15:kematian Alfin

3.8K 382 9
                                    


"Gw pengen pulang.." ujar stephani

Marchel pun menoleh ka arah stephani yang sedang menangis.

"Kak...sini" dari kejauhan nampak dehan yang tengah berdiri disana

Marchel pun menghampirinya lalu disusul stephani

"Ada apa han?" tanya marchel

Tanpa bicara dehan menunjuk kearah yang ia maksud dengan mengkodenya melalui bahasa mata.

Dehan memicingkan matanya.

Seakan mengerti dengan apa yang dimaksud dehan,marchel pun menoleh ke arah yang di maksud dehan.

Di arah sana nampak gadis bernama alfi tadi sedang duduk sendiri diruangan yang cukup berantakan yang sepertinya itu gudang.

Marchel mendekat kearah ruangan tersebut.

Namun sampai langkah ke enam ia berhenti,karna ia melihat seorang pria yang diduga olehnya pak agus versi muda masuk ke ruangan tersebut.

Stephani yang penasaran ikut mendekat lalu mensejajarkan posisinya di samping marchel.

Di dalam ruangan

Alfin yang duduk dilantai seraya menangis ditemani sebilah pisau disampingnya.

Kepsek yang ada disampingnya bukannya membujuk alfin agar tenang malah memprovokasi agar segera mengakhiri hidupnya.

"Kamu sudah gak berguna didunia ini"

"Sudah tak ada yang sayang denganmu"

"Lebih baik kau menyusul bapakmu yang sudah bahagia dialam sana"

"Tunggu apa lagi alfin..cepat akhiri hidup mu dengan pisau itu"

Provokasi tersebut mampu mencuci otak alfin.

Disela tangis nya ia mengambil pisau yang ada di sampingnya yang mungkin sudah di siapkan seseorang karna pisau tersebut diikat oleh kain berwarna merah pekat dan terdapat gambar segitiga yang didalamnya ada sebuah mata satu.

"Mungkin bapak benar..tak ada gunanya lagi saya disini"

"Tak ada gunannya lagi saya didunia ini ..tak ada yang sayang denganku..bahkan ibu kandung ku sendiri tega menyiksaku.."ucap alfin tetap dengan tangisnya.

" iya..kamu benar..untuk itu kamu harus pergi didunia ini dan menyusul bapakmu diakhirat"-kepsek

Alfin pun mengarahkak pisau yang ia genggam dan diarahkan ke pergelangan tangan dimana urat nadi berada.

Ia tetap menangis sambil mengumpulkan nyali untuk menyakiti dirinya sendiri bahkan menghabisi nyawanya sendiri.

"Ayo..cepat alfin...cepat.." sorakan dari pak kepsek.

Dan....

Srek..

Alfin telah menyayat tangan nya sendiri ...

Ia merasakan sakit yang teramat sangat

Ia tergeletak lemas dan saat ini yang ada dipikirannya adalah sang ibu

Alfin teringat saat kecil ia sering menghabiskan waktu bersama.

Tak terasa ia menangis..

Rindu...itu yang ia rasakan saat ini

Rindu saat ia tertawa bersama mamanya

" mama...."kalimat itu yang keluar dari mulut alfin

Ia menutup lukanya sendiri dengan tangan lalu ia bangkit

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang