10. Welcome To The School (Hell)

3.2K 217 21
                                    

Play: Taylor Swift - How You Get The Girl

REVISI

♬♬♬



Licia menatap pantulan dirinya di cermin. Dia sudah siap berangkat. Seragam barunya ini sangat keren. Lagi, Licia merapikan jas abu-abu yang menutupi kemeja putih juga rompi navy yang merangkapnya. Tak lupa ia menepuk-nepuk rok rempel berwarna navy dengan dua garis putih di bawah, mengusir debu yang menempel.

Sebagai sentuhan terakhir, Licia memakaikan dasi pita berwarna senada dengan rok dan rompinya kebagian kerah kemejanya. Dan, sekarang Licia sudah benar-benar siap.

Dengan senyuman di wajahnya, Licia turun ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan senyuman di wajahnya, Licia turun ke bawah. Menyapa seluruh anggota keluarganya yang sudah siap di meja makan. Licia duduk di tempatnya. Di kursi bagian tengah, tepat di antara kedua kakaknya.

Seperti biasa, saat makan tidak ada yang membuka suara. Itu memang peraturan yang wajib di patuhi oleh seluruh anggota keluarga DuBois. Mereka sangat menjunjung tinggi nilai adab-adab kesopanan.

Selesai makan, barulah terjadi perbincangan kecil. Aluna dan Hans memberikan banyak nasihat untuk Licia di hari pertamanya sekolah. Kebanyakansih agar Licia fokus belajar dan menjaga staminanya.

Mereka juga mewanti-wanti Kenneth untuk menjaga Licia. Kenneth tentu saja mengiyakan. Tanpa di suruhpun, dia tentu akan menjaga Licia. Hanya saja, tidak secara terang-terangan mengingat peraturan konyol yang Léo buat agar identitas Licia tidak di ketahui publik entah sampai kapan.

Dominick juga tidak ketinggalan, dia menyuruh Licia untuk belajar dan menjauhi laki-laki. Memang, di bandingkan dengan Hans, kedua kakaknya itu lebih protektif mengenai urusan asmara Licia. Ah, bukan hanya mereka, tapi sepupu-sepupu laki-lakinyapun sama. Mereka berdalih kalau Licia masih kecil dan berpacaran adalah sesuatu yang terlarang bagi anak kecil.

Bleh! Anak kecil apanya. Memangsih umur Licia masih 15 tahun. Tapi, itu tidak bisa di sebut sebagai anak kecil jugakan? Anak kecil itu batita dan juga balita. Sementara dia tidak masuk dalam dua kategori tersebut.

Suara klakson mobil dari luar rumah menghentikan perdebatan mereka mengenai larangan Licia untuk berpacaran. Itu adalah Arnold, asisten pribadinya.

Walaupun publik tidak boleh mengetahui identitasnya, tapi Léo tetap tidak memperbolehkan Licia untuk naik angkutan umum. Sebagai gantinya, Licia harus pergi kemana-mana bersama dengan Arnold. Dan, jika sampai ada yang bertanya mengenai hubungannya dengan Arnold, Léo menyerahkan semua jawabannya pada Licia dengan satu catatan. Alasan itu haruslah logis dan tidak membuat malu dirinya.

Licia meraih ransel biru miliknya. Lantas, ia menyalami kedua orangtua dan juga kedua kakaknya. Walaupun kedua kakaknya sangat menyebalkan, tapi tetap saja Licia menghormatinya. Ya, walaupun terkadang ia lupa.

"Selamat pagi Nona," sapa Arnold dengan senyuman hangatnya. Dia membukakan pintu mobil untuk Licia.

"Selamat pagi kak Arnold," sapa balik Licia. "Sudah berapa kali Licia bilang, Licia bisa membuka pintu sendiri. Kedua tangan Licia masih berfungsi dengan baik."

Perfect Imperfection [bullyingstorry1] COMPLETED #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang