"eh tau ga, si Adel punya pacar baru tuh"
"iya?"
"iya bener"
"lagian gue denger pacarnya ganteng"
"aduh siapa yang jadi pacarnya Adel cuman bisa dapet sial aja"
"bener tuh"
"kalo ga salah namanya..Devin"
DEG!
Devin?!
Diantara perbincangan itu, bel tanda pelajaran dimulai pun dibunyikan. Radhenvia tidak sempat menanyakan Devin siapa yang dimaksud. Apakah "dia?" entahlah, dia hanya berencana akan menanyakannya ketika jam istirahat.
Sekian lama Radhenvia berusaha melewati pelajaran dengan perasaan yang dihantui oleh rasa penasaran, akhirnya bel jam istirahat berbuunyi.
"huftt, selesai sudah" batin Radhenvia. Radhenvia mendekati temannya yang tadinya sempat membicarakan Adel.
"permisi, kalian ada foto Devin?" tanya Radhenvia.
"emang kenapa, kepo banget sih. Nah ini"
DEG
"ternyata emang dia" batin Radhenvia.
"ok makasi" ucap Radhenvia.
"ganggu aja"
"helah, cuman gitu aja, ngapain judes banget, emang ngeselin" gumam Radhenvia.
"DUAR!" Radhenvia terperanjat ketika seseorang dengan isengnya mengagetkan gadis itu. Radhenvia bersumpah dalam hati bahwa ia akan menghajar orang itu sampai puas. ketika berbalik badan, ia tidak menyangka dengan orang yang dihadapannya.Ricky.
Radhenvia dengan cepat memukul Ricky asal, Ricky tidak bergeming ataupun kesakitan, karena baginya tenaga Radhenvia tidak seberapa dibandingkan dirinya.
"ngeselin banget sih ini anak" Radhenvia mulai berhenti karena memang usahanya sia-sia. Gadis itu berbalik badan lalu berjalan meninggalkan Ricky di belakang.
Namun entah apa yang merasuki Ricky yang sejak dulu tidak pernah tertarik untuk menjahili perempuan, sekarang malah seperti bukan dirinya. Ricky mengikuti Radhenvia dari belakang sambil senyum tak jelas.
Radhenvia yang menyadari hanya bisa pasrah membiarkan Ricky mengikutinya, apa yang dilakukan cowok ini pikirnya.
Sesampai mereka di kantin, Radhenvia mencari tempat yang bisa ditempati, tidak terkecuali Ricky yang berusaha mencari tempat. Tiba-tiba saja seseorang melambaikan tangannya pada mereka, orang tersebuat dikenal sebagai orang yang tidak waras, Ben.
Akhirnya kedua makhluk itu berjalan menuju tempat yang ditempati Ben, bukan hanya teman Ricky saja disana, tetapi juga teman Radhenvia (chapter 13) dan adiknya Angel.
Radhenvia mengambil tempat di bagian perempuan dan juga sebaliknya dengan Ricky. Mereka semua berbincang2 terkecuali Radhenvia yang sibuk dengan pikirannya. Tidak ada yang menyadarinya, hingga ketika Ricky dengan tidak sengaja mengarahkan pandangannya kearah Radhenvia, disaat itulah Ricky menyadari ada yang sedang dipikirkan gadis itu.
Ricky bangkit dari tempatnya dan menuju arah Radhenvia, tanpa persetujuan gadis itu, Ricky menarik tangan gadis itu.
Radhenvia hanya menurut saja, karena sekarang dia sedang tidak ingin berdebat. Ricky menariknya sampai ke rooftop barulah mereka berhenti. Ricky mengajak Radhenvia untuk duduk di kursi batu yang tersedia.Hening tercipta diantara mereka berdua, masing-masing sedang berkalut dengan pikiran masing-masing. Kalau mereka seperti keadaan sekarang terus-menerus, maka berabad-abad tahun kemudian akan terus begitu, tidak sda perubahan. Oleh karena itu, Radhenvia memutuskan untuk buka suara terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
d e s t i n y
Teen Fiction"Apa nasib gue harus seburuk gini? kenapa si? kenapa idup gue selalu sengsara?jawab Rick!" perempuan itu nangis tersedu-sedu. "Hidup lo ga seburuk yang lo kira, lo cuman perlu menjalaninya dengan sabar, semuanya dibawa seiring waktu, ada rancangan y...