Deraian air mata itu mengalir deras dari pipi Misoo, sentakan dari sesorang yang selama ini ia rindukan terus terngiang di benaknya. Iya, dia mengakui bahwa ini salahya. Bahwa ini memang karena dirinya. Tiga tahun yang lalu, saat Kim Misoo masih mempunyai secercah bagian kebahagiaan. Sebelum hari itu terjadi. Hari dimana harusnya dia bahagia sebagai calon pengusaha termuda di abad ini karena memegang gelar sebagai gadis terpandai di Korea tetapi hangus saat dirinya sampai di rumah. Ayah dan kakaknya selalu saja bertengkar, saling mengumpat dan menyalahkan. Tidak ada yang mau mengalah, dan sama-sama keras kepala juga mementingkan ego masing-masing.✌✌
Flasback
"Bodoh! Apa gunanya jadi penulis lagu! Tidak akan jadi kaya! Hanya buang waktu!"
"Kau tidak tau bagaimana hasil karyaku tapi sudah menilai buruk!"
"Kau itu sama dengan ibumu! Suka membantah dan tidak di untung! Bodoh! Memalukan! Mau di taruh mana wajahku saat orang lain tau bahwa seorang pengusaha elektronik mempunya seorang anak yang hobinya menulis lagu tidak jelas itu!"
"Itu memang bisaku! Aku bisa! aku buktikan padamu bahwa aku bisa!"
"Tidak lihatkah kau adikmu itu! Dia cantik! Ramah! Dan pintar dalam berbisnis! Kau harusnya bisa melebihi dia! Tapi bahkan kau lebih bodoh dari dia!"
"Bajingan! Berhenti membandingkanku dengan Misoo! Aku bisa dengan caraku sendiri!!"
"Berhenti!!! Kalian ini kenapa? Tidak bisakah kalian akur dalam satu hari saja? Kenapa? Kenapa aku selalu melihat ini! Appa! Ku mohon, Namjoon oppa tetaplah anakmu! Dan tidak seharusnya appa memperlakukannya sedemikian rupa! Dan oppa! Berhentilah mengumpat pada ayahmu!"
"Hahahha, tidak usah sok membelaku Misoo! Terlihat munafik! Kau senangkan aku selalu di anggap bodoh? Ha?"
"Kenapa kau jadi menyalahkan Misoo?! Dasar anak tidak tau diuntung! Kalau bukan karena Misoo kau itu bukan apa-apa!"
"Misoo! Misoo! Apa hanya dia anakmu? Ha?"
"Kalau iya memangnya kenapa? Apa gunanya mempunyai anak bodoh dan tak berguna sepertimu?"
Mendengar itu, Namjoon mengeraskan rahang dan tangannya.
"Baiklah! Jangan pernah cari aku lagi!"
"Oppa! Kajimaaa! Oppaa kajimarayo!! Oppa mianhe!"
"Dia hanya menginginkanmu! Jangan ganggu aku, karena aku bukan kakakmu lagi!"
✌✌
"Jadi ini ulahmu Jim?"
"Maaf hyung, tapi aku tau kalian saling merindukan."
Namjoon hanya menatap tajam pemandangan yang ada di hadapannya. Kejutan ini bukan yang ia inginkan.
"Bodoh! Aku sudah bilang tidak mau kan? Kau itu teman atau bukan?"
Gadis dengan pecahan kaca di hadapannya itu tak mampu menghentikan air mata yang terus berderai membanjiri pipinya. Dia rindu. Sungguh. Laki-laki yang sangat ia rindukan dari masa kecil. Laki-laki yang sekarang masih membencinya dan bahkan tidak ingin bertemu denganya. Adik kadungnya sendiri.
"Joon, itu dendam masa lalu. Dia itu masih adikmu. Lagi pula itu bukan sepenuhnya salah Misoo kan?" Jin yang merasa dirinya paling tua mulai menengahi pembicaraan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | PJM ✔
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU] Tidak ada orang yang ingin di tinggalkan bukan? *** 📍BTS Fanfiction | Jimin series Cerita ini sudah selesai, tapi tetap hargai karya orang lain dengan memberikan vote dan comment kalian! Thanks💜