Both at.......

2.2K 112 2
                                    

Voment
I Hope you like this chap

Steven masih terus menarik tangan Hafi yang mulus. Dia merasakan getaran yang begitu kuat saat kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit Hafi.

Kebahagiaan terus mengalir di pembuluh darah Steven sekarang, dan dia merasa sangat beruntung bisa membawa Hafi sekali kali untuk pergi dari neraka itu.

" Beruntung banget gua hari ini karena bisa bawa Hafi pergi " batinnya.

Sementara itu Hafi masih belum mengerti dengan Steven yang terus menarik tangannya tanpa henti.

" Steve, kamu mau bawa aku kemana sih ? kok aneh banget " Hafi berusaha melepaskan tangan Steven.

" Lo diem aja yang penting kita bisa cari angin " Hafi disuruh untuk diam.

" Aku ngak mau pergi sama kamu... tolong lepasin " Hafi meronta karena dia merasa tidak enak.

" Lo diem aja dulu, karena gua mau ngajak lo ke suatu tempat dan ngak ada penolakan " Steven masih memegang tangan Hafi erat.

" Ttapi Steve, aku kan ngak enak sama orang dirumah dan kalo ketahuan pasti kena marah " Hafi mengatakan sebab ketakutannya.

" Alah lo penakut amat si jadi orang emang dasar ya " ledek Steven.

" Ya aku cuma ngingetin aja Steve " pinta Hafi.

beberapa waktu kemudian akhirnya sampailah mereka pada jalan buntu yaitu pagar yang sangat tinggi.

Mereka tidak berani untuk lewat depan karena ada banyak penjaganya.

" Yah jalan buntu lagi " keluh Steven.

" Tuh kan, aku mending ngak usah pergi aja deh " Hafi membelakangi Steven dan hendak pergi.

" Tunggu Hafi !" Steven menarik lengang Hafi kembali sehingga dia tercampak ke pelukan Steven yang hangat.

Seteven menatap Hafi dengan sorotan mata tajam dan itu berhasil membuat adegan yang membuat deg degan keduanya.

" Lo harus tunjukin jalan keluar dari sini tanpa harus panjat pagar !" gumam Steven sambil mengerutkan alisnya.

Entah apa yang telah membuat Hafi terhipnotis, dan sontak dia menunjukkan jalan keluar rahasia di rumah tersebut.

" Oke aku bakalan beri tahu, disini ada pintu rahasia yang ditutupi oleh tumbuhan menjalar itu " ucap Hafi sambil menunjuk pagar yang diselimuti tanaman menjalar yang cukup lebat.

" Nah gitu dong dari tadi, yok kita pergi " Steven mengacak acak rambut Hafi dan membawanya pergi melalui pintu rahasia.

Perlahan mereka membuka pintu yang dipenuhi banyak tumbuhan menjalar.

Akhirnya mereka pun berhasil keluar dari rumah neraka itu.

" Fiuhhh akhirnya " Steven menghela nafas panjang.

" Kamu ada ada aja deh Steve " Hafi tersenyum geli melihat Steven yang hidung mancungnya mengembang gara gara deg degan.

" Eh buruan pergi yok " Steven menyuruh Hafi masuk mobil.

" Kemana nih ? kok aku ngak kamu kasih tau sih " Hafi masih ngotot bertanya.

" Udah lo diem " Steven langsung tancap gas mobilnya.

Dalam mobil Hafi masih saja nyinyir dengan Steven yang fokus pada stirannya.

"Steve kenapa kamu ngak ngajak Bintang dan Cheo aja ?" Hafi bertanya.

" Mereka mah mana mau nemenin gua, palingan sekarang dia udah molor di rumah " kata Steven santai.

" Dan kenapa harus aku yang kamu bawa ?" pertanyaan Hafi yang kali ini membuat Steven jadi gugup.

" Ahh mmmm mmmm..... gua mau ngajak lo ke suatu tempat" Steven berusaha mengalihkan suasana.

" Mmm dia tidak jelas banget deh orangnya " batin Hafi.

Akhirnya.....

Steven dan Hafi sampai di sebuah gedung yang sangat mewah.

Hafi menghadap ke sekeliling gedung itu dengan rasa kagum karena penataannya sangat bagus.

" Ini dimana ?" tanya Hafi polos.

" Ini base camp gua, Cheo, dan Bintang " jawab Steven.

"Wah tempatnya bangus sekali ya " puji Hafi.

" Ya iyalah.. milik siapa lagi kalo bukan trio ganteng " Steven mulai sombong.

" Iya iya trio ganteng " Hafi menggeleng gelengkan kepalanya lalu kembali mengamati gedung itu.

" Lo mau ngeliat view yang indah banget ngak ?" tawar Steven.

" Emangnya dimana ?" Hafi penasaran.

" Ayo ikut gua sekarang " Steven menggiring Hafi menuju lantai atas.

Tak lama kemudian sampailah mereka di hamparan atas gedung yang sangat luas dan lebih tepatnya kita sebut rooftop.

Hafi begitu tercengang melihat indahnya malam yang cerah dan kerlap kerlip kota yang dipandang dari atas.

" Gimana bagus ngak ?" Steven menyombongkan dirinya.

" Bagus banget, angin yang sepoy sepoy dan cuaca yang begitu cerah membuat kesan yang sangat indah " ucap Hafi.

" Sekarang lo boleh teriak tentang apa aja yang jadi masalah lo saat ini " suruh Steven.

" Apa teriak ? ahh aku... " Hafi merasa segan kalau berteriak.

" Iya lo teriak aja, nih biar gua contohin GUA KEPENGEN MILIKIN GADIS YANG SANGAT BAIK SEPERTI DIA !" Steven mengajarkan Hafi cara berteriak.

Akhirnya dengan malu malu Hafi mencobanya.

" AKU INGIN CEPAT CEPAT KELUAR DARI MASALAH INI !, AKU INGIN SEMUA ORANG BAIK DENGANKU, AKU SUDAH LELAH MENYAMAR JADI ORANG CUPU , SIAPAPUN TOLONG BAWA AKU LARI JAUH DARI MASALAH INI !" teriakan Hafi membuat Steven jadi makin kagum dengan Hafi.

Secara reflek Steven merangkul bahu Hafi.

" Eh itu ada meteor jatuh, mending kita bikin permohonan siapa tau terkabul " ajak Steven dan diangguki Hafi.

Mereka berdua meminta permohonan sesuai dengan isi hati masing masing.

" Gua pengen banget bisa milikin Hafi, dan tolong buat takdir gua berubah " permohonan Steven.

" Aku pengen banget disayang semua orang dan aku sebenarnya juga sangat pengen memiliki Steven, namun ternyata Loren juga suka sama dia dan tolonglah kabulkan permintaanku " permohonan Hafi.

Hafi dan Steven larut dalam indahnya rooftop di malam hari yang cerah ini tanpa ganguan siapa pun.

Gimana ?

Writernim : Arifa

CAUSE I'M A NERD ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang