2 : Aneh.

9.3K 759 19
                                    

 
I hope you enjoy^-^

Saat Balqis memegang tangan gadis tersebut namun dengan bersamaan ada menepuk bahunya reflek Balqis menoleh kebelakang dan ternyata

"Aaa .. " Balqis kaget setengah mati, setelah ia membuka matanya ia melihat kakaknya yaitu Hazby " lo ngagetin gue aja sih kak!" Ucap Balqis sambil mengambil napas panjang.

"Lo ngapain di sini?" tanya Hazby

"Lo nggak lihat cewek ini lagi kesakitan. " Ujar Balqis sambil menunjukkan kearah perempuan yang tangannya ia pegang namun lagi lagi saat ia menoleh dimana perempuan tadi berada ia hilang. Untuk kedua kalinya Balqis dibuat bingung.  "lah, dia mana dia tadi?! "ucap Balqis heran dan yang semula ia memegang tangan gadis sekarang berubah menjadi sebalok kayu berukuran kecil

" lo liat cewek tadi nggak? "tanya Balqis  ke Hazby.

"Cewek apa sih, lo dari tadi sendiri dan pegang kayu itu." ujar Hazby sambil menarik kayu itu dari Balqis  dan langsung melemparnya ke sembarang tempat.

" Sudah,  ayo pulang. " Ajak Hazby sambil menarik tangan Balqis keluar.

Setibanya di rumah. Balqis  langsung masuk dan tumben sekali rumahnya sepi biasanya Uminya sudah menunggu diluar.

"Umi  Abi ! " teriak Balqis  sambil masuk ke dalam.

" Lagi keluar kali, dek " sahut Hazby yang ikut masuk kedalam dan merebahkan dirinya di atas sofa.

Balqis ikut duduk disebelah Hazby lalu merapatkan kedua matanya sejenak untuk melepas lelah.

Tak berselang lama handphone nya berdering menandakan ada panggilan masuk, Balqis melihat ke layar ponselnya ternyata itu Abinya yang menelpon.

"Iya bi ada apa"? Tanya Balqis.

Didalam telpon, ayahnya menyuruh Balqis untuk pergi ke rumah neneknya saat Balqis menanyakan kenapa saluran telpon sudah dimatikan secara sepihak.

"Dari siapa? " tanya Hazby dengan mata yang masih tertutup.

"Dari abi, dia bilang kita harus ke rumah nenek sekarang, " ujar Balqis.

Singkat cerita Balqis sudah siap dan sudah mengganti pakainya. Ia turun dari tangga dan terlihat dari bawah Hazby masih tertunduk duduk di sofa dengan seragam sekolah yang masih melekat.

" Kok belum ganti sih! Nanti Abi marah kalau kita lama. " Seru Balqis Balqis kesal. Namun Hazby tak bergeming.

" Ngomong sama siapa dek ? "  Hazby berdiri di ambang pintu dengan memasang wajah bingung dan pakaiannya juga sudah berganti.

Wajah Balqis langsung panik, jadi siapa yang barusan dia marahi?

 Tak butuh waktu yang lama mereka sudah sampai dikediaman neneknya. Diluar juga terparkir mobil dari ayahnya. Balqis masuk terlebih dahulu dan bertemu dhavis. Dhavis adalah sepupunya yang seumuran dengannya.

"Kalian sudah sampai, cepat masuk. " Ujar  dhavis.

Balqis masuk dengan wajah yang biasa biasa saja ia mengamati kesekeliling namun tidak menemukan orang tuanya ataupun neneknya.

" Umi sama Abi dimana? " Tanya Balqis.

" Mungkin mereka lagi keluar, nenek sudah nungguin kamu dikamar. " Mendengar ucapan dhavis , balqis masuk ke kamar neneknya.

Didalam Balqis melihat neneknya yang tengah berbaring, tidak seperti biasanya neneknya seperti ini.


"Nenek kenapa?" tanya Balqis yang duduk di samping ranjang.

"Nenek nggak pa-pa, cuman lagi nggak enak badan, " ujarnya sambil mengecup kening Balqis, " Nenek juga ada sesuatu yang mau disampaikan sama kamu, "

"Mau ngomong apa nek?" tanya Balqis.

"Sebelum itu tutup dulu pintu sama jendelanya " perintahnya

Awalnya ia bingung kenapa harus menutup pintu dan jendela. Namun karena ini perintah Balqis pun mengiyakannya.

Sesudahnya ia duduk kembali.

"Nenek cuma mau ngomong,nenek mau nitip sesuatu sama kamu. " Ujarnya dengan tenang dan sedikit ulasan senyum di bibirnya.

Dalam benak Balqis, ia heran nenek mau nitip apa? balqis juga tidak melihat barang apapun disamping tempat tidurnya. Nenek mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan selanjutnya menyentuh matanya dengan  kedua jempol  dan seketika Balqis jatuh tak sadarkan diri.

Gubrak!
 
Suara tersebut terdengar oleh Hazby yang tengah sendiri diruang tamu. Dengan cepat ia memeriksa kamar neneknya dan menemukan Balqis tergeletak disana.

"Astaga Balqis !" reflek hazby langsung membawa Balqis keluar dan membaringkan tubuh Balqis di sofa yang berada di ruang tamu, kebetulan ia sendiri disini karena dhavis ia keluar sebentar karena ada urusan yang ia harus tangani.

  Setelah membaringkan Balqis ia berlari ke laci untuk mengambil minyak angin. Lalu mengoleskannya ke hidung Balqis.

Panik. Itu yang dirasakan Hazby saat ini adiknya tengah tak sadarkan diri sementara neneknya yang terbaring tak bergerak. Ditambah tak ada siapa siapa disini.

 Tak lama kemudian orang tuanya datang dengan membawa makanan, mereka kaget melihat kondisi Balqis yang terbaring dan tak sadarkan diri . Mereka melayangkan pertanyaan kepada hazby,kenapa Balqis, ada apa dengan Balqis dan seterusnya .

Sebelum ditanyai lebih banyak, Hazby berujar kalau nenek terbaring kaku dikamar. Dengan sigap mereka langsung mengecek kondisi nenek dikamar.

Balqis bisa mendengar betapa panik nya Hazby yang kini tengah berusaha menyadarkannya dengan menyebut namanya beberapa kali,namun aneh ia tak bisa membuka matanya walaupun ia mengarahkan sekuat tenaganya ia tetap tak bisa.

Beberapa saat Balqis mendengar suara tangisan uminya dan di susul suara Hazby yang ikut menangis. Aneh kenapa mereka semua menangis padahal dirinya hanya pingsan . Balqis berusaha membuka matanya ataupun menggerakkan tubuhnya namun tak bisa. Rasanya seperti ia bermimpi namun mimpinya ini nyata.

Nenek sudah nggak ada.

Kalimat itu langsung membuat Balqis menegang, kaget juga tak percaya atas apa yang di katakan ayahnya barusan. Nenek kesayangannya meninggal. Dia harus bagaimana. Balqis tak bisa apa apa sekarang selain hanya bisa menitihkan air mata.


.
.
.
Tunggu next partnya

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang