Taksi yang mengantar Nasha telah tiba di salah satu apartment. Di mana alamat Andra tinggal, sesuai info darinya. Nasha melangkahkan kakinya untuk memasuki kawasan apartment tersebut. Ia mengambil ponsel untuk menghubungi Andra bahwa Ia telah tiba.
"Andra, saya udah di bawah."
"Oke. Tunggu di sana, saya jemput."
Klik.
"Nasha!" panggil Andra.
"Hi, Ndra."
"Ayo kita ke atas. Maaf ya, saya merepotkan kamu untuk datang."
"Tidak masalah." Nasha tersenyum dibalas oleh pria itu.
Mereka naik lift untuk menuju lantai 3 di mana pria itu tinggal. Kenapa setiap pria menyukai tinggal di apartment? Apalagi kebanyakan dari mereka hidupnya mewah, namun kenapa tidak suka tinggal di rumah atau membeli rumah?
"Ayo masuk." Pria itu mempersilakan Nasha.
"Terima kasih."
"Saya ambilkan minuman dulu. Kamu duduk dulu." Andra pergi ke dapur untuk membuat minuman.
Andra tersenyum penuh kemenangan, akhirnya wanita yang diinginkannya telah masuk dalam perangkap yang dibuatnya. Pria itu mengeluarkan sesuatu dari lemari kecil. Sebungkus bubuk putih yang tak lain obat tidur.
Ia menuangkan bubuk itu ke dalam minuman Nasha. Efeknya akan bekerja dalam 5 menit setelah wanita itu meminumnya. Andra membawa dua minuman untuknya juga dengan nampan.
"Minum dulu, Sha. Maaf hanya punya ini di apartment ku. Belum sempat belanja," ucap Andra.
"Santai aja. Terima kasih Andra," balas Nasha.
"Tunggu sebentar, saya ambil materinya dulu."
Nasha menatap minuman di depannya. Karena haus, Ia meneguk sedikit jus itu. Andra kembali dengan senyuman liciknya tanpa diketahui Nasha.
"Kita mulai aja ya? Takut kemalaman," usul Nasha.
"Oke."
Mereka saling bertukar ide untuk membuat novel baru. Sesekali membuat coretan ide yang mungkin bisa dijadikan tema dalam project mereka. Nasha meneguk jusnya lagi karena lelah bicara. Perlahan kepalanya terasa pusing.
"Kamu kenapa, Nasha?" tanya Andra pura-pura khawatir.
"Kepala saya pusing," ucapnya sambil memijat pelan pangkal hidungnya, berharap rasa pusingnya berkurang.
"Istirahat dulu, kita tunda dulu debatnya."
"Nggak apa-apa. Cuma sedikit." Namun kenyataannya, matanya mulai berkunang-kunang dan pandangannya semakin gelap. Andra menahan tubuh Nasha saat hampir jatuh ke depan.
Pria itu membopong Nasha ke kamarnya. Lalu meletakkan Nasha di ranjang king size miliknya.
"Kamu udah buat aku gila, Nasha. Andai aja aku orang pertama yang ketemu kamu, bukan pria itu. Pria yang kamu anggap tunangan." Andra mengelus wajah Nasha dengan jarinya. Mulai dari pipi lalu berhenti di bibir.
"Kamu lihat Sayang. Bibirmu sangat lembut, aku sangat menginginkanmu saat ini juga."
"Hmm ... tunggu sebentar ya, aku mandi dulu. Jangan bangun sebelum aku kembali."
Pria itu membiarkan Nasha tidur. Efek obat tidur yang diberikan ke jus tadi, cukup lama untuk Nasha bangun dari tidurnya. Ia memutuskan mandi lebih dulu, sebelum wanita itu sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Pendamping Masa Depan (Complete)
RomanceHanya sebuah kata yang dirangkai menjadi kalimat menghasilkan paragraf dan disusun menjadi sebuah cerita sederhana dan ringan konflik. Berfungsi sebagai hiburan semata. Cerita ringan, biasa aja dan nggak macem-macem kok. Tapi... (Cuma satu macem aj...