Dokter bilang, Tuan Kim mengalami tekanan darah yang sangat tinggi yang menyebabkan dirinya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit untuk mengontrol kemungkinan yang akan terjadi."Sepertinya Tuan Kim terlalu banyak memikirkan sesuatu yang memberatkan batinya. Saya harap kalian bisa meringankan beban pikirannya."
"Apa tidak sebaiknya di periksa lebih lanjut dokter? Saya akan bayar berapapun biaya nya? Saya ragu, karena hanya tekanan darah mengapa ayah saya bisa sampai tidak sadar seperti itu?" ucap Namjoon dengan rasa khawatirnya.
"Tidak perlu. Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Tuan Kim. Ketidaksadaraan beliau juga di karenakan pola makan yang tidak teratur"
"Tapi dok-"
"Oppa, sudahlah. Percayakan saja pada tim dokter. Dok, terimakasih atas bantuannya"
"Baiklah, saya permisi"
✌✌
Namjoon, Misoo, dan Jimin masih setia menunggui Kim Daehwan yang belum juga sadarkan diri semenjak 3 jam yang lalu.
Namjoon yang duduk di samping ranjang, sambil menggenggam tangan kanan ayahnya tak berhenti berdoa kepada Tuhan agar ayahnya segera sadarkan diri. Begitu banyak penyesalan yang ada pada dirinya menutupi semua amarah yang selalu muncul saat bertemu Kim Daehwan. Bagaimanapun juga dia tetap ayahnya, dan akan selalu begitu."Jim, kau tidak pulang" tanya Misoo yang duduk berdampingan di sofa dengan namja yang di tanyainya.
"Aku masih mau disini"
"Kembalilah, aku takut ibumu akan khawatir"
"Tidak akan"
Misoo menghela nafas dan mengalihkan pandanganya pada jendela. Dirinya terkejut, saat tiba-tiba Jimin merebahkan kepalanya pada bahu Misoo sambil berucap,
"Gantian ya?"Misoo hanya terdiam melihat perlakuan Jimin yang selalu membuat hatinya berdebar. Misoo tidak pernah menyangkal bahwa Jimin memang sosok namja yang tampan. Tapi, dia juga tidak bisa memastikan perasaan apa yang singgah di hatinya ini.
Namjoon yang melihat pemandangan itu sedikit terkejut. Bibirnya sedikit tersenyum jahil, dia tau kedua adiknya ini mungkin mebutuhkan waktu berdua.
"Hei kalian! Jangan bermesraan disini tauk!"
Jimin terkekeh dengan tetap menutup matanya.
"Aku lapar. Sana kalian beli makanan. Kalian juga belum makan kan?"
"Malas hyung!"
"Ck dasar! Ya sudah aku akan pergi dengan Misoo. Kajja Misoo-ya!"
"Eh tidak-tidak aku saja hyung!"
Dengan cepat Jimin menarik lengan Misoo untuk segera keluar mencari makan, meninggalkan Namjoon yang tersenyum geli melihat tingkah konyol dua remaja yang sedang mencari jati diri.
"Nak.."
Namjoon membeku ketika mendengar suara berat yang sangat ia kenali.
"Kau tidak seharusnya membawaku kesini, biar saja aku mati"
"Appa..." lirih Namjoon, sambil melangkahkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | PJM ✔
Novela Juvenil[FOLLOW DULU] Tidak ada orang yang ingin di tinggalkan bukan? *** 📍BTS Fanfiction | Jimin series Cerita ini sudah selesai, tapi tetap hargai karya orang lain dengan memberikan vote dan comment kalian! Thanks💜