15.

1.4K 126 2
                                        

Park Jimin POV






Hyung, kapan kau akan pulang?

Mungkin dua atau tiga hari lagi, kenapa? Kau merindukanku?

Aish, aku hanya ingin memastikannya.
Emm, Hyung, boleh ku tanya sesuatu padamu?

Dari tadi saja kau sudah seperti wartawan. Mau tanya apa?

Ehehe, emm apa kau akan langsung menemuinya saat pulang nanti?

Entahlah, aku tidak yakin.


Sambungan telefon itu ku putuskan saat setelah mendengar Namjoon Hyung menghela nafasnya.
aku tidak tau apa yang sedang ia pikirkan, tapi entah mengapa aku sangat yakin bahwa ia sangat merindukannya.
Jika saja aku boleh bicara, pasti akan aku utarakan padanya saat itu, tapi entah kenapa mulut ini begitu kelu saat melihat dirinya sudah terlihat bahagia sekarang. Aku tidak bisa jika harus membuat dirinya melunturkan senyum manis itu.
Ahh ini pilihan yang sulit!



Hari ini sepulang sekolah, Yoongi Hyung mengajak kami berkumpul di basecamp. Dia bilang untuk mempersiapkan kejutaan kepulangan Namjoon hyung.
Yeaahh ini terdengar aneh memang. Tidak biasanya hyung itu bersikap seantusias ini, mengingat bahwa laki-laki yang lebih suka di kenal sebagai Suga itu adalah sosok orang yang malas melakukan apapun dan lebih memilih kasur ketimbang tempat-tempat indah lainnya.
Ah hyung itu,..

Aku melajukan mobil sport putih ini ke jalanan kota Seoul yang sudah padat oleh orang-orang berlalu lalang, banyak siswa sekolah berjalan kaki ataupun sedang menunggu bus di halte,
Halte ya?
Aku jadi ingat saat aku menyuruh Jungkook untuk menjemputnya di halte. Mungkin kalau itu aku, dia tidak akan mau naik mobilku.
Aku harus bertrimakasih pada Jungkook.

Ini aneh, desiran hebat itu selalu datang saat aku berdekatan dengan Misoo. Tidak. Bahkan saat aku memikirkannya juga. Apa mungkin aku mulai menyukainya?

Sejujurnya aku pernah merasakan apa itu jatuh cinta, kurasa. Pada gadis berdarah Korea-Australia. Dia gadis yang cantik dan sangat feminim, aku suka gayanya saat tersipu malu karena aku telah berhasil menggodanya. Aku ingat dengan jelas, bagaimana ia adalah gadis yang pertama kali mencium pipiku, bahkan aku belum pernah sama sekali menciumnya dimanapun. Dulu aku sangat menyayanginya, aku suka melihatnya tersenyum, aku suka saat dia tertawa, dia selalu ada di hari-hariku.
Tapi sekarang, entahlah, aku tidak pernah melihatnya menampakan batang hidung lagi setelah 3 tahun yang lalu.
Dia pergi begitu saja tanpa memberi alasan yang jelas padaku.
Kata terakhir yang aku dengar dari bibirnya adalah,
"Aku ingin hubungan ini berakhir,maafkan aku Jimin"

Aku mencarinya kemana-mana waktu itu, di rumahnya, di rumah tantenya yang aku tau, di rumah sahabatnya, nihil. Satu anggota keluargapun tak aku jumpai. Apa mungkin mereka hilang di telan bumi?
Jujur saja aku sangat tertekan dengan kejadian ini pada waktu itu, sekolahku berantakan. Dan karena hal itu juga yang membuatku untuk pertamakalinya meminum soju, padahal umurku masih jauh di bawah umur.
Seandainya jika aku di beri kesempatan untuk bertemu dengannya lagi, aku hanya ingin dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sampai dia harus meninggalkanku dan pergi tanpa kabar. Hanya itu, sungguh.

Seiring dengan berjalannya waktu, pikiran-pikiran mengenai kenangan gadis itu mulai pudar. Otaku akhir-akhir ini seringkali di hantui sosok gadis yang sangat jauh dari kriteriaku. Aku juga tidak tau kenapa?
Ah, mungkin itu hanya karena dia adalah teman gadis terdekatku selain Youra. Iya hanya karena itu.

Aku memarkirkan mobilku pada bangunan bergaya eropa dengan cat berwarna putih dan lapangan basket di samping kanannya.
Sudah di pastikan aku tidak terlambat datang, karena aku lihat disana hanya ada mobil Jin hyung dan Yoongi hyung.

SERENDIPITY | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang