"Mas bentar dulu, hp Nasha geter terus," ucap Nasha melepas pelukan Ditya. Ternyata adiknya yang menelpon. Nasha menjawab panggilan itu.
"Halo. Kenapa?"
"Lo di mana?"
"Di apartment mas Ditya," jawab Nasha santai.
"What!? Ngapain kalian berduaan?"
"Nggak ngapa-ngapain kok. Gue cuma makan bareng aja tadi."
"Eh, ibu nyuruh lo ajak calon abang ipar gue ke rumah. Makan malem bareng."
"Oke. Nanti gue bilangin."
"Iya udah. Gue mau mandi dulu. Eits tunggu. Jangan macem-macem di sana."
"Iya, bawel."
Nggak macem-macem kok, cuma satu macem aja, batin Nasha. Setelah mengakhiri ocehannya, Nasha menatap Ditya yang menatap dirinya tanpa berkedip.
"Kenapa, Mas?"
"Sayang."
"Ih. Apaan sih. Nggak jelas."
"Siapa tadi?"
"Calon adek ipar Mas Ditya."
Ditya tersenyum. "Ngomong apa?"
"Katanya jangan macem-macem, kita cuma berdua di sini."
"Cuma satu macem, 'kan." Ditya tersenyum jahil.
"Ibu ngundang Mas Ditya untuk makan malem di rumah nanti."
"Serius? Wah, kayaknya Mas udah dapet lampu hijau," ucapnya girang.
"Syukur deh Mas. Udah yuk, siap-siap dulu. Kita berangkat sebelum malem dateng."
"Ini jam berapa?"
"Udah jam 5."
"Cepet banget. Berarti kita pelukan berjam-jam dong?"
"Iya, kali. Udah sana, mandi dulu," usir Nasha.
"Kamu nggak ikutan?"
"Ih! Mas kenapa mesum gini sih. Sana cepetan!" teriak Nasha sambil melempar bantal sofa ke wajah Ditya. Ditya berhasil menangkapnya.
"Sayang, jangan dilempar gini. Nanti muka aku jadi kusut. Turun deh ketampanan Masmu ini," ucap Ditya mendramatisir.
Nasha memutar malas bola matanya.
"Please deh Mas. Jangan alay."
"Cium dulu," perintah Ditya.
"Nggak ada!"
"Ya udah. Aku nggak akan biarin kamu pulang." Ditya menekuk malas wajahnya.
Nasha menghela nafas berat.
Nasha bingung kenapa Ditya hari ini sangat manja. Nasha sendiri sampai kewalahan. Dengan berat hati Nasha mendekat dan mengecup pelan pipi Ditya. Ditya masih diam."Kenapa lagi?" tanya Nasha bingung.
"Di sini." Ditya menunjuk bibirnya.
Nasha mendekat dan memberikan kecupan singkat di bibir Ditya. Saat Nasha menarik wajahnya menjauh, Ditya malah menahan tengkuk Nasha dan melumat bibir kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Pendamping Masa Depan (Complete)
Roman d'amourHanya sebuah kata yang dirangkai menjadi kalimat menghasilkan paragraf dan disusun menjadi sebuah cerita sederhana dan ringan konflik. Berfungsi sebagai hiburan semata. Cerita ringan, biasa aja dan nggak macem-macem kok. Tapi... (Cuma satu macem aj...