24: Balqis di culik ?

3.4K 326 3
                                    

Happy reading:)

Tidak sempat menyentuh makanan, mereka semua memutuskan pulang untuk memastikan Balqis ada di sana. Tiba di sana mereka tidak menemukan siapa siapa,bahkan  kamar Balqis masih rapi tidak ada tanda-tanda orang di sana.
Marchel dan Dimas melihat ke setiap sudut rumah namun hasilnya nihil tak ada siapa pun disana.

Ting!.

Notif handphone Stephani berbunyi, ia  mengeluarkan ponselnya dan melihat satu pesan dari nomor yang tidak diketahui.

Tempat gelap, tak ada siapa siapa, dia bersamaku sekarang.

Stephani tertegun, kaget juga tak percaya. Dengan  cepat ia memanggilnya semua temannya. "Gue dapet ini. " Ujarnya sambil menunjukkan isi ponselnya kepada mereka. Seketika Wajah Hazby berubah menjadi merah padam dengan kedua tangannya yang mengepal kuat. Geram. Dia meninju meja kaca yang tak jauh darinya membuat mereka semua mundur agar tak kena pecahan kaca. "Argh! .. Kenapa harus adek gue sih bangsat !. " Seru Hazby seraya meremas rambutnya frustasi. Rima yang takut hanya bisa memeluk kakaknya dengan erat, baru  Kali ini dia melihat seseorang dengan amarah sebesar itu, bahkan kakaknya sendiri  tidak pernah seperti itu.

"Tempat gelap, apa mungkin gudang sekolah?. Disitu kan gak ada yang berani kesana. " Ujar Stephani setelah memikirkan tempat yang di maksud oleh pesan tersebut sambil menatap mereka satu persatu. Setelah mendengar itu Hazby bergegas tanpa menghiraukan tangannya yang mulai mengeluarkan darah karena pecahan kaca. Mereka pun juga bergegas keluar menuju gudang sekolah.

Di sisi lain Balqis mencoba  untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya  di belakang kursi yang sedang dia duduki. Di ruangan yang lembab dan juga gelap disinilah ia sekarang, dengan mulut yang tersumpal kain keringat dingin yang bercucuran menambah rasa takut yang ia rasakan. Sesekali ia berteriak untuk meluapkan ketakutannya juga untuk berusaha melepaskan kain yang menyumpal mulutnya.

Tiba tiba lampu menyala hal itu membuat Balqis bisa melihat seisi ruangan, banyak kain kain putih yang menyelimuti beberapa barang diantaranya sudah usang karna termakan debu . Semenit kemudian terdengar kenop pintu yang bergerak menandakan akan ada seseorang yang akan masuk.

Ceklek..
Benar saja, pintu terbuka dan nampak lah seseorang yang bisa dipastikan orang itu yang membawa Balqis ke sini.

Wajah tampan dengan mata coklat itu pernah memikat hatinya sebelum ia tahu kalau dialah duri yang harus ia hindari. Dia itu hama yang akan merugikan Balqis saja, karna dialah Balqis hampir kehilangan kehormatannya dan juga nyawanya.

" Kita mau kemana sih ?" Tanya Balqis yang sudah mulai tak nyaman dengan baju yang ia kenakan. Bagaimana tidak baju ini hampir mengekspose sebagian tubuhnya.

" Udah kamu diem aja " titah Reno yang sedang menyetir.

Hari semakin malam, namun Reno tak kunjung memberi tahu kemana tujuan mereka kali ini. Karna lelah Balqis akhirnya tertidur sampai ia terbangun diatas kasur yang empuk dengan suara lelaki paruh baya yang tengah mengobrol dengan seseorang di telepon.

' tenang aja om, dia masih segel. Saya berani sumpah. '  Ucap seseorang ditelpon yang suara tersebut sangat sangat ia kenal. Dia Reno kekasihnya.

Hati Balqis hancur , dengan air mata yang bercucuran ia mendekap mulutnya agar tak menghasilkan suara. Tega teganya dia menjual kekasihnya sendiri.

Karna tak mau sesuatu yang buruk terjadi padanya. Balqis mengendap endap keluar kamar karna ia melihat pintunya tidak terkunci.

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang