2

2.4K 193 6
                                    

Misoo merebahkan tubunya di kasur king size berwarna putih dengan tubuhnya yang masih di balut sragam sekolah lebih berantakan daripada saat pagi tadi.

"Ah aku lapar" gumamnya sebelum beranjak dan mengganti bajunya dengan celana repeat jeans diatas lutut, dan kaos lengan pendek berwarna abu-abu bergambar pistol.
Selanjutnya, ia melangkahkan kaki ke dapur untuk memakan sesuatu yang mungkin sudah disiapkan oleh pembantunya disana.

"Ahjumma, masak apa hari ini?" tanyanya setelah sampai di depan meja makan.

"Maaf nona, saya hanya memasak nasi goreng. Karena persediaan bahan makanan di rumah ini sudah habis. Dan tuan belum memberi saya uang untuk membeli bahan makanan." jawab pembantu itu sedikit takut-takut.

"Oh begitu. Memangnya kemana dia?" tanyanya lagi sambil menyuapkan satu sendok nasi goreng daging ke dalam mulutnya itu.

"Sepertinya tuan sedang mengurus cabang perusahaan yang ada di Jeju Island nona. Saya juga tidak begitu yakin." jawab pembantu itu lagi.

"Oh" singkat Misoo sambil terus mengunyah makanannya. 

"Setelah ini aku mau pergi latihan menembak dan mungkin akan mampir ke club, ahjumma berikan saja kunci cadangan padaku. Jadi tidak usah menungguku sampai pulang. Tidurlah, kau pasti lelah seharian mengurus rumah ini." kata Misoo dan berlalu pergi tanpa menghabiskan makanannya.

"Baik nona" jawab pembantu itu, sebelum tangannya bergerak membersihkan sisa makanan di piring Misoo.

Seperti yang ku bilang, Misoo sebenarnya gadis yang baik. Ia sangat tidak tega bila harus melihat ahjumma tua itu menunggunya pulang dengan keadaan tertidur di sofa. Itu sangat menyakitkan. Baginya ahjumma itu adalah wanita yang sangat kuat, Misoo tidak pernah berbuat semena-mena biarpun dia adalah pembantu disini. Mendiang ibunya pernah bilang, "jangan pernah berlaku tidak sopan pada orang yang lebih tua darimu. Itu akan menyakitkan perasaanya. Kau harus menghargai setiap orang, sekalipun orang itu berada di tingkat yang paling rendah."
Itu adalah salah satu kalimat yang selalu Misoo ingat.
Ahhh dia jadi rindu dengan Eommanya.

Dorr...!
Dorr...!
Dorr...!

Tiga peluru itu tepat meluncur pada sasarannya. Kemampuan Misoo dari hari ke hari semakin bertambah.
Sudah lebih dari 5 bulan Misoo menekuni hobi barunya ini. Menurutnya ini adalah olahraga yang sangat menantang dan terlihat keren. Memang. Tapi Misoo tidak pernah menggunakan sembarangan pistol seri raging bull model 454 america's revolver yang harganya berkisar jutaan rupiah yang dia punya itu.
Misoo hanya menggunakannya untuk hobi saja. Namun jika memang mendesak, pistol dengan kekuatan 200 joule ini bisa saja menembus tulang tengkorak seseorang dewasa.

Tak selang begitu lama, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada seseorang menelfonnya.
Dengan wajah yang sangat malas, ia merogoh saku celananya.

"Yoboseyeo?"

"Dimana kau Misoo-ya?"

"Di tempat pelatihan menembak. Wae?"

"Jangan pergi ke club malam ini, temani aku mengerjakan tugas biologi di rumah Taehyung ya?"

"Tidak mau. Malas."

"Hei kau juga harus mengerjakan tugas itu kan? Aku yakin kau tidak akan mengerjakannya nanti. Besok sudah harus di kumpulkan!"

"Cerewet sekali sih!"

"Aku tidak mau tau. Pokoknya satu jam lagi aku akan menjemputmu dirumah. Kau harus pulang sekarang!"

SERENDIPITY | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang