"Sudah kukatakan pada Namjoon hyung kalau kau mengambil cuti. Jadi, kau tidak perlu pergi. Kau bisa menolaknya, Jimin." Jungkook berbicara sambil mengemudikan mobilnya. Disebelah pria itu ada Jimin yang sedang melihat ponsel.
Sebelumnya, saat Jungkook dan Jimin mengantarkan Jeon Somi kembali ke keluarga Min sore itu, Jungkook ingin mengajak Jimin untuk masuk. Tapi, tiba-tiba saja ponsel Jimin berdering, nama Namjoon tertera di sana. Dokter itu tidak memaksa Jimin untuk bisa datang karena Namjoon sendiri sudah mengijinkannya untuk cuti.
Kalau Namjoon boleh jujur, sebenarnya Jungkook yang memintanya untuk memberikan cuti pada mereka. Jadi, ia mengijinkan saja. Toh, mereka berdua sudah memberikan dedikasi yang baik untuk rumah sakit. Tapi, Namjoon tidak menyangka artis terkenal seperti Kim Taehyung meminta Jimin untuk merawatnya. Mau tidak mau, Namjoon terpaksa menelepon Jimin. Ia takut jika menelepon Jungkook, pria itu pasti langsung menolaknya mentah-mentah. Jadi, lebih baik Namjoon menelepon Jimin. Karena ia tau pria mungil itu pasti akan datang walau tanpa paksaan.Jungkook masih saja tidak setuju dan terus berbicara, namun ia tetap mengantarkan Jimin ke rumah sakit ketika pria itu ingin pergi menggunakan taksi.
Jimin menghela nafas pelan ketika mendengar Jungkook masih berkomentar. Tau begini ia memilih naik taksi saja.
---***---
Jimin langsung membuka pintu mobil ketika mereka berada di parkiran rumah sakit. Ia ingin berpamitan pada Jungkook, tapi niatnya terhenti saat melihat pria itu ikut turun.
"Kau tidak kembali ke apartementmu?" Jimin bingung.
"Kau mengusirku?"
"Tidak. Aku pikir kau hanya ingin mengantarkanku saja."
Jungkook menggandeng tangan Jimin, membawa pria itu untuk keluar dari area parkiran. "Aku ada urusan dengan Namjoon hyung. Aku ingin menemuinya dulu. Dan hubungi aku jika kau sudah selesai. Kita pulang bersama." Lalu, mengecup dahi Jimin setelahnya.
Jimin kaget. Ia langsung melihat ke kanan dan kiri. Takut ada orang lain yang melihat mereka.
"Jangan melakukan hal seperti itu lagi. Bagaimana kalau ada yang melihat?""Aku tidak peduli."
"Tapi aku peduli. Mereka akan semakin membenciku karena telah merebut dokter kesayangan dan kebanggan negara ini."
"Jangan pikirkan mereka yang membencimu, tapi lihat aku yang mencintaimu. Lihat aku dan pikirkan aku saja." Sebelah tangan Jungkook mencubit hidung Jimin. Sedangkan Jimin hanya bisa menerima perlakuan pria itu.
Saat berada di dekat pintu masuk rumah sakit, Jimin melepaskan tangan Jungkook dan berlari ringan sambil berseru, "Aku akan menghubungimu nanti!"
Jungkook tersenyum, membiarkan Jimin lepas dan berjalan santai memasuki rumah sakit. Ia menuju lift untuk menemui Namjoon di ruanganya.
---***---
Pria yang memiliki wajah rupawan itu sedang duduk bersila di atas tempat tidur rumah sakit. Ia tidak sendirian disana. Ada Jung Hoseok yang merupakan menejernya ikut bermain kartu bersama Kim Taehyung, sang aktor tampan.
"Kapan Jimin tiba? Aku ingin melihatnya." Taehyung bertanya sambil menatap kartu di tangannya.
Hoseok, pria berwajah ceria itu menyengir senang ketika melihat kartunya. "Mungkin sebentar lagi."
Dan benar saja, suara pintu langsung terdengar. Ada Jimin yang berdiri disana. Menatap Kim Taehyung yang langsung memasang wajah bahagia.
"Jiminie.. sayangku~"
"Diam kau!" perintah Jimin. "Untuk apa kau kesini?"
"Oh, hei. Jimin. Apa kabar?" Hoseok yang membelakangi pintu dan baru menyadari Jimin datang setelah Taehyung bersorak, langsung turun dari kasur disana.
"Taehyung terjatuh saat syuting. Kakinya terkilir." Hoseok melanjutkan sambil membereskan kartu.Jimin kaget saat mendengarnya. Tidak, ia tidak khawatir. Ia justru emosi. "Kakimu hanya terkilir dan kau memintaku untuk menanganimu?"
Taehyung mengangguk. Memasang wajah polos dan sok imut.
Tapi, hal itu tidak berpengaruh pada Jimin. "Sialan kau!" katanya sambil memukul kepala Taehyung dengan bantal berulang-ulang.
Aktor tampan itu mengadu sambil melindungi kepalanya. Sedangkan Hoseok justru meminum es kopinya di sofa sambil melihat kedua orang yang sedang sibuk disana.
---***---
Awalnya, Jungkook ingin pergi ke ruangan Namjoon. Tapi, pria itu sedang tidak ada di ruangannya. Jadi, karena Jungkook bingung ingin melakukan apa, ia pun memilih mendatangi kamar aktor yang terkenal itu setelah bertanya pada bagian informasi. Jungkook tidak ingin menemui Kim Taehyung, karena ia sendiri tidak kenal dan tidak peduli. Ia hanya ingin menemui Jimin. Membantu Jimin juga agar bisa cepat pulang bersamanya dan mereka bisa tidur bersama, berpelukan sambil mengobrol, saling memandang, berciuman, lalu Jungkook tersenyum sendiri seperti orang gila ketika membayangkan hal selanjutnya. Ah, ia ingin Jimin memanggilnya 'Daddy' saat mereka bercinta nanti.
Namun, ketika Jungkook membuka ruangan VIP itu, ia melihat Jimin sedang memukuli seseorang dengan bantal. Seorang pria yang mengenakan pakaian pasien.
Tunggu! Jimin memukuli pasien?Jungkook segera memasuki kamar, lalu menahan pinggang dan tangan Jimin. "Hei, hei. Hentikan. Apa yang kau lakukan, Dokter Park? Dia seorang pasien."
Jimin segera berhenti. Nafasnya terengah-engah tidak karuan. Ia menghela nafas sambil merapikan pakaian dokternya yang ia ambil dari ruangannya tadi. Lalu Jimin melihat Jungkook dan dengan sikap profesional ia bertanya, "Dokter Jeon, untuk apa kau kesini?"
"Benar, Dokter Jeon. Aku hanya ingin Jimin yang merawatku secara pribadi." Taehyung menyahut sambil merapikan rambutnya. Seolah-olah ia mengenal Jungkook.
Sedangkan Jungkook sendiri melihat Taehyung dengan alis terangkat sebelah. Ia heran. Jimin tidak memberitahunya bahwa pasien ini ingin dirawat oleh Jimin secara pribadi. Kekasihnya itu hanya bilang bahwa Namjoon membutuhkannya untuk menangani seorang aktor terkenal yang terluka. Jimin beralasan pada Jungkook, bahwa dokter lain sedang sibuk. Padahal Namjoon sendiri sudah memberitahu pada Jimin bahwa Taehyung ingin dirawat secara pribadi olehnya. Jimin tidak ingin memberitahukan hal itu pada Jungkook dan menerima perintah Namjoon tanpa paksaan. Tentu saja, karena ia mengenal Kim Taehyung.
"Sayang, kakiku sakit. Tolong rawat aku." Taehyung kembali bersikap imut. "Aku merindukanmu. Aku melihatmu di TV. Kau sudah menjadi dokter yang hebat ternyata."
Kali ini Jungkook menatap Jimin. Rahangnya langsung mengeras ketika mendengar panggilan 'sayang' itu.
Dan Jimin yang tidak menyadari kemarahan Jungkook, justru kembali memukul kepala Taehyung dengan bantal.
"Persetan denganmu! Sudah kukatakan jangan pernah menemuiku lagi. Aku tidak ingin berurusan denganmu." Untuk yang terakhir kalinya, Jimin memukul kepala Taehyung begitu keras. Lalu, ia pergi dari sana. Tidak menghiraukan Taehyung yang memanggil-manggilnya 'sayang', Jungkook yang menahan emosi dan Hoseok yang masih menikmati es kopinya.
Jungkook melihat pria yang sedang duduk di sofa itu.
"Mau es kopi?" Hoseok menawarkan.
>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
"OUR DREAMS"/KookMin
FanfictionJungkook dan Jimin mempunyai mimpi. Namun tidak bisa terwujud. . . Tapi mereka menikmatinya. Berdua, bersama-sama. --- *** --- WARNING!!! Boys Love! 20+