8 : Pencarian 1

4.5K 417 5
                                    

"Tumbal berikutnya adalah teman dari kalian semua." Marchel dengan suara lirih yang sebenarnya bukanlah dirinya yang sesungguhnya itu adalah sosok yang mengikuti Marchel sejak kecil dia akan muncul atau masuk kedalam tubuh Marchel untuk memberitahukan sesuatu yang penting.

"Dehan.., kamu Dehan kan, kenapa kamu masuk ke tubuhnya Marchel ? " Tanya  Dimas yang memang sudah tahu semua tentang Marchel.

    Balqis, Stephani dan juga Dhavis hanya bisa diam dan menatap lekat kearah Marchel dengan perasaan heran.

"Iya ini aku, kalian harus waspada karna di antara kalian di incar untuk di jadikan tumbal ! " Ucap Dehan sosok yang masuk ke tubuh Marchel dan ia langsung menghilang bersamaan dengan tersadar nya Marchel.

    Marchel yang tersadar ia menggeleng geleng kan kepalanya yang agak pusing.
Dimas mengambil kan segelas air putih yang berada di meja sebelah kasur lalu memberikannya kepada Marchel.

    Selagi Marchel meminum air tersebut Dimas melihat ke arah Balqis, Stephani dan Dhavis.

"Eh kalian kenapa?" Tanya Dimas karena raut muka mereka yang nampaknya begitu kaget dan juga bertanya tanya.

"Nggak pa-pa," ucap mereka bersamaan.

"Oke jadi ada orang yang mau jahatin kita rupanya dan dia ngincar salah satu dari kita," jelas Dimas.

"Gue juga mikirnya gitu Dim, karna nggak mungkin juga gue di tusuk kalo gue nggak ada salah apa apa."  Marchel lalu meletakkan gelas nya di meja.

"Sebentar deh, tadi kan gue di kantor kepala sekolah, gue liat pak kepsek itu badannya kayak nggak vit gitu mukanya juga babak belur kayak abis di pukulin," jelas Stephani.

Flashback on

    Ketika Stephani mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di kelasnya, tiba tiba terdengar suara speaker kantor yang mengumumkan bahwa dirinya di panggil oleh staf sekolah.

Siswi yang bernama Stephani Kim harap menuju ke kantor sekarang juga.

    Mendengar namanya di panggil Stephani pun beranjak dari tempat duduknya ia izin terlebih dahulu kepada guru yang mengajarnya lalu ia pergi kekantor. Setibanya di kantor Stephani di panggil oleh Bu Ema selaku staff sekolah untuk mencocok'kan data dirinya.

    Setelah selesai Stephani hendak kembali ke kelasnya, di jalan ia berpapasan oleh pak Agus selaku kepala sekolah, Stephani heran dengan wajah pak Agus yang nampaknya begitu babak belur.

Stephani pun menjabat tangan pak agus seraya menanyakan keadaannya.

" Bapak nggak pa-pa ? " Niat Stephani bagus memang sebagai murid menanyakan apa yang telah terjadi kepadanya namun, alih alih menjawab dia malah pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Flashback off

    Mereka pun melanjutkan obrolan mereka seputar siapa yang telah menusuk Marchel. Tanpa mereka sadari seseorang yang mengintip dari balik pintu dengan ekspresi meremehkan, lalu ia pergi begitu saja.

"Entah kenapa gue penasaran sama gudang yang ada di sekolah, " ujar Balqis

"Gue juga, kayak ada yang ganjel aja gitu." Tutur Marchel seraya menatap mereka satu persatu.

"Apa nanti malem kita kesana aja ? feeling gue juga kayak ada yang nggak biasa gitu." Ucap Dimas dan di angguki oleh mereka semua.

    Mereka berlima sudah berkumpul di depan gerbang dengan membawa semua peralatan yang sekiranya bisa membantu mereka.

"Oke kita masuk sekarang, jangan ada yang berisik takut nya ada yang denger dan jangan ada yang mencar kalo mau apa apa ngomong dulu sama gue." Titah Marchel mendahului. Merekapun menyetujui nya lalu mereka masuk kedalam halaman sekolah.

Rahasia Gudang SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang