"makasi bang, udah pulang sana, ntar dicariin bibi loh". Putra memerhatikan wajah Radhenvia, tercetak jelas bahwa dia agak capek. Alasan kenapa Putra punya rumah sendiri karena hasil kerjanya.
"ibu nyuruh abang jagain kamu kok, tenang aja, lagian bibi udah ga kerja lagi kok di tempat abang" Radhenvia melompat kesenangan. "kalo gitu abang harus pindah sini dong, tapi rumah abang sapa yang jaga" Putra menyesal mengatakan itu.
"pokoknya kamu ga usah khawatir deh, abang udah urus semua" Putra mengacak rambut Radhenvia membjat gadis itu mengerucutkan bibir.
"udah ya abang ambil barang abang dulu" Putra berjalan meninggalkan Radhenvia.
Radhenvia masuk ke dalam rumah lalu membersihkan dirinya, rambutnya dikeramas, dia membaringkan tubuhnya di ranjangnya dan mengeluarkan hp nya. Tiba-tiba ada notif yang masuk.
setelah chat mereka berakhir, Radhenvia dengan cepat mencari baju yang cocok untuknya. Lalu dia memutuskan untuk memakai kaos yang tidak terlalu panas dicocokkan dengan rok putih.
Beginilah penampilannya. Saat hendak keluar rumah, tidak lupa Radhenvia menghubungi abangnya.
"ya?" terdengar suara dari seberang
"bang, saya keluar dulu ya sama teman"
"sama siapa?"
"ada deh bang"
"cowok ya?sana gihhh supaya ga jombs terus"
"ish abang apaan sih, yaudah gue tutup dulu"
***
Radhenvia melihat seorang cowok dengan penampilan yang bisa dibilang biasa tapi keren. Radhenvia menghampiri cowok itu."udah datang rupanya, lama ya nunggunya" Ricky dengan cepat menggeleng.
"engga kok, btw mau ke mana dulu nih" Radehnvia hanya mengedikkan bahu
"terserah sih" Ricky mulai berpikir
"gimana kalau starbucks dulu?" Radhenvia dengan segera menoleh ke arah Ricky lalu mengangguk setuju.
"jadi lo suka starbucks juga?" Ricky mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
d e s t i n y
Teen Fiction"Apa nasib gue harus seburuk gini? kenapa si? kenapa idup gue selalu sengsara?jawab Rick!" perempuan itu nangis tersedu-sedu. "Hidup lo ga seburuk yang lo kira, lo cuman perlu menjalaninya dengan sabar, semuanya dibawa seiring waktu, ada rancangan y...