3:Sadar.

8K 661 13
                                    

Sudah dua hari penuh Balqis tak kunjung sadar, ia dipindahkan ke kamar tamu.

Hari ini Balqis tak sekolah membuat Stephani cemas dan berniat menelponnya untuk menanyakan kabarnya.

Telpon pertama tak ada jawaban, Stephani pun mencoba lagi namun kali ini ditolak."ishh kenapa sih ni anak!"ucapnya kesal.

Stephani tak menyerah ia menelpon lagi untuk ke tiga kalinya.

Berhasil !  telpon tersebut diangkat dan Stephani tanpa basa basi langsung melayangkan pertanyaan.

"Halo, qis lo kenapa nggak masuk ? " Tanya stephani. Namun tak ada jawaban dari sang penerima telpon

"Halo.., Lo sakit?" Stephani.

"Kak balqis lagi tidur "(dengan suara agak berbisik)

" eh lo siapanya balqis, perasaan balqis gak punya adek cewek deh, " ujar Stephani.

"Jangan ganggu tidur kak balqis dulu ya,"  ucapnya dengan lembut namun terkesan menyeramkan .

     Saluran telpon pun terputus dan seketika itu juga Stephani merasakan bulu kuduknya berdiri semua dia ketakutan dan sekaligus heran. Tak lama kemudian hp Stephani berdering menandakan sebuah telpon masuk.

"Halo qis, lo nggak pa-pa?" Ujar Stephani .

"Eh, ini kakaknya Balqis lo temennya balqis ya?"ucap Hazby,ia menelpon Stephani menggunakan handphone Balqis.

"Emm iya, Balqis nya kemana kok dia gak masuk? " Stephani.

"Sorry ya dia gak bisa masuk untuk hari ini dia lagi sakit soalnya, dan ijinin gue juga ke bu tami karna gak bisa masuk sekarang, " kata hazby

"Emang Balqis sakit apaan dan emang lo sekolah dimana kok kenal sama bu tami sih?" ujar Stephani

Oh iya ya dia kan gak kenal gue batin hazby

"Gue satu sekolah an sama balqis mangkanya gue kenal sama bu tami dan soal Balqis sakit apa lo gak perlu tahu."  Ujar Hazby, dan ia langsung menutup telponnya karena ia mendengar teriakan Balqis.

Saat ini Balqis berada disebuah tempat yang menurutnya asing, gelap dan sunyi itu yang ia rasakan saat ini. Balqis juga tak bisa melihat secercah cahaya pun karena sangking gelapnya .

   Tak beberapa lama cahaya putih bersinar dari atas, silauan cahaya tersebut membuat Balqis mengarahkan tangannya keatas untuk melindungi matanya akibat cahaya tersebut. Namun sepertinya sia sia,cahaya tersebut semakin melebarkan terangnya dengan diikuti angin yang berhembus kencang entah dari mana asalnya.

Sangking kuatnya hembusan angin tersebut tubuh Balqis terhempas ketanah yang membuat sikunya sedikit terluka

   "Aw!!"rintih Balqis

Namun tak sampai disitu, cahaya yang tadi muncul di atas kini mengikutinya perlahan cahaya tersebut menghampiri Balqis membuat mau tak mau ia menyipitkan matanya agar lebih sedikit menerima cahaya. Cahaya tersebut makin dekat hingga akhirnya masuk dalam mata Balqis. Darah pun keluar dari kedua matanya. Dia pun merintih kesakitan.

Tanpa Balqis sadari ia kedatangan perempuan cantik memakai baju hitam dengan rambut panjang tak lupa senyum nya yang membawa kesan menyeramkan.

Perempuan tersebut semakin mendekat kearah Balqis lalu ia langsung mendekap Balqis dengan sangat erat. Semula Balqis tersentak dengan pelukan tersebut ia tak tahu siapa yang melakukannya namun ia nyaman di pelukan ini. Sedetik kemudian perempuan tersebut melepas pelukannya dan menatap Balqis dengan mata tajamnya walaupun Balqis tak bisa melihat untuk saat ini ia bisa merasakan ada yang janggal disini.  Benar saja perempuan tersebut bangkit kemudian mencekik Balqis dan mengangkatnya keatas sambil berkata,
"Sekarang kamu boleh bangun"ucapnya.

"Si..i apa kamu ? " tanya Balqis  sambil berusaha melepaskan  tangannya dari lehernya.sesaat kemudian perempuan tersebut melepaskan cekikan nya yang membuat Balqis jatuh kebawah.

"Aa,..!"

  Saat itu umi balqis yang mendengar teriakan Balqis langsung lari menuju ke kamarnya .

"Balqis kamu nggak pa-pa nak? " tanya nya.

" emm .. i ya Balqis gak pa-pa . " Ujar Balqis sambil sedikit ketakutan dengan napas yang tersengal senggal.

"Syukurlah kamu udah sadar, ini minum dulu, " ujar umi nya Balqis.

"Dek..lu gak papa kan?" tanya Hazby khawatir.

"Iya kak santai aja gue nggak pa-pa kok. " Jawab Balqis dengan sedikit senyum di bibirnya.

"Syukurlah lu gak papa jadi gue bisa ngerjain lu lagi. " Ucap Hazby sedikit tersenyum dan hanya bermaksud menghiburnya.

Mereka pun tertawa bersama, seakan semua kembali seperti semula tetapi di dalam pikiran Balqis masih bertanya-tanya tentang yang barusan terjadi olehnya.

Ia melirik ke sekelilingnya,sejak kapan kamarnya jadi klasik begini?

"Ini dimana mi?" tanya nya yang masih memandangi ke seluruh ruangan.

"Kamu nggak inget nak ini kita dirumah nenek, " ujar uminya .

"Kapan Balqis pergi kesini, " Balqis .

Nampak nya Balqis tak ingat kalau dia sekeluarga disini dan kemungkinan ia juga lupa dengan neneknya yang sudah meninggal.

Tak ada jawaban dari umi Balqis maupun dari Hazby

"Udah jam berapa ini ? "  tanya balqis mengubah topik pembicaraan

"Jam 10:23 emang nya kenapa, " jawab hazby

"Balqis sudah telat ke sekolah.., !" Ujar Balqis lalu beranjak berdiri namun tiba tiba kepalanya pusing dan membuat nya kehilangan keseimbangan dan terduduk lagi.


"Udah nak jangan di paksain kamu istirahat aja. " Ujar  uminya dengan memegangi bahu Balqis .

Balqis duduk termenung di atas ranjang. Saat ini di rumah oh tidak di rumah neneknya tak ada siapa siapa. Balqis melirik jam weker di atas yang menunjukkan jam 12 siang. Ini waktunya jam istirahat kemudian terlintas di pikirannya untuk menelpon Stephani. Balqis merogoh handphone nya yang berada di nakas lalu menelpon Stephani.

" Apa kabar ? " Ucap Balqis ketika telponnya tersambung.

Yang pertama ia dengan adalah suara riuh dan teriakan yang terdengar jelas.

" Balqis , Lo sudah sehat ? " Ujar Stephani dari sana namun terdengar seperti orang khawatir.

Teriakan makin terdengar juga jeritan beberapa orang yang masih bisa di dengar oleh Balqis .

" Ada ap- "

Huaaaaaaa......

Next part ya....

See you

Vottenya jangan lupa

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang