"Hyung, kurasa aku bisa menjaganya. Kau percaya saja padaku"Kim Misoo berjalan beriringan dengan sahabatnya, Youra. Pergi ke Sekolah dengan berjalan kaki. Padahal udara sudah cukup dingin. Tetapi mereka berdua yang memaksakan tubunya menerpa dinginnya angin.
"Misoo, apa Jimin baik-baik saja?"
"Kenapa tanya padaku?"
"Kaukan yang menemaninya di ruang kesehatan"
"Itu hanya sebentar, hanya sampai dia makan dan minum obat. Setelah itu aku pergi karena Taehyung datang"
"Memangnya dia sakit apa?"
"Kelelahan"
"Kenapa bisa kelelahan?"
Misoo mengenghentikan langkahnya tiba-tiba dan membuat Youra melakukan hal yang sama.
"Dengar ya Kim Youra. Aku bukan siapa-siapanya. Jadi aku tidak tau dan tidak mau tau. Jangan tanya lagi! Menyebalkan!"
"Iya-iya maaf, ku kira kau tahu. lagi pula kau kan temanya."
"Siapa yang bilang dia temanku?"
"Kau tidak menganggapku teman?"
Suara berat itu menghentikan langkah kedua gadis ini. Mereka menoleh dan mendapati Taehyung dan Jimin yang berdiri 3 langkah di belakangnya.
"Hei Kim Misoo kenapa diam? Kau tidak menganggapku temanmu?"
"Tidak. Dan tidak akan"
Setelah itu, Misoo melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Sudahlah Jim, dia itu memang gadis yang keras kepala."
"Aku tidak akan menyerah Tae!"
"Terserah padamu saja"
"Good morning baby!! Kau sudah makan?" kata Taehyung dengan semangat sambil merangkul pundak kekasih tercintanya itu."Sudah, kajja! Nanti kita terlambat."
"Kajja! Kita tinggalkan saja makhluk jomblo itu. Nanti mengganggu! Daaaaa Park Jiminie!!"
"Awas kau ya!!"
Taehyung dan Youra langsung berlari kecil meninggalkan Jimin yang masih mematung di tempatnya. Mereka itu senang sekali menggoda Jimin perihal pasangan. Pasalnya, Jimin hanya pernah merasakan kencan dan jatuh cinta satu kali. Dengan gadis yang sekarang hilang dari bumi.
Sesaat kemudian Jimin mulai melangkah santai, sambil berpikir bagaimana caranya meremukan kepala batu gadis itu.
Jam pelajaran telah usai. Sore ini hujan mengguyur kota Seoul dengan semangat.
Misoo memutuskan untuk menunggu di lobbi sekolah. Dia tidak bodoh untuk sekedar berlari di tengah derasnya hujan yang akan membuatnya basah kuyub.
Ia memasangkan earphone di telinganya, alunan lagu The Truth Untold mulai menghiasi gendang telinganya. Gadis ini menggenggam ponselnya, memejamkan mata dan memikirkan hari-harinya yang bahagia. Dulu. Dia sangat rindu. Terlebih lagi pada seseorang yang sangat ia sayangi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | PJM ✔
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Tidak ada orang yang ingin di tinggalkan bukan? *** 📍BTS Fanfiction | Jimin series Cerita ini sudah selesai, tapi tetap hargai karya orang lain dengan memberikan vote dan comment kalian! Thanks💜