Pertemuan yang tidak disengaja

2.8K 175 13
                                    

I hope you like this chap
Voment oke

° Cinta sejati pasti akan bertemu tanpa harus disengaja °
~Hafi

Pagi itu...

" Ma, pa Loren ke sekolah ngak bawa mobil yah " ijin Loren.

" Loh kenapa sayang mobil kamu rusak ? " tanya mama Lisa.

" Oh enggak ma , cuma lagi bosen aja " ucap Loren.

" Oke, nanti kamu dianter pak Eko ya " papa Chandra mengingatkan.

" Siip paa " Loren tersenyum.

" Yes , gue bisa minta dianterin nih sama Steven " sorak loren dalam hati.

•••
Siang kala itu begitu terik, seluruh siswa X ipa 1 terlihat begitu lesu, apalagi otak mereka harus diisi dengan rumus kimia di jam terakhir ini.

Mereka berharap bel agar segera berbunyi dan mereka akan terbebas dari suntuknya kala itu.

" Aduh, kapan nih bel bunyii" keluh Cheo.

" Bosen banget gua belajar kimia sama ni guru, udah neranginnya ngak jelas , pake marah marah lagi " dengus Bintang.

" Woi lo berdua jangan ngeluh gitu ngak baik tau, rileks aja pasti dapat " nasehat Stven.

Steven merupakan anak yang cerdas jadi dia sangat suka berurusan dengan mata pelajaran yang sulit.

" Iya iya buat lo pelajaran sesulit apa pun pasti lo telen , lah kami ini ?" kata Cheo.

" Jangan mudah nyerah lo pada, di dunia ini gak ada yang dapet kebahagiaan secara instan " tambah Steven.

Tiba tiba....
Kringg kringg
Suara bel tanda kegiatan belajar mengajar berakhir pada waktu itu.

" Yes, pulang " sorak Bintang.

" Gua jadi bebas dari pelajaran neraka ini " pinta Cheo.

Sementara itu Steven hanya tersenyum melihat kekanak kanakan kedua sahabatnya.

" Yok pulang " ajak Bintang , lalu mereka bertiga pun berjalan menuju pintu kelas.

" STEVEN ! " Leona memanggil Steven.

" Apa ?" Steven menoleh kearah Loren yang berlari lari kecil kearahnya diikuti oleh member the queena dari belakang.

" Ih dia lagi ,dia lagi " Bintang dan Cheo sakit hati.

" Gue ngak bawa mobil nih, lo mau ngak anterin gue pulang ?" ucap Loren dengan puppy eyes.

" Apa ? lo minta anterin sama Steven " Bintang tidak menyangka.

" Jangan Steve jangan " Cheo mengompori agar Loren pulang tidak pake mobil.

" Kalian ini apa apaan si ? " celetuk Vena.

" Temen lo itu ajarin, supaya ngak gatel " bentak Cheo.

" Ehh, dasar " Sherly malas berdebat.

" Mm boleh " balas Steven kepada Loren.

" Yes " ucap Loren sambil berbisik.

Kemudian mereka berjalan menuju parkir.Kecuali Hafi yang berjalan menuju halte dan menunggu angkot yang lewat.

Loren masuk ke mobil Stven dengan perasaan yang berbunga bunga , sementara Stven hanya biasa biasa saja dengan Loren.

" Akhirnya, gue bisa juga satu mobil berdua sama Steven " batin Loren.

Suasana mobil hanya hening, Steven adalah orang yang dingin sehingga dia tidak banyak bicara. Lama kelamaan Loren merasa bosan dengan sikap Steven terhadap dirinya.

" Steven, ntar kamu belok kanan ya , terus belok kiri disana ada palang kompleks Melati ya " Loren memulai percakapan.

" Iya " balas Steven yang masih asik dengan kemudinya.

Dan akhirnya sampailah mereka di kompleks Melati.

" Rumah kamu yang mana ?" tanya Steven sembari melihat lihat kekiri dan kanan.

" Rumah aku yang itu " tunjuk Loren pada sebuah rumah yang dapat dikatakan paling besar diantara rumah lainnya di kompleks itu.

Mereka berdua pun turun dari mobil.

" Thanks ya Steve, kamu udah nganterin aku " ucap Loren dengan wajah yang tersipu malu.

" Iya sama sama , btw gua pulang dulu ya " Steven hendak masuk kedalam mobilnya.

" Eh , kamu ngak mampir dulu ?" tanya Loren.

" Oh nanti aja , makasih" balas Steven disertai senyumannya.

" Please Steve, mampir yah " Loren memaksa.

" Baiklah " Steven mengangguk untuk masuk ke rumah Loren.

" Silakan duduk Steve " Loren mempersilahkan Steven untuk duduk.

" HAFIIII , HAFIIII ! TOLONG BUATIN MINUMAN DUA YA !" teriak Loren.

" Oh, bentar ya Steve aku ke toilet dulu " Loren pun berlari ke toilet.

Tak lama kemudian Hafi datang membawa minuman dengan nampan.

" Silakan diminum " ucap Hafi lembut dan menundukkan wajahnya yang masih dilumuri bedak hitam, sehinngga membuat Steven mengenalinya.

" Hafi ? " Steven tercengang dan Hafi bingung harus berbuat apa.

" Maaf permisi " Hafi hendak pergi meninggalkan Steven karena dia merasa malu dan tidak enak dengan Loren.

" Tunggu !" Steven berdiri lalu menarik tangan Hafi , tanpa disengaja Hafi terjatuh ke pelukan Steven.

Mata mereka saling beradu pandang, Steven merasakan hal aneh sedang menggerogoti hatinya.

" Kok, gua jadi seperti ini ya aneh" ucap Steven dalam hati.

Begitu pula dengan Hafi dia tidak bisa mengontrol jantung yang berdebar begitu kencang ketika berada dalam pelukan Steven.

" Kenapa jantungku berdebar begitu cepat ?, oh Hafi kamu tidak boleh jatuh cinta, apalagi sama Steven yang begitu sempurna dan hanya Lorenlah yang cocok dengannya " monolog Hafi.

Cukup lama mereka bertatapan Hafi merasa tidak enak lalu melepaskan tubuhnya dari pelukan Steven.

" Ohh maafkan aku , tapi sebelumnya terimakasih " Hafi menjadi malu dan merasa tidak enak.

" Tidak apa apa , seharusnya gua yang minta maaf sama elo " gumam Steven.

" Ohh ngak apa apa kok " Hafi tersenyum.

" Tapi lo beneran Hafi kan ?" tanya Steven lagi namun Hafi malah berlari ke belakang tanpa menghiraukan pertanyaannya.

" Steve, kok kamu berdiri sih ? " ucap Loren yang baru kembali dari toilet.

" Oh ngak ada kok " jawab Steven santai lalu kembali duduk.

" Itu yang nganterin minuman Hafi ya ?" tanya Steven.

" Iya, emang kenapa ? " Loren balik bertanya.

" Kenapa dia bisa ada di rumah kamu ? , trus jadi pembantu lagi" ujar Steven heran.

" Mmm dia itu adalah anak pembantu di rumah ini, tapi ibunya udah meninggal sekitar 10 tahun yang lalu , papa sama mama aku mau ngangkat dia jadi anak tapi dianya ngak mau dan dia malah milih buat jadi pembantu deh " Loren berbohong.

" Ohh jadi dia gantiin posisi ibunya ? "

" Iya Steve, ayo minum kok diliatin aja " Loren mempersilahkan Steven untuk minum.

" Hafi, gua jadi penasaran sama lo , apalagi pas gua tatap tatapan tadi , gua ngerasa elo yang sekarang bukanlah elo yang sesungguhnya, dan gua bakalan selidikin diri lo " batin Steven bertekad.

Author jadi baper nih guys
Kalian suka ngak ?

Gimana lanjutannya ya ?
Yuk baca sampe tomat

by Arifa
26 12 2018

TBC

CAUSE I'M A NERD ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang