Chapter 3

1.4K 49 1
                                    

~Rumah Radhenvia~
Sesampainya di rumah, Radhenvia langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang kecil miliknya, persis seperti yang dipikirkan orang lain, dia adalah anak dari keluarga sederhana.

"Sungguh hari yang melelahkan" batinnya.

Untuk menghilangkan rasa bosannya, lalu dia pun membuka aplikasi line dan mengecek notif. Tangannya berhenti mengscroll saat di benda kecil miliknya tertera "MOM❤️" , lalu dengan segan dia menekan tombol panggilan.

Tidak lama kemudia terdengar suara yang dirindukannya beberapa hari ini.

"Halo, ada apa nak?"

"Gaada apa2 kok ma, cuman mau nanya kabar, papa, mama, sama adik baik ga?"

Hening seketika, tidak ada jawaban dari ibunya.

"Ma?"

"Ah iya nak, baik-baik saja kok semuanya. Mama lagi sibuk, nanti telponnya kapan2 ya nak, maafkan mama."

"Gapapa kok ma, kalo gitu Vivi tutup dulu ya"

Selesai mengucapkan itu, Radhenvia langsung menutup teleponnya, dia agak curiga dengan ibunya. "sepertinya ada yang tidak beres" gumam gadis itu. Entahlah, mungkin cuman perasaanya pikirnya.

Tips paling ampuh untuk menghilangkan bosannya adalah belajar. Berhubungan tidak ada yang mau dikerjakannya lagi, maka dia mengeluarkan buku yang lumayan tebal, lalu diapun langsung membuka buku itu dan mulai mengambil pensilnya mencatat apa yang penting.

"Selesai juga 4 bab! leganya" ucap gadis itu sambil tersenyum ceria. Kemudian dia melirik jam dinding

"APA?! sudah jam lima setengah" lalu dia pun menyambar keluar rumah untuk membeli persediaan makanan karena di dalam kulkas miliknya tidak ada apapun.

~Supermarket~

"Daging udah, bawang udah, Cabe udah, susu udah, cereal juga udah, apalagi ya? oh iya buah" gadis itu memasuki wilayah dimana dipenuhi berbagai macam buah. Tak perlu pikir panjang, gadis itu memasukkan buah yang disukainya.

"Tinggal apel deh" saat gadis itu balik ke belakang dan hendak menuju tempat buah apel, tubuhnya menabrak seseorang hingga gadis itu terjatuh. Gadis itu segera berdiri lalu meminta maaf kepada orang yang ditabraknya.

"Loh Radhenvia?" gadis itu mendongakan kepalanya, terkejut dengan orang di depannya.

"Loh Ricky?" keduanya tersenyum

"Kesini ngapain" tanya Ricky.

"Beli persediaan makanan" jawab gadis itu.

"udah mau ke kasir?" tanya Ricky lalu mendapat anggukan dari gadis yang dihadapannya.

"Yaudah barengan aja" lagi-lagi gadis itu mengangguk. Selama perjalanan kekasir, mereka berbicara sambil tertawa.

Setelah keluar dari supermarket, mereka pun berpisah didepan pintu supermarket.

"Bye" ucap mereka bersamaan.

***

"kok rasanya ada yang kelupaan ya?" gumam Radhenvia sembari menata barang belanjaannya ke dalam kulkas hingga giliran menata buah ke dalam kulkas. Radhenvia terdiam sejenak.

"Sial gue lupa beli apel" ucap gadis itu lalu balik ke supermarket lagi untuk membeli apel, apapun yang terjadi asal ada apel.

Setelah menaruh beberapa apel kedalam keranjang lalu dia menuju kasir

"Semuanya Rp.45.000,00. Ngomong-ngomong Kak hati-hati ya udah jam segini" siap bayar, sorot mata gadis itu beralih melihat jam.

"makasih buat peringatannya"

Jalanan yang sepi ditambah lagi orang yang sejak tadi mengikutinya membuatnya mempercepat langkahnya.

Akhirnya dia muak, dia berhenti.

"Sapa lo? ngapain ngikutin gue?" tanya gadis itu dengan nada dingin. karena gelap, gadis itu tidak bisa melihat jelas wajah laki-laki itu.

"Aduh kak, sini sama abang aja, udah malam loh ikut abang pulang, abang kasih tumpangan"

"ga perlu" gadis itu berusaha melarikan diri namun usahanya sia-sia. Tangannya ditahan.

"Apaan?! lepasin! sakit bodo!" dengan refleks kaki gadis itu menendang perut orang itu hingga tersungkur.

"AWAS AJA ELU, GUE BAKAL CARI LU, LU GA BAKAL BISA LARI!!!!" teriak orang itu bak orang gila.

***

Radhenvia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. "Hampa" kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu

Flashback on:

"Apaan ini? Lu anggap perasaan gue ini mainan buat elo?!"

"Lo itu udah ga berharga buat gue, sana2 ganggu deh elu"

"ganggu lo bilang? cowok sialan!"

PLAK

"lo sapa bilang cowok gue sialan"

"heh! gaada urusan lo! cewek murahan!"

PLAK

"tampar aja gue sepuasnya"

"mending gue simpan tenaga daripada nyetuh muka kotor lo! yuk sayang kita pulang"

"Cowok sialan sama cewek murahan, cocok deh. Mending gue cabut, ga betah sama dua iblis disini"

Flashback off

Radhenvia tersenyum pahit di balik ingatan itu.


Haii!! chapter kali ini agak pendek ya, sekian, mohon kritik&sarannya, byee❤️

30-01-2019

d e s t i n yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang