53. Pasca Putus

1.9K 131 9
                                    

Playing: I'm Not The Only One - Sam Smith



♬♬♬

Saat pelajaran olahraga, karena guru yang bersangkutan tidak masuk, jam pelajaran jadi kosong. Licia bersama dengan Erick, Matthew, Thomas, dan juga dua teman kelas mereka lainnya yangbernama Zein dan Alan, memilih untuk bermain basket di lapangan indoor sekolah. Mereka membagi diri mereka menjadi dua tim.

Tim A adalah Licia, Erick, dan Alan. Sedangkan Tim B berisi Matthew, Thomas, dan Zein. Kedua tim itu bermain dengan cukup sengit. Walaupun dalam tim A ada seorang anggota perempuan, tapi kemampuan bermain Licia tidak bisa di pandang sebelahmata. Cewek itu beberapa kali menyumbangkan poin untuk tim-nya, dia juga acap kali membuat tim lawan kesulitan karena
kelincahannya dalam membawa bola ke dalam ring.

"Nah, sekarang lo mau kemana Li?"

Kini, Licia tidak bisa bergerak. Dia di kepung oleh Thomas dan Zein di sisi kiri dan kanannya. Licia melirik ke arah kiri dan kanannya. Mencari di mana teman-temannya berada.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, Alan melambai. Segera Licia melemparkan bola di tangannya pada Tristan. Dan, berhasil. Cowok itu menangkapnya dengan sempurna. Kemudian dia mendrible bola dan memasukannya ke dalam ring dengan sangatmudahnya. Licia tersenyum. Dia memeletkan lidahnya pada Thomas dan juga Zein yang saat ini sedang menatapnya kesal.

Permainan kembali berlanjut. Kali ini bola berada di tangan Matthew. Licia berusaha untuk mendapatkan bolanya. Tetapi,Matthew terlalu ketat membayanginya. Saat Licia berada di dekatnya, cowok itu akan dengan sengaja mengangkat bola di atas kepalanya sehingga Licia tidak dapat menggapainya, itu semua karena badannya terlalu pendek!
Matthew berhasil memasukkan bola dan Licia cemberut karenanya.

"Lo curang!" teriak Licia.

"Curang apaan?" tanya Matthew dengan kekehan jahilnya.

"Lo selalu ngangkat bolanya saat gue mau ngambil itu bola."

"Loh, emang apa salahnya? Itu bukan curang, tapi emang dasar elonya yang pendek!" Matthew tertawa. Diikuti oleh Thomasdan Zein. Alan hanya mengulum senyumnya. Sementara Erick, dia menggelengkan kepalanya.

"Dasar brengsek!" maki Licia.

"I Love You too," balas Matthew yang semakin membuat Licia kesal. "Elah jangan cemberut gitu. Gue bercanda kali. Lo emang pendek. Tapi, lo imut, cantik, dan menggemaskan."

Mendengar perkataan Matthew, Licia justru bergidik ngeri. Cewek itu berlagak ingin muntah. "Anjir, geli banget gue ngedengernya."

"Dasar emang kampret ya lo. Bukannya seneng gue puji, ini malah pengen muntah."

Licia ikut terbahak. Kemudian dua anak itu saling melemparkan ejekan yang membuat anggota lainnya tersenyum karena melihattingkah keduanya yang sebentar bertengkar, sebentar berbaikan.

"Woy, ayo lanjut lagi mainnya," teriak Zein dari ujung lapangan.

Selama satu setengah jam itu, mereka terus bermain basket. Mereka terlalu asyik bermain hingga tanpa sadar kalau bel istirahat sudah berbunyi beberapa saat yang lalu.Bola kembali berada di tangan Licia. Setelah berhasil melewati Matthew, kini tinggal beberapa langkah lagi baginya untukmemasukan bola ke dalam ring. Tapi, niatnya itu terhenti ketika secara tiba-tiba seseorang dari arah kirinya dengan sangat cepatmerebut bola darinya.

Bahkan saking cepatnya, Licia sampai melongo di tempatya. Barulah beberapa detik kemudian ia tersadar dan menyadari kalauorang yang telah merebut bola darinya bukanlah bagian dari kedua tim.

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang