5. Music Is My Life

3.7K 237 41
                                    

Play: Miley Cyrus - The Climb


REVISI


♬♬♬

Keesokan harinya, Licia tidak masuk sekolah. Licia tumbang, tengah malam tiba-tiba saja badannya menggigil. Suhu badannya yang panas bahkan sampai membuat Kenneth bangun dan panik karena mengetahui ia demam.

Cowok itu langsung menelpon dokter pribadi mereka. Ia tidak peduli kalau pada saat itu jam sudah menunjukan pukul 00.30 malam. Saat dr. Charlie datang, ia langsung memeriksa keadaan Licia. Tanpa bertanyapun, dia sudah tahu alasan mengapa luka-luka itu ada di badan Licia. Bertahun-tahun menjadi dokter pribadi keluarga itu membuat dia tahu mengenai apa saja yang terjadi dalam keluarga DuBois.

Licia terlalu lelah, dia juga mengalami stres, belum lagi luka-luka di badannya yang semakin membuat keadaannya parah. Apalagi suhu badannya yang sampai 39°, Licia terpaksa di infus.

Selama Licia sakit, Kenneth adalah orang yang paling sigap merawatnya. Ia bahkan sampai colos karena tidak ingin meninggalkan Licia sendirian.

Kedua orangtua dan juga kakak pertamanya tidak bisa merawatnya. Kakaknya, Dominick, dia sedang berada di Jepang untuk berlibur. Sementara kedua orangtuanya ada di luar kota untuk urusan pekerjaan.

Tadinya, mereka bersikeras untuk pulang karena khawatir pada Licia. Tetapi, Licia dan Kenneth berhasil meyakinkan mereka kalau Licia baik-baik saja. Lagipula, Licia belum siap untuk bertemu dengan orangtuanya karena luka-luka di tubuhnya belum mengering.

Licia menatap kearah luar jendela kamarnya dimana langit tampak begitu cerah dengan hiasan awan putih dan juga mentari. Suara burung yang berkicau seakan menambah kehangatan hari itu. Sudut bibir Licia terangkat sedikit. Di luar sana tampak begitu hangat. Tapi, tidak dengan mansion megah ini.

Walaupun mansion ini di huni oleh banyak orang, tapi suasana disini selalu terasa dingin dan mencekam. Licia lebih suka tinggal di rumah milik Hans, rumah rooftopnya yang minimalis, atau rumah keluarga kandungnya yang walaupun kecil, tapi terasa begitu hangat.

Mengingat tentang keluarga kandungnya, tanpa terasa bulir air mata jatuh dari pelupuk matanya. Licia merindukan Mama dan Bapaknya. Licia rindu usapan lembut Nina pada kepalanya saat ia sakit. Licia rindu nyanyian Arman. Licia rindu bertengkar dengan Dina -kakak kandungnya-. Licia merindukan mereka semua.

Ketika Licia terluka, mereka adalah orang-orang yang ingin Licia peluk selain Kenneth, Dominick, Aluna, dan Hans.

"Lagi apa?" tanya sebuah suara dari arah pintu kamarnya. Bibir Licia tersenyum ketika ia menemukan Kenneth berdiri di sana dengan kedua tangan yang memegang sebuah nampan berisi bubur, segelas air putih, dan juga beberapa tablet obat.

Kenneth berjalan menghampiri Licia. Dia meletakkan nampan itu di atas nakas di sebelah ranjang Licia. Untuk beberapa saat yang di lakukannya adalah mengecek selang IV milik Licia. Ketika dirasanya alat itu berjalan dengan normal, Kenneth mulai naik ke atas ranjang dan duduk di sebelah Licia.

"Kenapa nangis?" tanyanya ketika melihat wajah Licia yang basah. Kenneth menyentuh wajah adiknya. Menghapus air mata itu dengan begitu lembut. "Kenapa nangis hmm?"

"Gue kangen Mama Nina, Bapak, sama Teh Kania," ucap Licia dengan suara yang parau. Dia mendongakkan wajahnya untuk melihat raut wajah Kenneth.

"Mau telfon mereka?" tanya Kenneth lembut.

"Boleh?"

"Iya. Tapi lo makan dulu ya."

Wajah Licia langsung cemberut. Kenneth tertawa. Dia mengacak-ngacak rambut Licia. Dari dulu, dia selalu gemas pada adik angkatnya itu. Menurutnya, Licia itu adalah anak yang sangat lucu. Makanya, Kenneth sangat nyaman bersama dengan Licia. Dan dia beruntung bisa memiliki Licia sebagai adiknya dalam hidupnya.

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang