11. Antara Licia, 3 Cowok Kece dan Treasure

3.3K 204 19
                                    

Play: Love Scenario - iKON


REVISI


♪♪♪

"Nih, pakek ini."

Licia mengambil sebuah paper bag berwarna hitam yang di sodorkan Rachel. Lantas ia melihat isinya yang ternyata adalah seragam baru.

Saat ini dia berada di kamar mandi di gelanggang renang. Setelah selama satu setengah jam pingsan, akhirnya Licia sadar dan menemukan dirinya terbaring di atas brankar ruang kesehatan dengan Rachel di sebelahnya.

Katanya, tadinya ruangan itu di penuhi oleh orang-orang yang ingin menjenguk Licia. Tapi, mereka semua termasuk Charlotte dan juga teman baru mereka Anjani, di suruh kembali ke kelas oleh dr. Anna selaku penjanga ruang kesehatan.

Hanya satu orang yang di perbolehkan untuk menjaga Licia. Dan secara random, dr. Anna memilih Rachel.

"Lo beliin ini buat gue?"

"Bukan," jawab Rachel. Dia terlihat ragu untuk mengatakan perkataan selanjutnya. "Tadi Shane yang kasih ini ke gue."

"Apa? Shane?" tanya Licia tidak percaya. Tentu saja, buat apa cowok itu membelikannya seragam baru? Dan, lebih daripada itu, kenapa dia peduli dengan Licia? Halah, bodo amat. Yang penting dia punya seragam dan sepatu baru untuk di pakai. Dia tidak mungkinkan memakai seragam sekolahnya yang sudah kotor.

Dan setelah ini, tugasnya adalah untuk membayar apa yang sudah Shane berikan padanya. Walaupun mungkin Shane memberikan ini pada Licia, tapi dia tidak ingin punya hutang pada siapapun. Sekalipun orang-orang mengenalnya sebagai orang yang miskin, tapi Licia tidak mau dianggap mata duitan oleh orang yang ia sukai.

"For your information, doi juga yang udah ngegotong lo waktu lo pingsan," lanjut Rachel yang membuat Licia semakin melongo. Tapi, itu hanya bertahan sesaat karena selanjutnya, Licia tersenyum. Dia ternyata tidak salah menyukai Shane. Cowok itu diluarnya saja cuek, tapi sebenarnya dia orang yang baik.

Tapi, apa mungkin Shane benar-benar menolongnya? Soalnya tadikan keadaannya itu sangat enggak banget. Badannya bau air got dan seluruh tubuhnya di penuhi dengan tepung terigu. Ini fix, sepertinya Rachel ngaco. Dia pasti ngarang. Seharusnya cewek asal Korea itu masuk klub jurlanalistik. Bukannya dance.

Seakan tau apa yang Licia pikirkan, Rachel lantas berucap. "Lo mungkin enggak percaya. Tapi, itu kenyataannya."

Licia mengangkat kedua bahunya. Tidak mau terlalu memikirkan perihal aksi heroik Shane yang menolongnya. Sekarang yang paling penting adalah membersihkan dirinya yang terlihat seperti adonan kue.

Memikirkan hal ini, Licia jadi keki sendiri. Anak-anak orang kaya itu memangnya gak sayang apa, terigu sebanyak ini malah di pakai untuk mengerjai Licia? Padahal kalau Licia adon tuh semua terigu, dia bisa saja membuat 100 cupcakes dan membagi-bagikannya pada anak-anak jalanan.

"Li," panggil Rachel dari luar bilik. Badannya menyandar pada pintu tempat dimana Licia mandi.

"Apa?"

"Gue mau nanya."

"Satu pertanyaan dua juta." Licia meloloskan kemeja putih dari tubuhnya. Dia lantas menurunkan rok beserta dalamannya.

"Kampret. Laga lo udah macem artis aja."

Licia tertawa. Semenjak hari jum'at kemarin, dia dan Rachel jadi semakin akrab. Sifat cerewet cewek itu yang membuatnya nyambung dengan cewek bermata sipit itu. Dan lagi, fakta mengenai Rachel yang anak asli korea juga membuat Licia semakin dekat dengan cewek itu karena dia sendiri merupakan penggemar dari musik-musik Korea.

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang