"Kamu?!"
***
"oh jadi gitu" Radhenvia dan Bryan mengganguk. Ya adik Ricky adalah Bryan.Bryan lebih muda 8 bulan dari abangnya, Ricky. Walaupun mereka seangkatan, tetapi tetap saja Bryan memanggil Ricky dengan sebutan "abang".
"Eh ibu lupa mau beli barang, ibu pergi dulu ya" Ucap ibu Ricky sambil bergegas mengambil dompet dan segala macam untuk berbelanja.
"Gue juga mau mandi dulu" Ricky melangkah ke kamarnya. Tinggallah dua makhluk itu.
"Em..anu..yang waktu ituu.. maaf" Bryan kemudian menoleh ke arah gadis yang duduk di depannya itu.
"maaf untuk?" Tanya Bryan
"Udah deh, bahas yang lain aja" tawar Radhenvia.
"hm..lo habinya apa?" Radhenvia senang dengan pertanyaan Bryan.
"nari sama nyanyi" Bryan bisa melihat semburat kesenangan dari Radhenvia menandakan bahwa gadis itu sangat menyukai menari dan nyanyi.
"kalo elo?" Sekarang kebalikan, Bryan yang terlihat lebih senang saat ditanya hobinya.
"aduh biasa lah para cowok-cowok, hobinya ngegame" Radhenvia terkekeh melihat Bryan dengan mukanya yang terlihat lucu.
"eh lo katanya hobi nyanyi kan, gue suka denger orang nyanyi, nyanyi dong satu lagi, lagu apa aja bole" lalu gadis itu mengangguk.
"Ada gitar?" Bryan mengangguk lalu memberikannya pada gadis itu. Gadis itu mulai memetik gitar tersebut dan menyanyikan sebuah lagu
🎶Photograph-Ed Sheeran🎶
"Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing makes us feel alive""We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home""Loving can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die
Hm, we keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts were never broken
And time's forever frozen still""So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone
And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go""Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home""Oh, you can fit me
Inside the necklace you got when you were sixteen
Next to your heartbeat where I should be
Keep it deep within your soul""And if you hurt me
Well, that's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go""When I'm away, I will remember how you kissed me
Under the lamppost back on Sixth street
Hearing you whisper through the phone
Wait for me to come home"Hingga lagu tersebut berhenti, Radhenvia membuka matanya pelan. Sedangkan Bryan dari awal sudah mulai merekam lagu yang dinyanyikan oleh Radhenvia. Jujur saja dia terkejut dengan suara merdu Radhenvia.
"Gimana?" Bryan kemudian mulai-mulai berpikir. "Lumayan" Gadis itu tersenyum senang.
"bagus banget bego" batin Bryan.
"aduh ada yang kulewatkan deh keknya" ucap Ricky lalu menuruni tangga.
"udah baikan belom?" tanya Ricky sambil duduk di samping Radhenvia. Gadis itu sadar bahwa pertanyaan Ricky adalah untuk dia, lalu gadis itu mengangguk.
Ricky mengambil setengah pil obat dan memberikannya pada gadis disampingnya. "Nah, makan" gadis itu hanya menuruti.
"udah malam, gue pulang dulu ya, maaf udah ngerepotin" Radhenvia memikul tas sekolahnya lalu pamit kepada Ricky dan Bryan.
"gue anter ya" Radhenvia menggeleng lalu tersenyum. "udah gapapa, gue bisa sendiri kok" usai mengucapkan itu, Radhenvia dengan langkah cepat meninggalkan rumah Ricky.
***
"Uhh, untung udah baikan." Radhenvia meletakkan tas sekolahnya di sofa. "Ehh! ada tugas" Radhenvia dengan cepat mengeluarkan alat tulis serta sebuah kertas untuk menyelesaikan tugas kimianya.tok tok tok
"sapa sih datang malem-malem" gumam Radhenvia seraya berjalan menuju pintu rumah. Dia terkejut dengan orang yang dihadapannya, orang itu datang dengan sekujur tubuh yang dipenuhi bau alkohol.
"Ada apa datang jam segini?" tanya Radhenvia dengan nada ketus. "Gue kangen, Ra" Radhenvia tersenyum kecut.
"pake acara kangen2, heh emang gue pacar lo? mendingan pulang sana daripada ntar bibi cariin"saat hendak menutup pintu, kepala orang itu terjatuh di bahu Radhenvia, sontak membuat gadis itu menghela napas berat. Lalu dengan berat hati Radhenvia membawa orang itu masuk ke dalam rumah.
cekrit
"tunggu saja" batin seseorang dari kejauhan.
***
"Aduh, ribet banget si nih orang" Radhenvia memakaikan selimut di badan orang itu lalu berjalan ke ruang tamu untuk menyelesaikan tugas yang sempat tertunda."Yahhhh! Akhirnya siap juga" Radhenvia meregangkan badannya lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Selesai membersihkan badannya, Radhenvia menuju ranjang kecilnya lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang.
"Aduh, swithart gue daritadi udah nungguin ya?"
"ya iyalah, lama banget"
"udah dong jangan ngambek"
"ga ngambek kok, asal pacar gue nih dah datang udah cukup bahagiain kok"
"Gue bakal ngebahagiain lo, Ra."
sekilas ingatan itu melintas di kepala Radhenvia, "Bullshit" Radhenvia tersenyum pahit.
Haii!!! chapter kali ini pendek kali ya? iya soalnya ide author mau author tarok di chapter lain.
vomentnya ya gais❤️✨03-02-2019✨
KAMU SEDANG MEMBACA
d e s t i n y
Teen Fiction"Apa nasib gue harus seburuk gini? kenapa si? kenapa idup gue selalu sengsara?jawab Rick!" perempuan itu nangis tersedu-sedu. "Hidup lo ga seburuk yang lo kira, lo cuman perlu menjalaninya dengan sabar, semuanya dibawa seiring waktu, ada rancangan y...