'Halo ma'
'sekarang juga Rara pesan tiket pulang ya?'
'ada acara penting? Kayaknya ga bisa, pasien banyak ma'
'acara penting ini Ra'
'Ohh, yaudah iya, Rara cari pengganti dulu'
Tuttt tutt tutt
***
"Mamaaaaa...." teriak Radhenvia sambil berlari lalu dengan cepat memeluk ibunya yang sudah lama tidak bertemu"Anak mama makin cantik ya.." ucap ibunya sambil mengusap kepala Radhenvia
"Papa mana?" tanya Radhenvia, namun ibunya hanya diam sambil tersenyum
"Rara udah makan?" Radhenvia menggeleng. Lalu ibunya pun membawa Radhenvia ke salah satu restoran favoritnya
Ketika masuk ke dalam, ibu dari Radhenvia mengambil tempat dimana sudah terdapat 4 orang disana, keliatannya seperti..
'loh, Ricky?!' batin Radhenvia
"Ma ini-" belum selesai Radhenvia berbicara, Ibunya sudah melambaikan tangannya kepada empat orang yang sedang berdiri dengan satu orang yang melambaikan tangan juga kearah Radhenvia
Ibu Radhenvia berjalan menuju meja yang ditempati Ricky bersama keluarganya, lalu cipika cipiki yang biasa dilakukan orang-orang itu. Radhenvia measih terbingung dengan keadaan ini
"Ini kan...emm siapa nih..Ra..Radhenvia ya?" Radhenvia hanya mengangguk sambil tersenyum
"tante" Radhenvia memanggil wanita paruh baya tersebut
"eh udah kenal?" tanya ibu Radhenvia
"duduk dulu yuk" ajak ibu Ricky
"sebenarnya Radhenvia pernah sekali ya dibawa Ricky ke rumah" mendengar itu, ibu Radhenvia terkejut.
"Iya? Wahh ini pasti bukan suatu kebetulan" sedang orang tua mereka berbasa basi, Radhenvia menatap Ricky dengan mimik wajah yang seakan bertanya "apa yang terjadi?", namun Ricky hanya mengedikkan bahunya. Sedangkan Brian daritadi hanya menatap layar hp nya, tidak peduli dengan apa yang terjadi
Tidak lama kemudian, makanan sudah dihidangkan dan mereka pun menikmatinya bersama. Namun tidak dengan Radhenvia yang masih bingung sedari tadi
Setelah selesai mereka mengisi perut mereka, yang ada sekarang hanyalah keheningan. Keadaan cangggung menyelimuti mereka semua. Tiba-tiba ada seorang yang bersuara dan memecah keheningan
" em..jadi kapan ya akan ditentukan tanggal pernikahan mereka?" Mata Radhenvia membulat lebar menatap ibunya
"Pe-pe-pernikahan?" ibu Radhenvia mengangguk
"ma, tapi kan-"
"Sepertinya bulan depan sudah bole" ucap ibu Radhenvia tanpa menghiraukannya ucapan Radhenvia
"Gimana menurutmu Radhenvia?" tanya ibunya sambil memberi kode kepadanya agar menyetujuinya. Akhirnya Radhenvia pasrah, mau gimana pun tidak bisa diubah rencana ini
"Saya bole-bole saja" ucap Radhenvia lemah
"Ricky?" Tanya ibu Ricky
"Saya ikut Radhenvia saja" ucap Ricky
"Yaudah brarti bulan depan fix"
***
"Ma, mama udah minta persetujuan papa?" Tanya Radhenvia"Radhenvia hari ini tinggal di hotel ya, ibu udah pesanin tempatnya, malam ini Radhenvia udah bole pesan tiket pulang" ucap ibu Radhenvia mengalihkan pembicaraan
"Kenapa Radhenvia ga bole nginap rumah hari ini?" Ibu Radhenvia tidak menghiraukannya dan langsung menurunkannya di depan hotel
"Udah ya, besok minta Ricky anterin ke bandara" Radhenvia saking kesalnya, dia hanya diam, menatap nanar mobil ibunya yang semakin menjauh
Dengan fisik yang sudah sangat lelah, Radhenvia menyeret kopernya lalu memasuki kamar yang sudah disiapkan oleh ibunya
Dia membaringkan dirinya di ranjang lalu memejamkan matanya, lalu tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia mengambil ponselnya lalu melakukan panggilan kepada Angel
'Halo?'
'Ngel,lo jujur ama gue ya, dirumah ada masalah?'
'E-enggak kok, emang kenapa?'
'Bener?, tapi tadi pas gue ngomongin papa, mama kayak ngalihin pembicaraan terus. Bener ga ada apa-apa? Lo jujur plis'
'Sebenarnya mama beberapa hari lalu keluar dari rumah ga ada kabar, mendiang wafatnya abang, mama bilang ga mau ngasih beban ke lo lagi, jadi tadi barusan mama pulang, mama bilang kalo papa ga setuju lo dijodohin, mama ga mau pulang rumah lagi, papa ga ada cara lain, terpaksa papa setuju aja'
'em..ok, thanks'
Tutt tutt..
Radhenvia dengan kesal menutup panggilannya
'Harusnya mama nanya gue dong setuju atau enggak, kok jadiin gue sebagai ancaman sih, ga ngerti banget dah, rasanya bukan kek mama yang biasanya' gumam Radhenvia
Tring...tringgg..
'Halo?'
'Keluar dulu bentar'
'Apalagi sih Rick?, gue ga dirumah'
'Gue di depan hotel,keluar dulu bentar'
'Hah?kok lo tau gue di-'
Tuttt.tuttt..
"Dasar"
Radhenvia dengan segera turun ke bawah lalu menemui Ricky, dan benar saja Ricky sedang bersandar di pintu hotel. Radhenvia dengan emosian menghampiri Ricky
"ini semua ulah lo ya?"
"engga semuanya"
"Yang jelas Rick, gue serius"
"emang gue ga serius?"
"gue udah capek ya, lo kalo cari gue ada yang mau dibilang, sekarang cepat, gue udah mau istirahat"
"Mama lo sebenarnya sempat keluar dari rumah selama beberapa hari, katanya dia mau cari orang yang bisa ngejagain lo, tau-taunya dengan cara gini"
Ricky menghelas napas"kalo lo ga mau, gue akan coba bicara ama orang tua gue, istirahat yang baik ya" Ricky mengacak rambut Radhenvia sejenak lalu berjalan berbalik,namun tangannya ditahan oleh Radhenvia
"kalo lo juga bersedia kenapa enggak" mendengar ini Ricky dengan cepat memeluk Radhenvia
"lo ga masalah?" Radhenvia menggeleng
"thanks,Ra"
END
THANKYOUUU SO MUCH GUYS UNTUK DUKUNGAN TEMAN-TEMAN DALAM DESTINY INI, AKHIRNYA DENGAN BANTUAN TEMAN-TEMAN AUTHOR DAPAT MENYELESAIKAN SEASON1 HEHE. JANGAN KHAWATIR WKWK, MASIH AD SEASON 2, OKAY? STAY TUNE YAA❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
d e s t i n y
Teen Fiction"Apa nasib gue harus seburuk gini? kenapa si? kenapa idup gue selalu sengsara?jawab Rick!" perempuan itu nangis tersedu-sedu. "Hidup lo ga seburuk yang lo kira, lo cuman perlu menjalaninya dengan sabar, semuanya dibawa seiring waktu, ada rancangan y...