi dengan wajah natural seperti ini , gua serasa mau milikinnya " batin Steven yang menganga melihat kecantikan Hafi sesungguhnya.
" Steven, kenapa kamu melamun seperti itu ?" Hafi merasa heran namun tidak ada respon apapun.
" Steve.... Steve.... STEVE!" panggilan Hafi yang agak sedikit berteriak membuat Steven terperanjat.
" Ahh iya" Steven berusaha mengontrol detak jantungnya yang begitu cepat.
" Kenapa kamu melamun seperti itu ?" Hafi masih belum mengerti dengan Steven yang tiba tiba berubah menjadi seorang pelamun.
" Oh ngak ada kok ! sandwichnya enak banget , cobain deh " Steven berusaha mengalihkan suasana.
" Oh tidak terimakasih, " ujar Hafi.
"Kenapa ? lo ngak suka sandwich" Steven bingung.
" Oh tidak, tapi aku hanya ingin pulang pasti mereka sudah nyariin aku " jawab Hafi.
" Jangan pulang, mending lo tinggal di sini aja " usulan Steven membuat Hafi menggeleng.
" Maaf Steve , aku ngak bisa" tolak Hafi mentah mentah.
" Loh kenapa emangnya ? daripada di sana lo menderita terus !" ucap Steven enteng.
" Aku ngak bisa ! please Steve aku pengen pulang ! tapi kalo kamu ngak mau biar aku pulang sendiri !" Hafi mulai merajuk.
" Oke, gua bakalan nganterin lo" tanpa sengaja memegang tangan mulus Hafi.
Pegangan tangan dari Steven membuat Hafi merasa terganggu, dengan cepat Steven melepaskan tangannya.
" Oh sory , sekarang ayo kita pergi " ucapnya sambil melepas pegangannya.
Hafi hanya mengikuti Steven dari belakang, dia selalu jaga jarak seperti itu untuk menjaga hati Loren.
Mereka berdua pun masuk ke mobil yang baru saja selesai dicuci pak Udin.
Dalam mobil hanya suasana hening yang dirasakan, tidak ada sepatah kata pun yang terlantun dari mulut Hafi , hal tersebut membuat Steven jadi bingung lalu dia memulai percakapan
" Lo serius nih mau pulang ?" menatap Hafi dengan penuh tanda tanya.
" Aku serius kok "
" Apa lo ngak bakalan dimarahin nanti ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CAUSE I'M A NERD ! [END]
Teen FictionKita tak pernah berjumpa dengan cinta sejati kalau bukan takdir yang memintanya #HafiSteven "Kalian penasaran ya ? Ayo buruan baca ceritanya.... Author jamin bakalan ketagihan" "Ehh cewek sial jangan pernah lo deketin Steven lagi ! awas aja kalo k...