Chapter 30

731 35 4
                                    

beberapa tahun berlalu

"pasien kita udah di ruang operasi kan?" tanya Radhenvia yang sudah menjabat sebagai dokter, lalu asistennya hanya mengangguk

"operasi mendadak paling bikin pusing"

"biasa lah dok" sambil berbasa basi, Radhenvia memakai perlengkapan ubtuk melakukan operasi.Setelah selesai, Radhenvia masuk ke dalam ruang operasi untuk menjalankan pekerjaannya

Akhirnya operasi berjalan dengan sangat lancar. Radhenvia tersenyum lebar karena lagi-lagi pasien yang ditanganinya tidak bermasalah.

Radhenvia pun keluar dari ruangan lalu mengganti pakaiannya. Lalu saat Radhenvia berjalan ke ruang UGD, dia melihat sosok Adel yang sedang mondar-mandir dengan wajah yang gelisah

"del?" Radhenvia menghampirinya, tampak Adel terkejut melihat Radhenvia

"lo kenapa disini? siapa sakit?" tanya Radhenvia yang membuat Adel bungkam

"abang lo.." Adel tidak bisa melanjutkan perkataannya, dia hanya menunjuk ruang yang ada di sudut

"lho, tu kan..ruang mayat" Radhenvia memelankan suaranya. Karena penasaran, Radhenvia masuk ke dalam ruangan itu untuk menjawab pertanyaan yang di dalam benaknya

Radhenvia keluar dari ruang mayat dengan wajah yang pucat lalu tergesa-gesa berlari kearah tempat pengurus pasien UGD

"Bagaimana bisa kalian tidak terlebih dahulu menangani pasien yang sedang sekarat?! sekarang bagaimana?! orang sudah meninggal akibat kecerobohan kalian!!"  Radhenvia sudah sangat marah sekaligus shock pada saat itu. Dengan cepat Adel menenangkan Radhenvia agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Gimana tidak kesal? abangnya meninggal karena keterlambatan penanganan, kecerobohan pengurus pasien UGD

***

"gimana keadaannya? gue kesana aja deh"

"lo canda ya? dia lagi sama gue, lo gausah khawatir, lagian lo mau buru-buru naik pesawat datang?"

"rumah sakit mana?"

"lo beneren?"

"emang gue kedengaran seperti bercanda?"

"yaudah kalo emang lo mau, Rumah sakit (***)"

Tutt..tutt..

"Sepertinya abang sengaja menghapus kontak itu, agar tidak ada yang bisa menghubungi keluarganya kalau penyakitnya kambuh" ucap Radhenvia, namun Adel tidak menghiraukannya. 

*ps: sedikit penjelasan. jadi tuh Putra pergi ke Jakarta untuk liat keadaan Radhenvia tanpa memberi tahu Radhenvia. Di setengah perjalanan, penyakit Putra kambuh, penyakitnya itu adalah kanker hati karna pengonsumsian alkohol secara berlebihan, nah jadi dia sengaja menghapus kontak yang ada di hp nya agar siapapun yang mendapatinya sedang sekarat tidak bisa menghubungi keluarganya. Nah kebetulan yang nemuinnya si Adel*

"gue udah hubungin keluarga lo, mereka bilang..mau ngirim pulang mayatnya aja" ucap Adel kepada Radhenvia namun tidak mendapat respon dari Radhenvia *ps: sedikit penjelasan. Kalo misalnya orangnya meninggal di negara orang lain trus klo mw kirim mayatnya balik dari pihak keluarganya sendiri itu bisa ya, cuman ya diformalinkan dulu*

d e s t i n yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang