Chapter 4

1.3K 46 2
                                    

Radhenvia berjalan gontai ke kelasnya, rasanya dia tidak punya tenaga hari ini. Entah kenapa dia merasa kepalanya sangat sakit, tenggorokannya kering, ditambah matanya yang susah dibuka.

Semua murid di kelasnya terkejut melihat Radhenvia tidak terkecuali cowok di sampingnya. "Lo kenapa?" Radhenvia tidak menjawab. Saat cowok itu hendak memegang dahi gadis itu, dengan cepat gadis itu menepis tangan kekar milik cowok disampingnya. "Sorry, gue lagi ga mood"

Gadis itu akan berubah ketika moodnya tidak bagus, dia akan bersikap cuek dan juga dingin.

Tidak lama Radhenvia menyadari suasana kelas menjadi hening seketika. Gadis itu pun mengerti, dia lalu mengangkat kepalanya walau sangat sakit.

Tinggal beberapa menit lagi sudah akan lonceng istirahat, tetapi apa daya, gadis itu mulai merasa tidak tahan lagi, lalu dia permisi dengan guru Fisikanya untuk pergi ke kamar kecil. Setelah diberi izin, gadis itu dengan langkah cepat keluar kelas.

"Ada yang tidak beres" Batin Ricky. Ricky segera permisi dengan guru fisikanya lalu dengan cepat berjalan mencari gadis itu. Dan benar saja, dia melihat gadis itu berjalan sempoyongan sambil memegang kepalanya. Saat gadis itu hendak jatuh ke tanah,

KRINGGGG!

BUGH!

Bel sekolah tanda istirahat berbunyi bersamaan saat tubuh gadis itu terjatuh di lengan Ricky. Ricky menggendong Radhenvia ala bridal style. Semua murid terkejut dengan pemandangan di hadapan mereka. pemandangan dimana Ricky menggendong seorang gadis. Apa yang merasukinya?pikir orang. Ricky tidak menghiraukan berbagai jenis tatapan yang dilemparkan kepada dia.

BRAK

Ricky membuka pintu UKS kasar. Ricky menempelkan tangannya pada dahi Radhenvia, dan benar saja dugaannya, gadis di ranjang UKS itu demam tinggi. Ricky segera mengambil sebuah kain dan juga air dalam baskom lalu mulai mengompres gadis itu.

4 jam kemudian

"E..un..g..hh"Radhenvia hendak bangun untuk duduk.

"Aw! aww.." Gadis itu meringis kesakitan sambil memijit kepalanya. Mendengar teriakan Radhenvia membuat cowok disampingnya bangun.

"Jangan paksakan, tidurlah" Ricky menarik pelan bahu Radhenvia untuk kembali berbaring.

"Kamu kok disini, ga masuk pelajaran?" tanya gadis itu lemas.

"Udah jam segini masih mau masuk pelajaran" Ricky tertawa terbahak-bahak. Radhenvia menatap jam yang tergantung di dinding ruang UKS, "UDAH BERAPA JAM GUE TIDUR?!" Batin Radhenvia. lalu dia kembali menatap Ricky yang barusan menghentikan tawanya.

"lo daritadi jaga gue?" tanya Radhenvia dengan suara yang kecil tali masih bisa didengar oleh Ricky.

"masa iya gue tinggalin" Ricky dengan tenang mengatakan itu. "Terima kasih" Ricky seketika menoleh ke arah gadis yang berterima kasih itu.

"Gue udah mau pulang, lo juga kan?" Ricky mengangguk.

"Gue anterin ya" Tanya Ricky. Gadis itu menggeleng cepat.

"kenapa?" Tanya Ricky. "Ga mau ngerepotin aja" Gadis itu tersenyum manis kepada Ricky. Ricky terdiam sejenak, menatap wajah manis gadis di hadapannya kini. Menurutnya, ini adalah senyum terindah yang pernah dia lihat selain senyum ibunya.

"Rick?" Ricky tersentak. "Oh iya, ga repotin kok, gue anterin aja" setelah mengatakan itu, Ricky berjongkok di depan Radhenvia sambil membelakangi Radhenvia membuat gadis itu mengernyit tak mengerti.

"Naik" gadis itu membulatkan matanya mendengar Ricky menyuruhnya untuk naik ke punggung Ricky.

"Cepetan" gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aduh Rick, ga enak nih jadi double repot, lagian gue kan berat" Ricky diam2 tersenyum mendengar perkataan Radhenvia yang polos itu. Sejauh ini, cuman Radhenvia yang menolak bantuan dari cowok ini.

Memang Ricky dikenal sangat peduli pada orang lain, dan sejauh ini cewek yang ditolongnya kebanyakan hanya kecentilan. Sebenarnya dia melakukan ini pun karena hanya peduli, tapi melihat gadis ini yang tidak tertarik dengan hal begituan membuat Ricky tertarik dengan gadis ini.

"Ga repot loh udah dibilangin, cepetan" gadis itu dengan ragu lalu naik ke punggung Ricky. Ricky dengan pelan mendudukkan gadis itu di mobilnya dan diapun masuk lalu melajukan mobilnya dengan cepat.

Dibalik itu, sda seseorang yang memerhatikan mereka. Orang itu tersenyum miring. "Lihat aja apa yang bakal lo dapetin"

***

"kok canggung banget si parah" batin sesorang sambil memegang setir mobilnya.

"Aduh emang hening cipta?" batin seseorang lagi di samping orang yang menyetir mobil.

"Rick, thanks ya" gadis itu memberanikan diri berbicara memecahkan keheningan. Ricky yang mendengar itu lalu mengangguk sambil tersenyum.

"Eh, btw Ra, lo pulang rumah gue dulu ya?" gadis itu lalu menatap heran cowok di sampingnya.

"kenapa?" tanya Radhenvia. "Gue cuman takut lo dirumah ntar ada apa-apa, jadi nanti kalau udah baikan baru gue antar pulang" gadis itu lalu mengangguk.

***

"Ma Ricky pulang" Ricky meletakkan sepatunya di rak sepatu. "tarok aja sepatunya di rak sepatu" ucap Ricky pelan pada gadis yang sedari tadi mengekor di belakang.

"MA, ABANG BAWA CEWEK PULANG!!" sontak membuat Ricky dan juga Radhenvia terkejut.

"HEH KAMU ADIK LAKNAT!" Ricky dengan cepat menaiki tangga lalu melakukan aksi kejar-kejaran dengan adiknya, lalu mereka tertawa bersama.

Gadis yang melihat sifat keduanya yang kekanak-kanakan pun tersenyum lalu menggeleng-geleng kepalanya. Tapi dia penasaran dengan adik nya Ricky, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas. "kok kek kenal ya?" batin gadis itu.

"kek anak kecil aja kalian, ga malu emang" ucap gadis paruh baya itu lalu tersenyum melihat anaknya yang ceria. Radhenvia tercengang melihat ibu mereka yang masih kelihatan sangat awet muda. Radhenvia bisa melihatnya walau jarak mereka jauh

"Ma abang bawa cewek pulang" Ricky dengan cepat membekap mulut adiknya.

"Beneran?" ibu Ricky masih tidak percaya sampai dia sendiri yang turun ke bawah

"Selamat sore tante" ucap Radhenvia sopan sambil membungkukkan badannya.

"eh ini? iya selamat sore" ucap ibu Ricky sambil berjalan mendekat ke arah Radhenvia.

"Cantik banget, pacarnya Ricky?" tanya ibu Ricky sambil terkekeh. "eh engga kok, cuman temen" ucap gadis itu lalu tersenyum. "Manis" batin ibu Ricky.

"Ibu kek emak2 deh" Ricky menuruni tangga bersama dengan adiknya.

Saat mata adik Ricky dan Radhenvia bertemu, mereka terdiam sejenak.

"Kamu?!" ucap keduanya tidak keras tapi cukup tegas sambil menunjuk satu sama lain.



Haihaii!!
up lagi, Rickynya keknya udah mulai" naksir nih wkwk. Sekian smpai disini dulu chapeter 4 nya, mohon kritik dan sarannya mantheman,jan lupa tinggalkan voment juga,❤️

30-01-2019

d e s t i n yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang