64. Sebuah Video

2K 133 6
                                    

Play: Coagulation - Super Junior


♬♬♬

Hari-hari berlalu begitu cepat. Berkat perawatan intensif dari Charlie dan juga dukungan dari teman-temannya, Licia semakin pulih. Setiap hari, bergantian mereka selalu menjaga Licia. Mengajaknya mengobrol, membuatnya tertawa.

Tapi, ada yang sedikit janggal. Semua teman-temannya tidak memperbolehkan Licia untuk melihat TV dan memegang ponsel. Setiap kali Licia bertanya mengapa, mereka dengan kompak akan menjawab kalau itu semua demi kesehatan Licia. Dan ini membuat Licia jadi curiga kalau ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

Selain itu, mereka juga melarang Licia untuk pergi ke luar dengan alasan kalau udara luar tidak baik untuk dirinya. Sungguh, ini sangat menyiksa Licia. Tanpa, ponsel, tanpa TV, dan tidak ada ruangan bebas udara, Licia merasa sangat pengap dan juga bosan.

Tapi, daripada memikirkan hal itu, ada yang lebih menganggu pikirannya. Sudah selama seminggu lebih setelah dia sadar, tapi tak ada satupun keluarganya yang menjenguknya. Mereka bahkan kalah peduli dengan keluarga Kwon dan juga keluarga Werner yang setiap hari selalu mengunjunginya. Nancy bahkan selalu memanjakan Licia saat ia berkunjung.

Ah, lihatlah, hanya karena secarik foto, semua hidupnya berantakan. Yah, beginilah nasib hidup di jaman milenial. Dimana secarik kertas bisa jadi bukti bahkan walau tanpa penyelidikan sekalipun. Sungguh miris.

"Licia," panggil seseorang seraya menepuk pundaknya. Licia tersentak kaget. Dia lantas menoleh ke arah asal suara.

"Dimitri Grand-père?" tanya Licia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

"Hey sayang, bagaimana kabar kamu?" tanya Dimitri lembut. Satu tangannya mengelus kepala Licia sayang.

"Licia semakin membaik. Ini semua berkat Daddy Charlie. Dia merawat Licia dengan sangat baik."

Dimitri tersenyum. "Syukurlah. Kalau begitu, sepertinya, aku harus memberikan Charlie hadiah karena dia sudah mengurus cucuku yang cantik ini."

Licia tersenyum. Pria tua di depannya adalah salah satu orang yang sangat menyayanginya di keluarga DuBois. Namanya Dimitri Gauthier DuBois. Dia adalah adik kandung dari Léo. Tapi, walaupun mereka kakak beradik, sikap mereka sama sekali bertolak belakang.

Kalau Léo memiliki sifat keras dan tegas, maka Dimitri memiliki sifat lembut dan hangat. Dimitri selalu tersenyum. Bagi Licia, dia seperti malaikat. Dari Dimitrilah Licia dapat merasakan kasih sayang seorang kakek yang sesungguhnya.

"Apa kamu sudah makan Ma Chérie?"

Licia diam. Mendengar Dimitri memanggilnya Ma Chérie, rasanya dia ingin menangis. Ma Chérie adalah panggilan yang biasa Hans gunakan untuk memanggilnya. Licia sangat menyukainya. Panggilan itu begitu spesial untuknya.

"Sayang, kenapa wajah kamu jadi sedih? Apa Grand-père melakukan kesalahan?"

Licia menggeleng. "Tidak. Grand-père sama sekali tidak melakukan kesalahan. Hanya saja panggilan Grand-père membuat Licia teringat dengan Papa."

Mendengar penuturan Licia, Dimitri  langsung mengerti. "Kamu merindukan mereka?"

Licia mengangguk. "Oui, ils me manquent beaucoup." (Ya, aku sangat merindukan mereka.)

Dimitri merengkuh Licia kedalam pelukannya. Menyalurkan kasih sayangnya melalui pelukan itu. Menguatkannya, mengatakan padanya kalau masih akan selalu ada yang akan mendukungnya. "Tu dois être fort cher, tu dois être fort. En tant que représentant de la famille DuBois, le Grand-père s'est excusé." (Kamu harus kuat sayang, kamu harus tegar. Sebagai perwakilan dari keluarga DuBois, kakek meminta maaf.)

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang