🍀 7°

197 14 0
                                    


Pintu ruangan kerja Ditya terbuka menampakkan seorang pria tampan dan tinggi.

"Ups! Sorry, pak Bos. I don't know," ucap Dimas. Dimas adalah teman Ditya sejak kuliah di Jakarta. Sampai sekarang mereka masih selalu berteman. Saat ini Dimas merupakan chef sekaligus pemilik restoran terkenal di Jakarta.

"Biasakan ketuk pintu, Dimas!" tegur Ditya, sedangkan Dimas hanya cengengesan. Nasha yang duduk di samping Ditya hanya tersenyum malu.

"Wah! Ternyata pak Bos udah punya pacar? Kenapa tidak beri tau saya?" tanya Dimas sambil duduk di sofa.

"Apa penting untukmu? Kamu bahkan sudah lama tidak kemari." sindir Ditya.

"Penting dong. Gini-gini aku temanmu. Maaf Dit, baru bisa mampir. Terlalu sibuk."

"Oh ya, kenalkan. Ini Nasha dan Nasha, dia Dimas, sahabatku sejak kuliah," ucap Ditya. Nasha menjabat tangan Dimas. Saat akan melepas jabatan mereka, Dimas sengaja menahan tangan Nasha untuk menjahili Ditya.

"Kamu cantik sekali," puji Dimas membuat Nasha tersenyum.
Ditya menepis pelan tangan mereka.

"Cukup. Jangan terlalu lama. Bahaya," ucap Ditya kesal. Dimas menggelengkan kepalanya lucu.

"Kamu terlalu posesif Bos. Jangan begitu, nanti pacarmu kabur," ejek Dimas.

Ditya itu sangat posesif dalam menjalin suatu hubungan. Ditya pernah menjalin hubungan saat masih kuliah. Dan sifatnya itu membuat mantan kekasihnya muak dan akhirnya meninggalkan dirinya begitu saja. Dimas mengetahui sifat Ditya karena ia selalu menjadi tempat curhat Ditya jika sedang kesal.

"Tidak akan kulepaskan. Dia berbeda. Asal kamu tau Dimas," ucap Ditya tak kalah sengit.

Nasha yang merasa diabaikan berdehem membuat dua pria tampan itu menoleh ke arahnya.

"Kalian nggak inget kalau aku masih di sini? Perasaan dicuekin gue," gerutu Nasha.

"Maaf Nasha, bukan begitu. Aku datang kemari ingin mengadakan party di restoranku. Untuk merayakan sedikit atas 3 tahun berdirinya restoranku. Apa kalian akan datang?" tanya Dimas mengubah topik pembicaraan.

"Beneran nih? Kamu chef, ya?" tanya Nasha girang. Dimas mengangguk.

"Oh, ya ampun! Kenapa pria tua ini nggak pernah cerita kalau punya teman seorang chef? Kan aku bisa datang ke sana, untuk nongkrong bareng temen." Ucapan Nasha membuat Ditya mendelik kesal dan menyentil kening Nasha.

"Aw! Sakit Mas!" keluh Nasha sambil mengelus keningnya.

"Kamu ngejek Mas pria tua tadi. Mas tersinggung Nasha." Ditya merengut kesal.

"Emang aku salah? Kan memang udah tua kali Mas."

"Nasha. Kamu ini ya-" ucapan Ditya dipotong oleh tawa Dimas yang keluar begitu saja.

"Oh My God! Kalian pasangan yang lucu. Aduh, perutku sakit karena tertawa," ucap Dimas yang masih tertawa sambil memegangi perutnya.

"Mas, nggak usah cemberut kali. Ilang loh tampannya. Jadi lebih tampan Mas Dimas," goda Nasha.

"Makasih, Sayang. Aku tersanjung dengan pujianmu Nasha," balas Dimas sambil memberikan kedipan jahilnya.

"Kamu bahkan belum pernah memuji Mas tampan Nasha. Begitu mudahnya kamu memuji pria lain di depan Mas? Yang benar saja!" kesal Ditya.

Dimas dan Nasha tertawa bersama, melihat ekspresi Ditya yang kesal.

"Jangan seperti itu Bos. Aku setuju dengan pacarmu, jangan cemberut kamu sudah tua sepertiku," timpal Dimas. Nasha yang melihat Ditya kesal menghentikan keisengannya.

Calon Pendamping Masa Depan (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang