Udara dingin di pagi hari menyelimuti kota Seoul yang indah ini. Para siswa dan siswi Seoul Internasional High School sudah bersiap dengan beberapa tas jinjing berisikan baju, dan beberapa peralatan camping lainnya. Berkumpul di lapangan seluas 350h, sembari menunggu intrupsi dari guru.
Tak jauh dari titik kumpul, gadis dengan mata bulat dan rambut coklatnya itu berdiam diri sambil memainkan ponselnya. Terlihat dengan jelas bagaimana rupa dan penampilannya bahwa ia sama sekali tak berniat mengikuti kegiatan ini. Selain memang membosankan, sahabatnya juga tak ada, dan dia di gabungkan dengan tiga yeoja menyebalkan tempo hari.
Aku sungguh ingin pulang, batinya.
"Jadi kau akan satu regu dengan kami?" tanya seorang gadis yang menggunakan bandana pink di kepalanya itu.
Misoo hanya diam tak menanggapi satu patah katapun,
"Kau itu punya mulut apa tidak sih?" gadis bernama Park Sanna itu mulai geram.
Misoo memutar bola matanya malas.
"Kalau sudah tau kenapa bertanya?""Hanya memastikan. karena aku adalah ketua regunya, jadi kau harus menurut padaku. Jangan menyusahkan!" balasnya lagi sebelum berlalu dengan kedua temannya yang sudah seperti bodyguard itu.
Mereka itu pertemanan apa perbudakan?
~
Perjalanan menuju tempat percampingan cukup memakan waktu, mengingat tempat itu berada di Hutan pinggiran kota Seoul yang jauh dari pemungkiman. Kira-kira butuh waktu satu jam untuk kesana.
Misoo duduk sendirian di dekat jendela menikmati perjalanan menggunakan bus yang sudah di sediakan untuk setiap kelasnya, dan jangan lupakan lagu dari BangtanSonyoendan yang mengalun dari headsetnya menuju gendang telinga.Tanpa ia sadari, namja dengan rambut yang tertutupi topi putih sudah duduk manis di sebelahnya.
"Misoo-ya?"
Karena tidak mendapat respon yang baik, Jimin melepas headset Misoo dengan paksa.
"Ck! Kau!"
"Mwo?"
Misoo memalingkan wajahnya lagi, berharap namja yang akhir-akhir ini membuatnya gugup segera pergi dari sini.
"Ya! Kim Misoo? Kau masih marah padaku? Heii itu hanya permainan,
Lagi pula, aku kan hanya mengecu-""Jangan di bahas"
"Baiklah. Tapi jangan mengabaikanku, aku sudah berjanji pada Youra untuk menjagamu. Jadi jangan abaikan aku ya?"
"Tidak perlu, sudah sana pergi!"
"Tidak mau! Aku akan terus membahas yang tadi malam sampai kau tidak mengabaikanku lagi.
Misoo-ya apa kau suka aku ci-""Ah iya sudah! Aku tidak akan mengabaikanmu!"
"Nah gitu dong, ehehe"
"Ya! Jiminie, aku tidak berniat mengabaikanmu. Tapi bisakah kau diam? aku sangat mengantuk dan ingin tidur. Lebih baik kau pergi dari sini."
"Tidak mau! Aku mau duduk disini"
"Ck! Terserah!"
"Tidurlah"
20 menit kemudian, Misoo sudah berada di alam mimpinya.
Guncangan bus yang melewati jalan tidak rata, membuat kepala Misoo bersandar di bahu kokoh Jimin,
Entah apa yang meracuni pikiran Jimin, sampai tangannya tergerak untuk menyisipkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah Kim Misoo. Di usapnya lembut pipi gadis itu dengan ibu jarinya.
Cantik. Satu kata yang mampu menggambarkan bentuk rupa gadis ini. Mata bulat yang memancarkan kerapuhan didalamnya selalu tertutup oleh tatapan tajamnya. Bibir mungil yang jarang sekali tersenyum ini kadang membuat orang lain berpikir tidak baik, bibir ini juga yang terkadang membuat Park Jimin menyunggingkan senyum hanya karena melihatnya mengunyah makanan.
Jimin menyadari, di balik sikap ketus dan ketidakpedulian seorang Misoo, ia mempunyai hati yang sangat lembut dan penyayang. Hanya saja, Misoo selalu menutupi itu semua di balik topeng angkuhnya.
Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Jimin ingin sekali melihat Misoo membuka topengnya, tersenyum dan bahagia seperti remaja lain pada umumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168518372-288-k884032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY | PJM ✔
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU] Tidak ada orang yang ingin di tinggalkan bukan? *** 📍BTS Fanfiction | Jimin series Cerita ini sudah selesai, tapi tetap hargai karya orang lain dengan memberikan vote dan comment kalian! Thanks💜