Chapter 14

853 36 0
                                    

"ngapain juga lo kerja?" tanya Andi sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"ya buat dapet uang lah, emang kayak lo yang ngangkang2 kaki udah bisa dapet mobil" canda Radhenvia yang membuat semuanya tertawa.

"bisa lawak juga lo!" ucap Andi dengan keadaan mulut yang penuh dengan makanan, sembari tertawa, Andi tersedak lalu Angel dengan cepat memberikan minuman kepada Andi.

"MAMPOS!" serentak Radhenvia dan Ricky, lalu mereka terdiam sejenak, setelah itu mereka menjadi canggung dengan tiba-tiba. Teman lain hanya menyeringai.

"Em...itu..gue kembali kerja dulu, liat tuh udah ada pelanggan" ucap Radhenvia sambil menunjuk kearah pintu masuk.

***
"thanks ya udah anter pulang" ucap Radhenvia lalu dibalas anggukan dari temannya.

"ini Angel buat gue aja ya" Andi merangkul Angel lalu dengan segera ditepis Angel.

"heh! adek gue!" Radhenvia menarik Angel.

"judes amat" ucap Andi.

"canda hehe, yaudah gue masuk dulu ya" ucap Radhenvia melambaikan tangannya kemudian berjalan memasuki rumah yang diikuti Angel.

"abanggg.." panggil Radhenvia.

"udah pulan..Angel?" Putra dengan cepat menghampiri Angel dan juga Radhenvia.

"Bang, maafin Angel ya, Angel tanpa pamit langsung tinggalin abang gitu aja" Angel menundukkan kepala tetapi setelah itu tidak terdengar ada jawaban, Angel berpikiran bahwa ini adalah hal buruk, namun beberapa saat kemudian Angel merasakan tangan seseorang mengelus kepalanya.

Angel mendongakkan kepala lalu mendapati abangnya tersenyum kepadanya.

"udah udah, kalian harus segera istirahat" ucap Putra terhadap kedua adiknya itu.

"tapi barangku masih dirumah abang" Putra terdiam sejenak lalu memegang bahu Angel sambil berkata, "abang sekarang pergi ambil, kalian istirahat aja dulu."

Setelah kepergian Putra, maka kedua makhluk itu membersihkan diri dan sedikit canggung(?) di antara mereka.

"ehm..lo boleh tidur di ranjang samping" ucap Radhenvia menunjuk ranjang yang ada diaamping ranjang Radhenvia.

"ok"

Keduanya pun mengistirahatkan diri, Angel adalah orang yang pertama tidur sedangkan Radhenvia hanya sedang menenangkan pikiran.

Flashback on

beberapa hari lalu

"lo balik kesini ya? yaudah lo mau bicara apa serius banget keknya"

"hm..soal kemaren maaf Ra, gue tau gue keterlaluan. Tapi gue buat gini karena ada masalah tertentu yang ga seharusnya lo tau, kemaren itu gue hanya kelepasan pelampiasan ke lo. Gue harap lo bisa maafin gue, trus kalau bisa lo mau gak percaya gue sekali lagi. Please,Ra"

"gue maafin lo, tapi sekarang dan seterusnya hubungan kita tidak lebih dari teman"

"..."

"kalo ga ada yang lain gue pamit dulu, kapan-kapan baru ketemuan lagi"

Flashback off

"maaf Dev..tapi ini yang terbaik buat lo, juga gue. Gue mau hidup yang lebih baik" batin Radhenvia, tanpa disadari sebulir cairan bening menyusuri pipi Radhenvia dengan segera dihapus oleh gadis itu.

cklek

pintu terbuka menampakkan sesosok laki dengan tubuh  atletis, siapa lagi kalo kalau bukan Putra.

"eh?" Putra berjalan mendekati Radhenvia lalu duduk di bibir ranjang Radhenvia.

"cepat kali bang.."

"hehe iya..blom tidur nih ceritanya" Putra terkekeh

"lagi mikirin masalah bang. Bang, Vivi mau bilang beberapa hari lalu, Devin cari Vivi trus dia bilang kalau boleh percaya dia sekali lagi..dia bilang waktu itu dia kelepasan, trus dia bilang ada sesuatu yang ga seharusnya Vivi tau, tapi kan Vivi pacarnya yaaa dia kan bisa terbuka sama Vivi. Tapi Vivi bilang hubungan kami tidak lebih dari teman, Vivi takut  Vivi ambil jalan yang salah bang" Radhenvia menjelaskan panjang lebar dengan raut wajah yang sedih. Putra yang sadar akan itu lalu memegang tangan Radhenvia lembut.

"itu semua tergantung hati Rara, abang rasa tidak ada salahnya untuk kembali dan tidak ada salahnya juga untuk fokus ke depan. Itu semua tergantung hati Rara" Radhenvia terdiam sejenak.

"tapi Vivi takut ambil keputusan yang salah" Radhenvia mulai meneteskan air mata. Gadis itu bisa sampai segitunya karena selama hidupnya Devin adalah pria ketiga yang paling disayangnya setelah abangnya dan ayahnya.

"Rara gausah takut kok, Rara pasti bisa nentuin keputusan mana yang harus diambil dan..abang selalu ada buat Rara" Putra menarik Radhenvia kedalam dekapannya.

Setelah Putra merasa agak lumayan akan kondisi Radhenvia, dia pun melepaskan pelukannya.

"udah ya, Rara istirahat dulu ya" Radhenvia membaringkan diri di ranjangnya lau tersenyum simpul pada Putra.

"ehhh, tadi nangis sekarang senyum"

Putra menyelimuti Radhenvia dan juga Angel, lalu mematikan lampu kamar Radhenvia, setelah itu dia keluar dari kamar mereka dan mengistirahatkan dirinya juga.

"gue harap semua akan baik-baik saja sampai akhir" batin seseorang.

***
But there's a hope that's waiting for you in the dark
You should know you're beautiful just the way you are
And you don't have to change a thing, the world could change its heart

Alarm yang bernyanyikan lagu dari Alessia Cara itu kembali menarik paksa dua gadis untuk keluar dari dunia mimpinya yang indah itu.

Keduanya pun dengan hati yang dongkol bangun dari tidurnya. Lalu keduanya membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"ABAANGG!!" serentak Radhenvia dan Angel mengejutkan Putra. Putra dengan tatapan datar menatap mereka lalu kembali mempersiapkan sarapan.

"semangat kali yaaaaaa" sindir Putra. Radhenvia dan Angel terkekeh

"nah ini sarapan kelen" Putra menyodorkan dua piring yang masing-masingnya berisi roti selai, tidak lupa juga segelas susu segar di pagi hari. Radhenvia dan juga Angel memakannya dengan cepat sebab jika tidak maka mereka harus menyiapkan handuk kecil ketika di sekolah.

"Udah siap!" serentak kedua gadis itu layaknya adik yang diurusi abangnya.

"kalo gitu kalian udah boleh berangkat, sebentar lagi kalian bakalan terlambat. Mulai sekarang berangkat sendiri aja" ucap Putra, "supaya sehat" lanjutnya lagi.

"yaudah deh bang..kami brangkat dulu yaa, bye" pamit Radhenvia.

Radhenvia dan Angel memilih untuk memesan taksi online karena kalau mereka memilih untuk jalan kaki akan memakan banyak waktu.

Setiba mereka di sekolah, keduanya dengan cepat memasuki kelas mereka masing-masing.

"bahh, lambat ya..biasanya paling cepat datangnya" Radhenvia hanya memasang muka datar kepada Ricky.

"capek tau ga" gumam Radhenvia.

"eh tau ga, si Adel punya pacar baru tuh"

"iya?"

"iya bener"

"lagian gue denger pacarnya ganteng"

"aduh siapa yang jadi pacarnya Adel cuman bisa dapet sial aja"

"bener tuh"

"kalo ga salah namanya..Devin"

DEG!

Devin?!

Sekian dulu chapter kali ini, lagi ga mood soalnya. bantu vote dan comment ya manteman❤️

18-03-2019

d e s t i n yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang