1. SIALAN

7.5K 547 44
                                    

       "Aku dengar dokter Jeon akan bekerja di rumah sakit ini."

"Heol, kau pasti bercanda!"

"Aku tidak bercanda. Kabarnya sudah beredar. Aku kira itu hanya rumor, tapi aku tidak sengaja mendengarkan pembicaraan antara dokter Min dan dokter Kim kemarin. Dan dokter Jeon yang terkenal itu akan bekerja disini. Ya ampuunnn, aku tidak sabar!"

"Daebak! Aku akan bekerja selama dua puluh empat jam asalkan aku menjadi tim paramedis dokter Jeon."

"Aku juga mau..."

       Jimin berdiri dari duduknya. Ia pergi sambil membawa nampan berisi piring kotor bekas makan siangnya. Para wanita yang duduk tidak jauh darinya tadi sungguh berisik, benar-benar mengganggu.

Dokter Jeon? Mereka benar-benar memuja pria itu, huh?
Jimin menggelengkan kepala, tidak percaya. Ia tau bagaimana Dokter Jeon dulu. Ya, Jeon Jungkook. Jimin tau siapa dia.

--- *** ---

       Kaki jenjang itu berjalan ringan, tubuhnya berhenti ketika sudah tiba di luar bandara. Pemilik kaki jenjang disana membuka kacamata hitamnya. Mata bulat besar namun memiliki tatapan tajam itu sedikit memicingkan mata saat sinar matahari sore menyambutnya. Ia melihat ke sekeliling area dengan wajah yang tidak bisa diartikan. Ia kemudian menghirup udara dari sisa-sisa musim dingin, lalu menghembuskannya, "Akhirnya aku kembali ke kampung halaman sialan ini lagi."

"Ya, selamat datang kembali, sialan. Sekarang ikuti aku, karena perut sialan ini minta segera diisi. Lalu aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit sialanmu setelah kita makan." Seorang pria yang lebih kecil menyahut, berdiri tidak jauh dari tempatnya berada.

"Ah, sial. Aku lupa bahwa si sialan Min Yoongi yang akan menjemputku." katanya pura-pura kesal.

"Jaga cara bicaramu bocah. Aku empat tahun lebih tua darimu."

Yang dipanggil bocah hanya menyengir lalu segera memeluk pria berkulit pucat itu.
"Bagaimana kabarmu, hyung?"

"Kau bisa lihat sendiri. Aku masih hidup. Terima kasih."

Jungkook tersenyum dibalik pelukan mereka. Ia sangat senang bisa menemui Min Yoongi secara langsung, setelah selama satu tahun ini ia hanya bisa berhubungan lewat telepon pada pria kecil itu.

"Aku senang kau hidup." katanya, semakin erat memeluk Yoongi.

--- *** ---

       Sejak kemarin suasana di rumah sakit KookMin sudah riuh dengan bisikan-bisakan tentang seorang dokter Jeon yang akan segera bekerja disana. Sampai pagi ini kabar itu semakin memanas karena dokter Kim sendiri yang menyampaikan bahwa dokter Jeon akan masuk hari ini juga. Bau parfum yang tercampur langsung menyeruak di beberapa area rumah sakit, menyebabkan pusing di bagian kepala Jimin. Suster atau perawat wanita mendadak menghilang dan ditemukan di beberapa toilet, sedang merias diri.
Jimin kesal? Tentu saja. Karena para suster tidak bisa berkonsentrasi dan lebih memperhatikan penampilan mereka.

"Ini semua karena si dokter Jeon sialan." desis Jimin pelan, duduk di kursinya sambil memijat batang hidungnya.

Pada saat itu pintu ruang kerjanya terbuka. Seorang pria menyembulkan kepalanya dari balik pintu itu, "Yo, Jimin. Kita diharuskan berkumpul sekarang."

"Apa? Berkumpul untuk apa?"

Sungwoon, pria itu menjawab, "Berkumpul untuk menyambut dokter Jeon."

"Apa itu harus?"

Sungwoon mengangguk, "Dokter Kim yang menyuruh."

Dan Jimin semakin kesal.

--- *** ---

"OUR DREAMS"/KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang