Radhenvia's POV
karena kangen, gue mencoba menghubungi Ricky
"halo? napa Ra?"
"lagi ngapain?"
"ini.."
"ini apa?" tanya gue
"ini urusin data, lo ada masalah?"
"hm.."
"aduh sorry Ra, gue sibuk, nanti baru gue telpon ya"
tuttt tuttttt
baru aja sampe disana, sekarang udah bilang sibuk. Ah bodo amat, siap-siap kerja dulu deh
***
"ini resepnya obatnya, nanti tinggal ambil di sana saja" ucap gue"ok, makasih dok"
tringgg tringgg
"halo? ada apa Rick?"
"lo lagi sibuk?"
"engga, kenapa?"
"mau nanya, lo tadi mau bilang apa?"
"engga ada sih"
"bilang dulu"
"ga penting loh Rick"
"bilang gak?"
"aku kangen kamu Rick! puas?!"
tuttt tuttt
kok maksa banget sih si Ricky ini, kesel tau ga?! udah dibilang ga masih maksa. daripada kesel gini, gue beli minuman fav deh. heineken for lifee. gue berjalan kaki memasuki market sekitar rumah sakit, lalu membeli seplastik besar heineken. setelah membayar, gue berjalan kaki lagi menuju rumah.
sampai di tengah jalan, seseorang tiba-tiba menepuk pundak gue, sontak membuat gue terkejut
"hai" ternyata yang nepuk pundak gue itu si Vino tohh
"loh Vino?"
"napa? terkejut?"
"engga sih. udah lama ga jumpa, gimana kabar lo?" tanya gue
"baik-baik aja, lo?"
"baik juga"
"btw lo sendirian?" tanya Vino
"iyalah"
"si Ricky mana?" tanya Vino lagi
"katanya ada urusan mendadak, jadi subuh tadi dia udah berangkat"jelas gue
"ohhh, jadi pulangnya kapan?"
"gatau, males nanya" jawab gue cemberut
"hayooo, lo kangen yahh?" tanya Vino yang membuat gue ingin menamparnya
"ga tau ah"
"lo beli banyak banget yang ginian napa?"
"napa lagi? ya diminum lahh" jawab gue kesel, kalo gue beli ya maunya diminum, ga mungkin kan dibuang. Aneh nih orang
"lo gabole minum ini"
"bukan urusan lo" balas gue kesel
"lo lagi ada masalah?"
"engga. Lo bisa jangan ganggu gue ga sih?" sebenarnya gue gak bermaksud mau marah ama dia sih, cuman entah kenapa gue tiba-tiba kesel
"hm..okay. sorry, gue pulang dulu kalo gitu, hati-hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
d e s t i n y
Teen Fiction"Apa nasib gue harus seburuk gini? kenapa si? kenapa idup gue selalu sengsara?jawab Rick!" perempuan itu nangis tersedu-sedu. "Hidup lo ga seburuk yang lo kira, lo cuman perlu menjalaninya dengan sabar, semuanya dibawa seiring waktu, ada rancangan y...