.
.
.
."Uhuk uhuk uhuk."
Mike tersedak saat menikmati salah satu hidangan yang dimasak oleh Lea.
Sontak saja Dylan yang duduk berhadapan dengan Mike langsung menatapnya."Astaga Mike, pelan-pelan." Lea menyodorkan gelas berisi air putih seraya menepuk-nepuk pelan punggung Mike.
"Kau tidak bisa makan makanan pedas?" tanya Dylan terlihat kasihan karena wajah Mike yang memerah.
Mike mengangguk.
"Ibu pasti terlalu banyak memasukkan cabai ke dalam makanan itu," ucap Dylan menahan tawanya.
"Apa Bibi lupa?" Mike mantap Lea. "Yang suka pedas itu Kris, bukan aku."
Bibir Mike merah menyala dan terlihat semakin seksi karena kepedasan.
"Maaf sepertinya aku lupa dengan hal itu," jawab Lea menahan tawa.
"Kris siapa?" tanya Dylan dengan wajah bingung.
"Orang yang datang dengan mobil berwarna hitam," jawab Mike kembali melanjutkan kegiatan makannya.
Tiba-tiba saja Dylan mengingat sesuatu, ia meletakkan sendok dan garpu yang semula ia pegang. Dylan menatap Mike dengan intens.
"Ada apa, Dylan?" tanya Lea, ia harus waspada kalau-kalau ingat sesuatu.
"Sebenarnya dia dan orang yang bernama Kris itu siapa? Sejak tadi aku ingin menanyakan hal ini, tapi aku baru mengingatnya," ucap Dylan akhirnya rasa penasarannya tersampaikan juga.
Mike melirik ke arah Lea, menunggu jawaban yang akan diberikan bibinya.
"Haruskah menanyakannya saat di meja makan?" Lea malah melemparkan sebuah pertanyaan.
"Jawab saja, Ibu."
"Habiskan dulu makananmu."
"Apa begitu susah menjawab pertanyaanku, Ibu?" tanya Dylan.
"Kau juga, kenapa hanya diam saja?" Dylan beralih kepada Mike.Mike menatap sang Bibi, ia bersumpah jika jawaban yang diberikan Lea melenceng jauh, maka ia akan mengatakan semuanya kepada Dylan.
"Kris dan Mike adalah saudaramu, anggap saja seperti itu," jawab Lea, ia tidak ingin menjelaskan lebih detail.
"Aku ingin jawaban yang pasti, Ibu," pinta Dylan, selama ini ibunya selalu menjawab rasa penasarannya dengan ketidakjelasan.
"Ibu sudah menjawabnya, bukan. Mereka adalah saudaramu," balas Lea berharap Dylan akan patuh seperti biasanya.
"Jika mereka saudaraku artinya mereka juga anak Ibu? Tapi itu tidak masuk akal." Dylan menatap ibunya dengan tatapan curiga.
"Kau anak Ibu dan mereka adalah saudaramu, cukup jangan diperpanjang lagi," pinta Lea, ia tidak punya jawaban yang bagus untuk pertanyaan Dylan.
"kenapa?" tanya Dylan masih saja kekeh ingin tahu serinci mungkin.
"Dylan!" bentak Lea membuat Dylan terkejut.
"Tidak perlu membentaknya, Bi," tegur Mike, ia tidak suka dengan cara Lea menanggapi rasa ingin tahu Dylan.
Dylan menggeser bangkunya dan bangkit dari posisinya, ia lalu beranjak pergi.
"Dylan," panggil Lea, tapi Dylan tidak menghiraukannya.
.
.Dylan masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan kesal, ia pun mengambil headset yang sudah terhubung dengan ponselnya, lalu memasangnya di telinganya. Dylan memutar musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Berlian✔
General FictionKris, Mike, dan Dylan adalah tiga bersaudara. Dylan terpisah dengan kedua saudaranya karena suatu kejadian yang terjadi di malam pesta ulang tahun. Dylan diculik oleh bibinya sendiri yang bernama Lea. Kris dan Mike selalu berusaha mendapatkan Dylan...