21: Di keluarkan

3.6K 370 3
                                    

Enjoy:)

Dhavis membalas pelukan Balqis dengan mendekap juga tubuh Balqis,
Suasana menjadi pilu dengan tangisan Balqis yang semakin menjadi,Dhavis mengangkat tangan kirinya yang tersambung dengan selang infus dan membelai lembut rambut Balqis.mungkin sedikit candaan bisa mencairkan suasana.gumam Dhavis dalam hati.

"Eh kalian tau gak Balqis kalo nangis mukanya jelek banget"ujar Dhavis dengan sedikit senyum dibibirnya.

Marchel, Stephani, dan Dimas yang mendengarnya pun ikut tersenyum.

"Eh beneran loh vhis jelek banget tuh mukanya sumpah mana bedaknya beleberan kemana mana lagi, lu liat gak dim?"marchel.

Merasa diejek Balqis melepaskan pelukannya pada Dhavis lalu kemudian memegang pipinya untuk menghapus air matanya."ih! Kalian apaan sih orang aku gak pake bedak!..ngarang aja"ujar Balqis kesal.

"Eh tapi beneran loh qis tuh mascara Lo luntur ya kan yang"ucap Dimas dengan menyenggol Stephani menggunakan bahunya.eh tapi bentar kalian dengar maksudnya kalian baca apa yang dikatakan Dimas tadi?? Dia memanggil Stephani dengan sebutan 'yang'? Hmmm menarik!

"Wait..!!kalian udah pacaran??"tanya Dhavis.

"Woah!!! Iya ya..kalian berdua kok gak bilang bilang sih PJ nya dong PJ Jan pelit pelit"ujar marchel

Dengan penuh percaya diri Dimas merangkul Stephani "iya iya..gampang kok nanti kalo Dhavis udah sembuh gue traktir kalian semua makan sepuasnya"ucapnya dengan bangga.

Balqis berjalan mendekati Stephani"oh jadi gitu ya gak mau cerita lagi sama gue,tapi its okey langgeng ya sayangku"ucap nya diakhir kata sambil mencubit gemas pipi Stephani.

Merasa malu diperlakukan seperti itu Stephani keluar ruangan dengan sedikit simpul senyum di bibirnya.

"Dim kejar dong!"perintah marchel.

"Harus ya?"Dimas.

"Iyalah bego!"ucap marchel dengan sedikit toyoran ke kepala Dimas.

Dimas pun keluar ruangan untuk menyusul Stephani.

Sementara Dhavis menggenggam tangan Balqis erat,merasa ada yang memegang tangannya Balqis pun menoleh.

"Dek lu jangan nangis lagi ya"ucap Dhavis.

Balqis hanya tersenyum.

Sedetik kemudian pintu terbuka dan nampak lah hazby."Eh apa tadi adek?? Dia adek gue woi!"ucapnya.

"Ih..kak apaan sih "ucap Balqis.

"Gue pinjem adek lu elah..entar gue balikin"ucap Dhavis.

"Yeee..emang adek gue barang maen pinjem pinjem aja"ujar hazby.

"Bi..."ucap lirih marchel.semua pandangan pun menuju ke marchel.

"Lu bisa kok anggep gue adek lu"dengan muka yang dibuat se memelas mungkin yang tentu membuat wajah cakep marchel berbuah menjadi jelek.

"Ihh ogah gue !!"tolak hazby.

Marchel berlari kecil ke arah hazby lalu memeluknya seperti anak kecil."anggep gue adek bi!!..anggep gue adek!!"rengek marchel.

Balqis dan Dhavis yang melihatnya hanya tersenyum, namun tak ada yang menyadari bahwa mata Dhavis sudah menjadi hitam kembali. Marchel sempat melihatnya yang semula tangannya memeluk erat Hazby kini ia lepaskan" maaa.ta Dhavis!"ucapnya terbata bata.

***

Setelah mencari cari Stephani yang tak kunjung ketemu,kini Dimas menemukannya sedang duduk di taman rumah sakit,ia pun menghampirinya.

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang