3

1.8K 179 4
                                    

Malam ini Misoo melangkahkan kakinya di GSM Teracce. Tempat untuknya menghilangkan stress.
Misoo duduk di Meja bar, sambil memegang satu gelas red wine.
Kata-kata Jimin yang mengatainya pela*ur tadi masih terus terngiang di pikirannya. Sepengetahuannya Jimin adalah namja sopan dan selalu di segani. Bagaimana bisa namja itu berkata sedemikian rupa? Aneh.
Dan lagi. Kenapa akhir-akhir ini Jimin brisik sekali di hadapannya. Biasanya tidak seperti itu. Dia namja yang tidak pernah mengajak Misoo berbicara. Ini semakin aneh.

Setelah Misoo menghabiskan beberapa gelasnya. Ia berniat untuk pulang. Kali ini ia tak sepenuhnya mabuk. Entahlah, ia hanya sedang tak ingin terlalu mabuk.

Misoo memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Akan sangat lama menunggu taxi maupun meminta supirnya untuk menjemput. Mengingat waktu menunjukan pukul 11.30 KST.

"Aku tidak pernah memfitnah orang kan?"
Suara itu tiba-tiba masuk ke dalam indra pendengaran Misoo. Ia menghentikan langkahnya, tetapi tidak berhenti menghisap puntung rokok di tangan kanannya.

"Apa kau ingin ku tampar lagi?"

Ya namja tadi itu adalah Jimin, yang sekarang sudah berjarak 50cm dari Misoo.

"Jelaskan padaku apa yang kau lakukan di dalam?" tanya Jimin mengintimidasi.

"Apa pedulimu? Aku sedang tidak ingin berdebat dengan siapapun!" timpal Misoo sembari melangkahkan kakinya pergi.

"Apa pantas gadis berumur 19 tahun pergi ke club malam sendirian dengan pakaian mini seperti itu? Bahkan kau belum boleh minum soju sekalipun. Dan lagi, kau merokok? Wowww."
Kata-kata Jimin berhasil menghentikan langkah Misoo lagi.

"Aku tidak pernah punya urusan denganmu. Urusi saja urusanmu sendiri. Jangan menggangguku!" ketus Misoo, kali ini dia benar- benar melangkahkan kaki secara cepat. Berharap segera menjauh dari namja tadi.

Jimin diam. Lagi-lagi ia melihat punggung Misoo yang manjauh.

👯👯

Pagi ini Misoo kembali melangkahkan kaki dengan malas ke sekolah. Dan yang membuat moodnya hancur adalah, ia harus melewati koridor dengan segerombolan namja populer di sekolahnya itu. Bukan. Misoo tidak takut. Tapi ia malas. Karena apa? Disana ada Jimin, namja yang akhir-akhir ini merusak moodnya.
Mau tidak mau ia harus tetap melangkah, karena itu jalan satu-satunya menuju kelas.
Tinggal beberapa langkah lagi.
Langkahnya terhenti ketika namja itu. Jimin. Merentangkan tangannya seakan menutup jalan yang akan di lewati Misoo.

"Jimin-ah apa yang kau lakukan? Biarkan gadis itu lewat." kata seorang namja bernama Min Suga.

"Aaa apa pantas orang ini di sebut gadis? Lihatlah penampilannya. Ia lebih terlihat seperti gembel!" kata Jimin dengan smrik dan di ikuti gelak tawa teman-teman yang lain.

Misoo mengepalkan tangannya. Ia tak ingin mencari ribut di pagi ini. Itu merepotkan.

"Kalau mau lewat kau harus mencium Jimin dulu!" celetuk namja bernama Jeon Jungkook. Yang lain lagi-lagi hanya tertawa.

"Ewh maaf ya. Tapi aku tidak sudi di cium oleh gadis beraroma nikotin sepertinya." jawab Jimin enteng.

Tanpa basa basi lagi, Misoo mendorong tubuh Jimin hingga namja itu tersungkur. Semua orang terkejut. Dan dengan cepat Misoo menahan bahu Jimin dengan kakinya.

"Ku peringatkan sekali lagi. Jangan menggangguku!!" ketus Misoo sebelum melangkahkan kakinya pergi dari kerumunan itu.

Jimin berdiri di bantu yang lainnya. Ia merasa kesakitan pada bahu kanannya. Gadis itu kuat sekali.

"Aku kan sudah bilang jangan ganggu dia. Kau tidak mendengar." kata namja bermarga Min itu lagi.

👯👯

Kelas berjalan seperti biasa.
Hari ini Youra tidak masuk sekolah. Sakit. Alhasil Misoo sendirian.
Semenjak kejadian pagi tadi, semakin banyak siswa yang membencinya. Terlebih para yeoja yang mengagungkan sesosok Park Jimin.
Misoo tidak peduli. Toh kejadian sebenarnya bukan dia yang salah. Dia tidak takut jika harus di keluarkan dari sekolah karena sudah menyakiti putra tunggal yayasan Seoul Internasional High School.

Disini sekarang. Atap sekolah. Kim Misoo ditemani satu puntung rokoknya dan satu kotak susu coklat favoritnya.
Memandang jauh gedung-gedung pencakar langit kota Seoul yang menyedihkan ini. Tidak. Dia tidak mengatai Kota ini. Dia mengatai dirinya sendiri.
Di jaman semodern ini dia tetap tidak bisa menemukannya.
Kebahagiaan yang dulu ia dapatkan. Sebelum semuanya berakhir mengenaskan. Daan tersisa dirinya yang berantakan.
Gadis itu mengakui bahwa dirinya sekarang buruk. Dia tidak ingin hal terparah yang membuatnya sakit hati terulang lagi. Dengan itu, dia menutup dirinya dari oranglain.

Tiba-tiba seorang namja mengambil susuk coklatnya dan meminumnya sampai habis.
Misoo sedikit kesal dengan namja itu. Ia hampir saja memukul sebelum namja itu membuat tameng dengan tanganya sendiri.

"Apa yang kau lakukan disini Misoo-ya?" tanya namja itu yang ternyata adalah kekasih sahabatnya. Kim Taehyung.

"Tidak ada."

"Jangan pedulikan apa kata Jimin, dia sebarnya sama sepertimu. " celoteh Taehyung.

Misoo terheran dengan kata "sama". Misoo menatap Taehyung meminta jawaban atas pernyataannya.
Tetapi namja itu malah beranjak pergi. Berhenti sejenak dan berkata

"Kesepian di antara keramaian"

Bagaimana bisa?
Misoo tidak percaya dengan apa yang di utarakan Taehyung. Jimin punya banyak teman yang sama-sama menyebalkan. Bagaiman bisa dia kesepian.
Masa bodoh!
Mungkin Taehyung hanya mengada ada.
Mungkin.
Entahlah.
Misoo tidak peduli.












Gimana gais?
Jangan lupa vomment yaw??
💜💜

SERENDIPITY | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang