24. Jealous

2.5K 152 3
                                    

Play: Jealous - Jasmine Villegas

♬♬♬

Hari senin, seperti dugaan Licia, namanya kembali menjadi trending topic sejajar dengan nama Erick, Shane, dan Caitlyn. Untuk namanya dan Erick, mereka menghujat Licia karena sudah bersikap sok jual mahal.

Sementara untuk namanya, Shane, dan juga Caitlyn, mereka mengganggap kalau Licia adalah penghalang di antara hubungan dua orang itu. Padahal, menurut mereka, di bandingkan dengan Licia, Shane lebih cocok dengan Caitlyn.

Tapi, Licia sama sekali tidak memusingkan itu. Ada hal yang lebih penting baginya. Yaitu, siapa yang sudah mengiriminya surat teror itu? Padahal kemarin jelas-jelas hanya ada Licia di sana. Dan lagi, kalaupun ada orang, Licia sama sekali tidak mendengar ada suara langkah kaki.

Seseorang menabrak bahunya. Licia baru saja akan meneriaki orang itu, sampai ia menyadari siapa pelaku tersebut. Licia berlari, menyusul orang itu yang berjalan dengan cepat.

♪♪♪

Semua orang tidak berhenti menatap kagum padanya. Tetapi, mereka tidak berani untuk mendekatinya. Apalagi dengan aura menyeramkan yang ia keluarkan pagi ini. Seakan-akan kalau ada yang berani mendekatinya bahkan hanya dalam jarak satu meter saja, ia sudah siap untuk menerkamnya.

Regan menyadari hal itu. Tetapi, dia sama sekali tidak perduli. Mood-nya benar-benar buruk pagi ini. Semalam, ia kembali bertengkar dengan Darlena. Luka di bibirnya adalah bukti kemarahan dari Mami-nya. Regan mendengus. Ini bahkan tidak seberapa. Biasanya wanita itu akan lebih parah melakukannya daripada ini.

Dan sekarang, alasan dari pertengkaran mereka sedang berdiri tidak jauh darinya, menghalangi jalannya. Dalam hati, Regan menggeram kesal. Apalagi saat cewek itu berjalan mendekatinya. Cewek ini sebenarnya bego atau tidak peka sih? Bagaimana bisa dia tidak merasakan aura menyeramkan Regan? Padahal, murid lain merasakannya dengan sangat jelas.

Senyuman manis itu bukannya membuat Regan terkesan, tapi justru membuatnya semakin muak akan kepolosannya yang palsu. Dia tidak tahu apa yang menarik dari cewek ini sampai-sampai Darlena bersikeras agar dia dekat dengannya. Tapi, menurut Regan, cewek ini pasti cewek matre yang gila nilai dan juga harta. Dia pasti sengaja mendekati Mami-nya untuk mendapatkan nilai yang bagus dan juga beasiswa penuh untuk kuliah.

Gadis ini benar-benar berbahaya! Setelah mendapatkan Shane, bisa-bisanya kini ia mencoba untuk mendekatinya? Hah, jangan harap rencananya itu akan terealisasikan karena Regan akan terus mendorong cewek itu menjauh dan menggagalkan semua rencana busuk yang ada di kepala cewek itu.

"Hai Regan," sapa cewek itu dengan senyuman cerianya yang hanya bertahan sesaat. Wajahnya kini menampakan raut kekhawatiran. Hah, itu pasti acting! "Lo kenapa?"

Regan menepis tangan Licia yang memegangi luka di sutdut bibirnya. Dia tidak suka anggota tubuhnya di pegang oleh orang lain. Terutama oleh Licia. "Apa-apaan lo?" tangan Regan mendorong Licia. Beruntungnya cewek itu dapat menyeimbangkan badannya sehingga ia tidak jatuh. "Jangan pernah lo pegang-pegang badan gue!"

Setelah mengatakan kalimat bernada pedas itu, Regan lalu beranjak pergi. Sebuah tangan menahannya. Regan baru saja akan memarahi cewek di depannya, sampai ia merasakan sebuah benda berada di tangan kanannya.

"Obatin luka lo. Entar kena infeksi," ucap Licia sambil berlalu pergi. Regan mematung di tempatnya. Matanya menatap punggung Licia yang bergerak semakin menjauh. Mata tajam itu kini beralih menatap benda berwarna biru langit bergambar bintang-bintang kecil putih di tangannya.

Sebuah plester.

Entah Regan menyadari atau tidak, tapi bibirnya sedikit terangkat ke atas. Regan tersenyum. Dan, saat ia sadar dengan apa yang di lakukannya, Regan menggelengkan kepalanya. Kembali dia mendoktrin dirinya dengan hal yang buruk mengenai Licia.

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang