They are Always Mocking Me

2.8K 167 11
                                    

Voment dan follow ya ,please 😢

I hope you like this chap

Mereka begitu bebas membuatku terluka, mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan selama ini
~ Hafi

Sekitar jam 03:00 pagi Hafi terbangun dari tidurnya.

Dia selalu bangun tidur pada jam itu karena dia harus bekerja bersih bersih rumah yang besar serta membuat makanan untuk dijual.

Hafi membuat makanan untuk dijual karena dia tidak pernah mendapatkan uang jajan dari papa Chandra maupun mama Lisa.

Apalagi uang untuk jajan, untuk makan saja Hafi hanya makan sisa sisa makanan dari Loren , mama Lisa , dan papa Chandra.

Untuk sekolah dia membeli segalanya dengan uang hasil jualan kuenya , yang terkadang masih kurang.

Tapi dia masih tetap bersyukur karena diberi kesehatan  walaupun dia sering tidur larut malam lalu bangun sengat pagi , bekerja seharian , mengerjakan tugas sekolah dan tugas sekolah Loren, bahkan tidak makan seharian.

Hafi mulai membersihkan seluruh isi rumah , kemudian dia membuat kue untuk dagangan.

Setelah itu baru dia membuatkan sarapan untuk majikannya ( maksudnya orang tua dan adiknya ).

Tak terasa hari sudah beranjak para majikannya sudah stay di meja makan untuk menyantap sarapan pagi .

Hafi menghidangkan nasi goreng tulus buatannya.

" Mana nih sarapannya , Hafi cepetan dong gue laper nih " teriak Loren.

Hafi bergegas menghidangkan nasi goreng yang telihat begitu lezat dilidah.

"Lo laper ? " tanya Loren kepada Hafi yang dari tadi menatap Loren , papa Chandra dan mama Lisa.

Namun Hafi hanya membisu padahal dia memang sangat kelaparan.

" Nih makan " Loren memberikan sisa makanannya kepada Hafi.

" Kenapa lo ngeliatin aja ayo makan ! atau lo udah naruh racun ya di sarapan ini " Loren berprasangka buruk.

" Ttidak non saya tidak berbuat seperti itu kok " Hafi membela diri.

" Kalo begitu ayo makan dong ! jangan sok sok an jijik makan sisa , itu udah takdir kamu untuk selalu makan makanan sisa " ucap mama Lisa.

Dengan hati terpaksa Hafi harus memakan sarapan sisa dari adiknya dan membuat Loren semakin tidak menghargainya.

••••

" Ma , pa Loren pergi sekolah dulu ya " pamit Loren sebelum memasuki mobilnya.

" Iya, hati hati ya sayang " mama Lisa memeluk Loren.

" Iya ma pasti " balas Loren.

" Belajar baik baik ya " pesan papa Chandra.

" Siap komandan " Loren memberi hormat lalu berjalan menaiki mobilnya.

Loren pun sudah on the way ke sekolah.

Tak lama kemudian Hafi yang begaya cupu dan kucel  berjalan keluar sambil menenteng banyak sekali kantong plastik berisi kue dagangannya.

" Heh sial ! itu apaan ? " tanya mama Lisa.

" Ini kue untuk dijual nyonya " jawab Hafi.

" Ohh baguslah " ucap  mama Lisa sambil tersenyum.

" Lalu mana motor kamu ? " gumam papa Chandra  yang melihat Hafi berjalan menuju pagar tanpa membawa motor.

"Mmotor saya rusak tuan , saya tidak punya uang untuk memperbaikinya jadi saya naik angkot " jelas Hafi.

" Dasar kamu pembawa sial yang tidak tau diuntung , sudah dikasih ngak menghargai dan malah dirusakin " omel papa Chandra.

" Dia itu kan pembawa sial udah biasa semua barang dia rusakin" ujar mama Lisa santai.

" Ttidak tuan, nyonya yang membuat motor itu rusak adalah Loren dan teman temannya , bukan saya " Hafi membela diri.

" Ehh berani beraninya kamu menuduh anak kami " papa Chandra marah dan tidak terima Loren disalahkan.

" Alah kamu bohong kan , yang pembawa sial itu kamu, bukan Loren " bantah mama Lisa.

" Tapi yang saya katakan itu benar tuan , nyonya " Hafi tidak mau selalu dikambinghitamkan.

" Sudah lebih baik kamu pergi saja sekolah , saya sudah muak dengan kamu " usir papa Chandra dan mau tidak mau Hafi pun pergi.

Hafi berdiri di tepi jalan menanti angkot yang lewat. Tak lama kemudian angkot yang dia tunggu tunggu itu pun datang.

Dia pun masuk dan menyuruh angkot itu untuk berhenti di setiap warung tempat dia biasa meletakkan dagangannya.

Untung saja sopir angkotnya baik, sehingga Hafi bisa bernegosiasi dengannya. Terkadang Hafi naik angkot itu tanpa bayar.

Beberapa menit kemudian Hafi sampai di sekolah elitnya.
Dia juga berniat untuk meletakkan kue dagangannya di kantin.

" Bu , saya titip dagangan saya disini ya " kata Hafi.

" Boleh nak , apa ibu boleh tau berapa harga untuk satu buah kuenya ? " tanya ibu kantin yang baik hati itu.

" Oh , cukup Rp 1000 satu  aja bu" jawab Hafi lalu dia berjalan menuju kelasnya.

Baru sampai,  Hafi langsung mendapat cacian dari semua teman teman dikelasnya.

" Ehh cupu , udah dateng aja nih"
ucap Rico.

" Cupu kamu kok cantik banget sekarang ya ? lebih tepatnya mirip topeng monyet " ledek Dino.

" Dia kan emang yang paling cantik diaini iya ngak guys ? " tanya Loren kepada teman teman sekelasnya .

" Iya Ren , saking cantiknya dia itu kelihatan sangat kucel hahaaha " teriak semua orang disana.

Mendengar cacian pedas di pagi hari oleh teman temannya membuat Hafi ingin sekali berteriak dan menunjukkan kecantikan dirinya yang sebenarnya.

Namun dia takut dengan Loren yang bisa mengadu kapan saja kepada papa Chandra dan mama Lisa.

••••

Bel istirahat berbunyi  semua siswa berhamburan ke kantin, kecuali Hafi yang hanya duduk di dalam kelas membaca buku yang dia pinjam kemaren di perpustakaan.

Tak lama kemudian datanglah geng The Queena yang baru datang dari kantin membawa minuman.

" Heh ada cupu tuh , kita kerjain yuk " usul Della.

" Ide bagus tuh " kata Vena.

mereka berempat langsung mendekati Hafi yang tengah asik menimba ilmu.

" Hai cupu, serius amat baca bukunya " goda Sherly namun Hafi hanya fokus dengan bukunya.

"Ehh cupu ! lo denger kita bicara ngak sih ?" Loren emosi dan menarik rambut Hafi.

" Aduh sakit Loren " ringis Hafi.

" Biarin ! siapa suruh lo ngak ngehargain kami " ucap Della.

" Enaknya kita apain dia ya ?" tanya Vena .

" Mending kita giniin aja " Loren mengambil minumannya lalu menyiram Hafi.

" Rasain lo cupu , itu akibatnya ngelawan mulu sama kami " gumam Sherly.

Hafi tidak bisa berbuat apa apa dia hanya bisa menangis diantara tawanya geng The Queena.

Hal hal seperti itulah yang dialami Hafi setiap hari.

Voment

CAUSE I'M A NERD ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang