Chapter 1

3.7K 90 9
                                    

Author's POV

"But there's a hope that's waiting for you in the dark
You should know you're beautiful just the way you are
And you don't have to change a thing, the world could change its heart"

alarm yang berasal dari benda kecil milik seorang gadis cantik membuat dia sedikit terusik karena memaksanya untuk keluar dari dunia mimpi yang indah . Tidak perlu waktu yang lama buat gadis ini untuk bangun karena dia sudah terbiasa dengan hidup mandirinya. Bisa dikatakan gadis tangguh(?), mungkin iya.

Gadis itu segera mematikan alarm handphone nya lalu mengambil handuk setelah itu dengan cepat dia meleset ke kamar mandi. Setelah selesai, dia bergegas memakai baju seragamnya dan mempersiapkan semua barang yang akan dibawa ke sekolah barunya. Walau dia tidak tau harus bawa apa, meski begitu dia tetap membawa barang yang dia rasa harus dibawa.

Salah satu alasan yang membuat gadis itu bisa pindah sekolah adalah ibunya. Ibunya memaksa anaknya untuk pindah kota dan melanjutkan hidupnya sendiri. Bukan karena ibunyatidak peduli, hanya saja beberapa alasan yang tidak seharusnya gadis ini ketahui.

~SEKOLAH~

Sepertinya gadis ini tiba  terlalu cepat di sekolah barunya. Entahlah, dia tidak peduli karena memang dia orang yang sangat disiplin. Bukan disiplin, lebih tepat dikatakan kelewat disiplin (sama deh keknya-,-). 

"Permisi bang, boleh nanya ga ruang kepala sekolah dimana ya?" tanya gadis terhadap salah satu satpam di sekolah itu.

"bole2, kamu hanya perlu masuk pintu ini terus belok ke kiri, terus kamu belok ke kanan, terus belok lagi ke kiri, terus kamu belok lagi ke kanan, terustu lurussssssss, sampe nanti kamu liat ada satu ruangan yang pintu item"

"O..oh ok, ma..makasih bbang"  balas gadis itu sopan sambil membungkukkan badannya. Sejujurnya dia agak pusing dengan arahan satpam itu,tapi dia mencoba untuk mengerti.

Ternyata jalan ke ruang kepala sekolah tidak terlalu rumit seperti yang dikatakan satpam tadi. Gadis itu dengan pelan mengetok pintu ruang kepala sekolah. Tidak lama, terdengar suara kepala sekolah yang mengizinkannya untuk masuk.

"Selama pagi, Pak" sapa gadis itu dengan ramah dan sopan.

"Selamag pagi, nak" balas kepala sekolah dengan suaranya yang berat dan terkesan dingin.

"Jadi............................." ucap pak kepala sekolah panjang lebar

"kamu masuknya kelas XI-IPA, nanti saya antarkan" lanjut pak kepala sekolah.

"makasih pak"

"KRINGGGG!!" (bel sekolah)

Setelah bel sekolah berbunyi, maka gadis itu sadar bahwa nantinya akan ada pelajaran baru dan juga teman baru. Kebisingan di kelas XI-IPA langsung terdengar dari luar kelas.

"Aah, elu sih daritadi ga serius"

"Pelajaran pertama itu Pak Adi loh, masak pagi-pagi harus guru killer yang masuk, yang ga gue sangka dia itu wali kelas kita pula"

"Jangan dengerin headseat mulu, dengerin aja kata-kata motivasi gue"

"Lah gue ditolak masa"

Semacam ini lah yang didengar samar-samar oleh gadis remaja dari depan. Kemudian bapak sekolah yang merupakan guru matematika sekalian wali kelas XI-IPA pun masuk, gadis itu dapat meraskan ketenangan secara tiba-tiba.

"Pagi anak-anak"

"Pagi Pak!" jawab murid dengan takut.

"Hari ini kita kedatangan murid baru" ucap pak Adi. Lalu gadis itu disuruh masuk oleh pak Adi.

Semua orang mengaga tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"bushet! cantik amat. Minta nomor hp ntar"

"cantikan gue"

"udah punya pacar belom tuh anak"

"oh bidadari jatuh dari surga di hadapanku"

"nih keknya tipe-tipe cewek dari keluarga biasa"

kira-kira itu lah bisikan yang didengar oleh gadis itu. Pak Adi pun menyuruh gadis itu memperkenalkan diri

"Selamat pagi, nama saya Radhenvia Finatashya, murid pindahan asal Thailand -blablabla-, mohon kerjasamanya" perkenalan singkat dari gadis bernama Radhenvia.

"Ok Radhenvia, kamu boleh duduk di samping Ricky" ucap pak Adi menunjuk salah satu kursi kosong di samping laki yang duduk di dekat jendela. Menyadari seseorang yang akan duduk disampingnya, maka laki itu pun mengambil tasnya dan menggantungnya di kursi.

Gadis itu pun mendaratkan bokongnya di kursi yang sudah dipilih. "Mohon kerjasamanya" ucap gadis itu lalu beralih menatap ke depan karena pelajaran matematika sudah dimulai. Gadis itu tau sangat untuk menggunakan waktu dengan baik, selain itu dia juga ada sebutan yaitu "kutu buku" karena kerajinannya untuk belajar dan membaca buku. Baginya itu adalah hidupnya.

"semoga aja dia ga kayak yang lain kecentilan tingkat dewa"  batin seorang laki yang duduk di sampingnya itu.






Haii👋🏻,
salam kenal ya wkwk.
ini bisa dibilang story kedua deh yang pernah aku buat, soalnya akun wattpad saya yang dlu lupa pass nya jadi y gtu deh, saya hapus storynya trus buat akun baru.
btw kalo masih ada kurang mohon kritik&sarannya. vomentnya donkk wkwkk

30-01-2019

d e s t i n yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang