Dentuman musik disco menerobos ke dalam gendang telinga. aroma-aroma alkohol menyeruak di dalam indra penciuman. Gadis-gadis dengan pakaian mini itu menari-nari di atas panggung menonjolkan bentuk tubuhnya.
Meja bar di penuhi orang-orang yang sedang bercumbu atau hanya sekedar melepas penat. Ya, seperti gadis 19 tahun yang sedang menikmati satu gelas red wine kesukaannya."Kau itu berani minum, kau juga merokok. Tapi kenapa sangat takut dengan gelap? Padahal kau sendiri ada di dunia kegelapan?"
Misoo hanya menanggapi seruan namja yang berada di balik bar itu dengan senyuman.
"Ya! Kim Hanbin, bukankah semua manusia punya kekurangan? Lihat saja dirimu, tampan tapi jomblo!"
"Woaaahhh, aku baru tau ada gadis yang tidak punya kaca!"
Selanjutnya suara tawa ringan hadir di antara mereka.
Namja itu Kim Hanbin namanya, pemilik bar kesayangan Misoo. Mereka sudah cukup akrab, karena Hanbin lah tempat Misoo melarikan diri untuk bercerita tentang pahitnya kehidupan selain Youra. Tentu saja itu terjadi karena Misoo sering kemari. Sebenarnya, Hanbin sudah puluhan kali memperingatkan gadis itu untuk berhenti melakukan kegiatan negatif. Tapi, mau bagaimana lagi? Gadis ini sudah terlanjur amat mencintai minuman beralkohol itu.Pada dasarnya Hanbin tidak terlalu suka dengan Minuman pembunuh ini, tapi dia hanya melanjutkan usaha kakakknya yang sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu.
"Hanbin-ahh, boleh ku tanya sesuatu?"
"Tentu,"
"Apa kau pernah merasakan jatuh cinta?"
"Eiy, perasaan kau baru menegak dua gelas?"
"Aku tidak mabuk bodoh! Aku serius bertanya!"
"Wahhh, wahhh jinjja? Ada apa denganmu?" (sungguh)
"Ck! Aku sudah salah bertanya padamu yang bahkan belum pernah menjamah wanita sekalipun!"
"Ya!! Kau pikir aku seburuk itu? Benar-benar deh! Akan aku belikan kaca paling besar untukmu!"
Misoo tersenyum menang. Jika kalian ingin tahu, Misoo sedikit membuka topeng itu untuk Hanbin, entah karena apa? Misoo sudah menganggap Hanbin sebagai Oppa-nya. Maklum, Hanbin satu angkatan dengan orang itu.
Ah, jadi ingat kan.~
"Nona, di depan sudah ada teman nona yang menunggu"
Misoo melangkahkan kaki setelah menghabiskan sarapannya. Berjalan menuju teras depan hendak menemui temannya itu.
"Apa yang kalian lakukan disini?"
"Jimin hyung mengajakku menjemputmu noona, dia merindakan- Aww!!
Ya!! Jimin-ssi!!!!"Jungkook mengaduh kesakitan karena lengannya saat ini dalam keadaan membiru bekas cubitan Jimin baru saja.
Dengan perasaan tidak bersalah Jimin mengangkat tubuhnya dan berjalan menuju mobil sambil berseru,
"Kajja, kita hampir terlambat!""Kenapa sih hyung itu?"
"Kalau kau tanya padaku, aku harus jawab apa Jeon?"
Mobil itu melesat dengan kecepatan sedang.
Misoo duduk di samping kemudi, matanya tertuju pada jendela mobil yang menyuguhkan padatnya kota millenial ini. Di sisi lain, seseorang yang mengabil alih kemudi hanya fokus pada jalanan. Jangan lupakan wajah kesal pada namja itu, lantaran dongsaengnya telah mengatakan hal yang sangat membuat dirinya malu. menyebalkan! (Adik )Setelah 15 menit, mobil itu sudah terpakir manis. Ketiga manusia itu langsung berpencar setelah berpamitan. Ah, sebenarnya hanya Jungkook yang memisahkan diri. Jadi Misoo dan Jimin tetap berjalan beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | PJM ✔
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Tidak ada orang yang ingin di tinggalkan bukan? *** 📍BTS Fanfiction | Jimin series Cerita ini sudah selesai, tapi tetap hargai karya orang lain dengan memberikan vote dan comment kalian! Thanks💜