23 : Dia kembali.

3.6K 327 6
                                    

    I hope you enjoy^-^

Sudah satu jam lebih Balqis mengurung dirinya dikamar, teman temannya pun sudah ia suruh pulang dan kini tersisa kakaknya dan juga orang tua Dhavis yang tengah berbincang bincang di ruang tamu.

Balqis menatap foto dirinya yang tengah merangkul bahu tinggi milik Dhavis, sedangkan Dhavis memegang es krim dengan satu tangan lainya mencolek kan es krim pada hidung Balqis. Kenangan itu sangat indah untuk di kenang, apalagi kakaknya yang selalu merajuk tak jelas ketika ia sedang asik sendiri dengan Dhavis menambah kesan harmonis yang akan tak terlupakan.

•••

2 tahun yang lalu.

Balqis memegang betisnya yang pegal akibat berkeliling kebun binatang bersama dengan dua cowok tersayangnya lebih dari satu jam.

" Masih sakit gak , dek? ", Tanya Hazby .

Ia mengangguk, dengan tangan yang sibuk memijat area betisnya. Tanpa disadari tangannya di alihkan oleh seseorang lalu dengan pelan ia memijat betisnya yang sakit. Setelah dirasa cukup, ia mendongak menatap Balqis seraya bertanya, " Gimana, udah enakan ? " Tanya Dhavis yang masih berlutut di hadapannya.

Balqis tersenyum, lalu ia bangkit  dari duduknya membuat Dhavis juga ikut bangkit. Tak lama mata Balqis menangkap jerapah yang dengan lucunya sedang memakan beberapa dedaunan.

" Kita kesana yuk, jerapah nya lucu " ucapnya sambil menunjuk kearah yang di maksud.

Hazby mendengus kesal, ia sudah bosan berada di sini, dengan cuaca yang panas membuat bulir bulir keringat bercucuran di tubuhnya. Ia heran dengan adiknya ini, kenapa tidak mempunyai rasa lelah ?, Apalagi Dhavis yang dengan senang hati menuruti semua ke inginkan adiknya.

" Besok aja deh , gue udah capek banget " ucapnya.

Balqis menoleh kearah Hazby dengan memanyunkan bibir nya. " Gue beliin es krim deh, gimana? " Tawarnya.

Hazby berpikir sejenak, lalu mengiyakan ajakan Balqis dengan sedikit simpul senyum di bibirnya.

Pergilah mereka ke outlet es krim, setelah membeli es krim mereka memutuskan untuk menghabiskannya di bangku taman yang terletak tak jauh dari outlet es krim tadi. Namun, nampaknya Balqis sudah tidak sabar ingin mengunjungi kandang jerapah itu, ia segera menghabiskan es krim nya lalu menggeret mereka berdua menuju kandang jerapah.

Senyum terukir jelas di bibir Balqis saat ia bisa bersentuhan langsung dengan hewan tersebut.

" Dek, hati hati, nanti di gigit lho" . Ucap Hazby sambil terus menjilat es krim coklat yang berbalut cone itu di tangannya.

Dhavis mengeluarkan kamera dari ranselnya kemudian memberikannya pada Hazby seraya berkata " tolong foto in gue sama Balqis ya " tuturnya kemudian berbalik ke arah Balqis.

Balqis pun mengerti, ia pun berpose ria merangkul Dhavis dengan latar belakang jerapah yang ikut menjulurkan kepalanya ke arah mereka, sedangkan Hazby , dia hanya berdecak sebal seakan disini ia hanya asisten mereka berdua.

•••

Tak terasa kedua matanya berkaca kaca, ia memeluk erat foto tersebut dan mulailah ia menangis, menyalurkan rasa rindunya sekaligus rasa bersalah padanya sampai ia lelap dalam tidurnya.

Di sisi lain, Hazby tengah mengatur alasan se logis mungkin atas kematian Dhavis agar orang tuanya tak khawatir apalagi curiga.

" Sebenarnya Dhavis , sudah lama mengidap penyakit ini , mungkin satu tahun belakangan dia sering mengeluh sakit di bagian perut, tapi selalu menolak saat di ajak periksa ke dokter, atau..., terkadang dia bisa marah kalau ia di paksa " jelas Dhavis .

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang