66. Abe dan Kisah Rajawali

2K 134 15
                                    

Playing: Faded - Alan Walker



♪♪♪


"Apa dia ada di dalam?" tanya Abe pada salah seorang pria yang menjaga di depan pintu.

"Ya Tuan, wanita itu ada di dalam."

Abe mengangguk mengerti. Pria penjaga pintu itu membukakan pintu untuknya. Abe segera masuk ke dalam. Matanya langsung tertuju pada sosok seorang wanita yang duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan yang terikat ke belakang.

Merasakan kehadiran seseorang, wanita itu yang pada awalnya menunduk, kini mengangkat kepalanya. Dari sorot matanya, jelas sekali dia terlihat kalau dia ketakutan. Mungkin saja dia sudah sadar mengapa dia berada di sini.

"Selamat malam Nona Risma, bagaimana kabar Anda setelah menghancurkan hidup seorang anak perempuan?" tanya Abe dengan intonasi kelewat datar dan juga dingin.

"A..apa maksud Anda?" tanya wanita itu tanpa menatap mata Abe. Kentara sekali kalau dia sengaja menghindari tatapan Abe yang mengintimidasi.

"Pelakor?" Abe tertawa. "Bagaimana bisa seseorang menjadi perusak rumah tangga Anda, sementara Anda sendiri belum menikah?"

"Jangan sok tau, Anda sama seklai tidak tau apa-apa tentang Saya."

Salah satu alis Abe terangkat. "Benarkah?" Abe menagambil sebuah berkas yang di berikan oleh seorang pria yang bertugas untuk mengawasi wanita itu. "Risma Bunga, 27 tahun, anak pertama dari dua bersaudara. Nama Ayah Danang, Nama Ibu Wati, memiliki seorang adik bernama Haikal yang saat ini menempuh pendidikan di SMA...,"

"Cukup!" teriak Risma. Raut wajahnya semakin ketakutan. "Apa maumu?"

Abe tersenyum. "Sebuah kesepakatan."


♬♬♬


Di sisi lain, di sebuah klub mewah di sebuah kota di Jakarta, terlihat dua orang perempuan dan laki-laki sedang berpesta di sebuah ruangan VIP. Sebenarnya si perempuan belum di perbolehkan untuk masuk ke dalam klub. Tapi, karena uang, akhirnya dia lolos dari peraturan klub.

Hari ini mereka berpesta kecil untuk merayakan jatuhnya Licia di mata publik. Pesta besar akan diadakan saat kematian Licia terjadi. Ahh, rasanya mereka sangat tidak sabar untuk menunggu saat-saat itu tiba.

"Lo tau? Saat melihat Licia di usir dan di perlakukan dengan kasar oleh keluarga DuBois terutama oleh Mama, Papa, dan kedua kakaknya, saat itu rasanya gue ingin berteriak saking senangnya." Angsa mengatakan kata-kata tak berperasaan itu dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

Rajawali menggelengkan kepalanya. Baru kali ini dia melihat senyuman Angsa yang lebar. Dan, harus ia akui kalau senyuman itu terlihat sangat manis. Rajawali meraih gelas berisi vodka di atas meja. Dalam sekali teguk, dia menghabiskan minuman keras itu.

Kemarin adalah saat-saat bahagianya. Bukan hanya Angsa. Rajawalipun merasa sangat bahagia. Dia senang saat akhirnya keluarga DuBois menendang Licia dari rumah. Dan, kebahagiaannya semakin bertambah saat mereka juga tak mengakui Licia.

Ini adalah balasan yang setimpal atas perbuatan yang telah Licia lakukan pada adiknya. Licia pantas mendapatkan ini. Karena keserakahan cewek itu, dia harus kehilangan adik yang sangat Rajawali cintai.

Sebesar apapun cintanya pada Licia, tak akan pernah bisa menghapus rasa sakitnya karena ulah cewek itu. Bukan karena dia mencintai Licia, sehingga ia bisa dengan mudah memaafkan Licia. Tidak! Ia justru sangat marah. Dia merasa kecewa dan di khianati. Perempuan yang selama ini ia kira adalah perempuan yang sempurna, ternyata memiliki hati yang begitu dingin.

Sejujurnya, dulu, dia sama tidak percayanya dengan orang-orang mengenai Licia. Tapi, ketika dia melihat langsung brang bukti itu, seketika itu juga dia merasa dunianya runtuh. Perempuan yang begitu ia suka, ternyata adalah dalang di balik kematian adiknya. Dan sejak saat itu dia mulai merencanakan pembalasan dendam.

Walaupun jujur, sebenarnya perasaannya pada Licia tidak pernah berubah. Hanya saja kali ini rasa cinta itu bercampur dengan benci. Dan keduanya sama-sama dalamnya.

Lagi, Rajawali mengambil gelas vodka miliknya. Kembali meneguknya sampai habis tak tersisa. Rasanya malam ini dia ingin mabuk. Untuk sejenak, dia ingin melupakan permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. Dia ingin melupakan rasa sakitnya. Dia ingin perasaan sesak di dadanya ini menghilang.

Cinta memang sialan. Bagaimana bisa dia masih merasakan perasaamn ini, bahkan setelah ia tau kalau cewek itu tidak sebaik apa yang ia pikirkan. Rajawali ingin perasaan cintanya hilang. Ia ingin perasaan ini hilang, bahkan sejak dulu.

Sejak cewek itu tanpa sengaja mematahkan hatinya.

Tapi, dia tidak bisa. Perasaannya terlalu dalam. Dan ini semua karena cewek penyuka musik yang dulu di kenalnya.

Dulu dia sangat mengaguminya. Bagi dia, cewek itu sempurna. Dia berbeda dengan kebanyakan cewek lainnya. Dia tidak pernah merengek saat seseorang membatalkan jadwal pertemuan, dia bukan tipikal cewek yang takut dengan hujan, dia juga tidak takut terkena sinar matahari. Dia adalah cewek yang kuat. Dia selalu membela yang lemah.

Dan yang membuat Rajawali jatuh adalah, dia selalu ada di sisi Rajawali, bahkan ketika orang-orang di sekitarnya menghinanya.

Ah, seandainya semua ini terjadi, mungkin dia akan dengan senang hati menerima perasaan cinta yang gila ini.

Bukannya malah tersiksa seperti sekarang ini.

♪♪♪



Pukul satu malam, Rajawali sampai di apartement miliknya. Dia menelungkupkan badannya di atas sofa. Tanpa sengaja, matanya menatap pada sebuah figura yang memperlihatkan potret bahagia dari sebuah keluarga.

Rajawali tersenyum miris. Ketika dia melepaskan topeng yang selama ini menutupi wajahnya, air mata terlihat sudah membasahi wajahnya. Laki-laki yang terlihat kuat itu, nyatanya begitu rapuh.

Badannya begitu kurus. Dan, di wajahnya terlihat lingkaran hitam yang menghiasi wajahnya. Dia terlihat seperti mayat hidup. Tatapannya kosong. Seaka-akan jiwanya telah di renggut paksa darinya.

Bagi kebanyakan orang, pasti mereka tidak akan menyetejui alasan mengapa Rajawali melakuakan semua kejahatan ini. Tapi, orang-orang tidak akan mengerti. Mereka hanya melihat sebuah buku dari covernya. Kebanyakan orang selalu menghakimi sesuatu hanya dari satu arah, satu pandangan.

Mereka tidak pernah ingin tau alasan apa yang melatar belakangi si pelaku melakukan kejahatan. Apakah karena gangguan jiwa, alasan dari masa lalu, atau karena alasan lainnya. Rajawali tau kalau apa yang dia lakukan itu salah. Dia juga siap mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ia bahkan berniat untuk menyerahkan diri setelah ia berhasil membunuh Licia.

Rajawali meraih sebuah foto yang berada di sakunya. Dia mengusap foto itu. Setitik air mata membasahi foto di tangannya.

"Kamu sabar ya Lia, sebentar lagi dendam kamu akan segera terbayarkan. Sebentar lagi kamu bisa tenang karena pembunuh berwajah malaikat itu akan segera meninggal di tangan kakak."

Rajawali melihat papan tulis di sisi kirinya. Papan itu berisi rencana-rencana tentang apa yang akan ia lakukan terhadap Licia. Beberapa sudah di coret karena sudah terealisasikan dan hanya tinggal meninggalkan dua rencana lagi.

Mata yang awalnya sayu itu, kini berubah menjadi tajam saat iris coklat itu menatap sebuah foto yang berada di tengah-tengah konsep rencananya.

"Licia, kali ini lo benar-benar akan menghilang dari dunia ini."


♬♬♬






01 Januari 2019


Yeaaaay, update pertama di Tahun baru;)



flöreitte

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang