24

42 6 0
                                    

.
.
.
.

Dari atas balkon, Lea dapat melihat ada dua orang yang duduk saling berhadapan. Lea memperhatikan keduanya yang terlihat hanya saling menatap satu sama lain.

"Bukankah itu Peter dan orang yang datang bersama Kris," ucap Lea menatap Mike.

"Namanya Luis."

"Oh jadi dia yang bernama Luis, yang baru keluar dari rumah sakit itu." Lea terus memperhatikan keduanya. "Kenapa mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar."

"Mereka bersaudara, Bi. Itu adalah cara mereka berinteraksi, Luis milik Kris dan Peter milikku. Terdengar menggelikan, tapi memang seperti itu yang terjadi. Luis meminta Peter untuk tidak pernah terlibat dalam kasus kotor keluarga kami, dan Peter menurutinya. Bahkan mereka menahan rindu satu sama lain," jelas Mike agar Lea tidak salah paham.

"Ck ck ck keluarga ini menyiksa mereka," cibir Lea.

Lea memperhatikan jam di lengan Mike. "Saatnya menjemput Dylan."

Mike pun mengangguk dan mengikuti bibinya dari belakang.

.

"Kau mau ke mana, Kris?" tanya Mike bingung.

"Aku akan ikut bersama kalian menjemput Dylan, setelah itu aku ingin menemui Victoria di apartemennya karena sepertinya dia marah kepadaku. Aku harap dia sudah pulang dari tempat kerjanya," jawab Kris seraya menggaruk tengkuknya, entah dengan cara apa ia akan meminta maaf kepada Victoria.

"Baiklah terserah kau saja," sahut Mike tidak peduli dengan masalah percintaan kakaknya.

Keduanya pun masuk ke dalam mobil masing-masing.

.
.
.

Victoria menepuk pundak Dylan, membuat Dylan sedikit terkejut. Dylan pun melepas headset yang menyumbat telinganya.

"Kenapa belum pulang, hm?" tanya Victoria, agaknya ia sedikit iseng.

"Saya sedang menunggu jemputan, Bu."

"Tumben sekali, apa motormu bermasalah lagi?" tebak Victoria mengingat beberapa waktu lalu motor Dylan terlihat di sebuah bengkel.

"Hehehe iya," jawab Dylan dengan cengirannya.

"Apa kau yakin ada yang menjemputmu?" tanya Victoria ingin memastikan.

"Saya sudah menghubungi ibu saya dan katanya sedang di perjalanan," jawab Dylan tidak ingin guru konselingnya khawatir.

"Oke baiklah kalau begitu, sembari menunggu jembutanmu datang, saya akan menemanimu. Saya takut tarjadi sesuatu padamu," balas Victoria, rupanya ia masih takut ada yang mengganggu Dylan.

"Ibu perhatian sekali, apa kekasih Ibu tidak akan cemburu kepada saya?" goda Dylan karena Victoria memang sebaik itu.

"Bahkan saya tidak yakin sekarang dia ada waktu atau tidak untuk cemburu," jawab Victoria yang tiba-tiba merasa sedih.

"Sepertinya Ibu sedang bertengkar dengan kelasih Ibu." Dylan dengan cepat bisa merasakan kesedihan Victoria.

"Tidak, saya hanya merasa kesal saja padanya. Entahlah mungkin saya yang terlalu berlebihan," bantah Victoria, ia tidak mau membuat sosok pacarnya terdengar jahat.

Tak beberapa lama kemudian, ada dua mobil yang memasuki gerbang pertama sekolah.

"Apa itu mobil Ibumu, Dylan?"

"Bukan, Bu."

Entah kenapa Victoria merasa tidak asing dengan salah satu mobil yang baru saja masuk.

Lea keluar dari salah satu mobil dan tentu saja itu membuat Dylan sedikit terkejut, pasalnya mobil itu bukan mobil ibunya.

Darah Berlian✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang