Author's POV
tringggg! tringggg!
"Radhenviaa!!""aduh maa, teriak-teriak napa? Rara engga pekak kok"
"hari ini mama mau berkunjung ke sana, mungkin 2 jam sampe"
"hah?! kok mendadak maa?!"
"cuman pengen aja..atau..mama ganggu kalian ya?"
"e-engga kok, yaudah Radhenvia udah tau, bye"
Radhenvia dengan panik langsung memanggil Ricky pulang karna rumah sangat berantakan, tidak mungkin Radhenvia bisa merapikannya seorang.
"Rick, ini nih dipindahin"
"ini lagi"
"awh" Radhenvia meringis saat tangannya tergores sudut kotak yang mau dipindahkannya tadi
"lo gapapa?" Ricky dengan cepat meraih tangan Radhenvia lalu melihat daerah yang terluka. Radhenvia dengan pelan menarik tangannya yang di genggam Ricky sambil membuang muka
Ricky tidak memedulikannya, dia mengambil kotak P3K lalu mulai mengobati luka Radhenvia, walaupun hanya luka kecil. Diam-diam Radhenvia tersenyum kecil
"udah, lo duduk aja, gue yang urus" ucap Ricky
Baru saja Ricky mau memindahkan barang lain, Radhenvia sudah berdiri untuk membereskan rumah lagi. Ricky langsung mengangkat Radhenvia, sontak membuat Radhenvia terkejut
"woi Rick! turunin gueee!" Ricky mendudukkan Radhenvia di kursi
"udah ya,SAYANGG, yang bagus duduknya" Radhenvia tidak punya keberanian untuk melawan Ricky, maka dia hanya nurut saja.
Selama Ricky bekerja, tau-taunya Radhenvia menahan tawa, karena dia tidak pernah melihat Ricky bertingkah seperti anak kecil ketika memindahkan barang
"kkhh" suara tawa Radhenvia terdengar seruangan, Ricky yang menyadari hal itu pun berjalan kearah Radhenvia
"lo nertawain gue?" Ricky dengan cepat menggelitik Radhenvia, keduanya saling menggelitik, tapi karna tidak berhati-hati, Radhenvia hampir terjatuh dari kursi
Ricky dengan cepat mengangkap tubuh mungil Radhenvia, lalu Ricky menggunakan kesempatan, ia mengecup kening Radhenvia dengan cepat, lalu Ricky berdiri. Belum sempat Radhenvia membalasnya, tiba-tiba sudah terdengar bel rumah yang berbunyi
"sepertinya mama, udah sampe, bukain tuh pintu" suruh Ricky sambil dia sendiri menyusun hal yang tersisa
"kok keringatan?"
"Hm..hehe" ibu Radhenvia melihat ke dalam rumah, dan baru menyadari rumah Radhenvia sangatlah bersih
"ternyata baru selesai bersih-bersih"
"em..mama gamau masuk?" ibu Radhenvia baru tersadar
"oh iya, habisnya kamu sih" ibu Radhenvia berjalan memasuki rumah
"papa ga datang?" ibu Radhenvia hanya menggeleng kepala
"ngomong-ngomong mama lapar? ada yang bisa dimakan?"
"iya ya? kok bisa lupa ama masakan??" batin Radhenvia.Radhenvia membuka kulkas dan tidak melihat ada makanan yang tersisa, setelah beberapa saat Radhenvia baru teringat bahwa persediaan makanan sudah tidak ada, karena tidak sempat untuk membelinya
"mama udah tau bakalan begini, mama tau kalian sering makan di luar, tapi persediaan makanan juga harus ada dong, kalian anak muda ini, ckckck"
"sini, ada yang mau mama bicarakan" ucap ibu Radhenvia sambil menepuk kursi di kedua sisinya
"dengar ya, mama ga mau ikut campur dalam masalah kalian, mama hanya mau bilang, ada perselisihan atau pertengkaran di antara suami dan istri itu wajar, jadi..jangan karena emosi sesaat, kalian mengambil tindakan yang salah"
Radhenvia dan Ricky keduanya terdiam mengingat kesalahpahaman yang terjadi beberapa hari lalu.
"ngomong-ngomong mama pergi ke rumah tante Mirna dulu ya? mama cuman mampir aja sebenanarnya"
Setelah ibu Radhenvia pulang, Radhenvia dan Ricky berencana akan pergi ke market untuk membeli bahan makanan. Tapi sebelumnya mereka harus membersihkan diri dulu
hai guys, jdi di chapter kali ini agak pendek ya ceritanya, soalnya bulan" akhir ini author lagi ga mood, ujiannya banyak di(+) virus yang sedang mewabah ini, covid-19. Mari kita sama-sama doakan untuk virus ini, kita juga sama" lakukan pencegahan. Yang penting itu doa ama jaga kesehatan guys🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
d e s t i n y
Teen Fiction"Apa nasib gue harus seburuk gini? kenapa si? kenapa idup gue selalu sengsara?jawab Rick!" perempuan itu nangis tersedu-sedu. "Hidup lo ga seburuk yang lo kira, lo cuman perlu menjalaninya dengan sabar, semuanya dibawa seiring waktu, ada rancangan y...