Pintu ruangannya ia tutup dengan keras. Lalu, membuka bajunya dan dilempar begitu saja ke sembarang arah. Setelah pergi dari restoran itu, Jimin kembali ke rumah sakit dan memasuki ruangannya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di sofa setelah menyalakan pendingin. Bertelanjang dada karena tubuhnya terasa panas, bahkan hatinya lebih panas karena mengingat Jungkook bersama wanita sialan itu. Sudah ia duga Jungkook sedang mempermainkannya. Sial sekali bagi Jimin yang sudah terjatuh ke dalam lubang yang telah disiapkan oleh pria itu dan sulit untuk memanjat keluar. Jimin sudah mencintai Jungkook, akan sulit baginya.
"Sial." Gumam Jimin menahan emosi.
Dan setelah beberapa menit dalam keheningan, Sungwoon memasuki ruangan Jimin tanpa mengetuk pintu. Wajahnya jelas terlihat kaget. Entah apa yang ada dipikiran pria yang memiliki tinggi badan yang sama dengannya.
Jimin melirik Sungwoon sekilas, "Ada apa? Kau seperti baru saja melihat hantu."
Sungwoon menelan ludahnya, "Apa benar kau berpacaran dengan Dokter Jeon?"
Ketika mendengar hal itu, Jimin malah tersenyum pahit.
"Sudah menyebar, huh?""Jadi itu benar?!" Sungwoon langsung mendekati Jimin dan mengambil tempat di dekat kaki sahabatnya, duduk disana.
"Mereka bilang kau merayu Dokter Jeon. Kau yang membuatnya menjadi gay.""Sialan. Wanita itu benar-benar membenciku."
"Wanita siapa maksudmu? Semua orang akan membencimu setelah ini."
"Semuanya sudah membenciku, sejak dulu." Jimin meletakkan lengannya di dahi, menutupi kedua matanya yang mulai memunculkan emosi kesedihan. "Aku tidak punya siapa-siapa. Aku akan tamat setelah ini. Taehyung pasti akan melaporkannya pada orangtuaku, Jungkook yang pasti akan segera meninggalkanku dan semua orang membenciku."
"Hei, aku disini. Aku selalu bersamamu, Jimin."
Jimin langsung menyingkirkan lengannya. Ia menatap Sungwoon sambil merentangkan tangan, "Kemari, peluk aku."
Sahabatnya itu tentu saja langsung memeluk Jimin. Bersandar di dada telanjang putih yang terasa dingin karena suhu ruangan.
"Hei, Jimin. Putingmu bagus.""Sialan kau!"
"Apa kau sudah melakukannya dengan Jungkook? Aku melihat ada bekas samar disini."
"Masih ada? Aku pikir sudah hilang."
"Apa Jungkook menghisap putingmu juga?"
"Diam kau."
"Apa itu enak?"
"Hentikan itu!"
"Aku tidak mau." Kata Sungwoon sambil mencubit puting Jimin dan menggelitikinya.
Mereka tertawa bersama karena candaan Sungwoon. Bahkan sahabatnya itu sampai naik ke perut Jimin karena pria di bawahnya memberontak.
Tepat saat itu, Jeon Jungkook membuka pintu. Melihat dengan jelas adegan Sungwoon yang berada di atas Jimin-nya. Dan tepat saat itu juga Jimin sedang bertelanjang dada.
Sungwoon yang membelakangi pintu tentu saja tidak menyadari kehadiran Jungkook, tapi karena melihat ekspresi Jimin, Sungwoon pun langsung menolehkan kepala dan mendapati Jungkook sedang berdiri di sana dengan ekspresi tidak terbaca.
"Do..Dokter Jeon." Sungwoon segera mengambil posisi, berdiri kaku setelah bangkit dari atas tubuh Jimin.
Sedangkan Jimin sendiri terlihat kembali santai, tetap tiduran di atas sofa sambil meletakkan kedua lengan di bawah kepalanya, memperlihatkan ketiak mulus yang bersih. Jelas sekali Jimin sedang menantang Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
"OUR DREAMS"/KookMin
FanfictionJungkook dan Jimin mempunyai mimpi. Namun tidak bisa terwujud. . . Tapi mereka menikmatinya. Berdua, bersama-sama. --- *** --- WARNING!!! Boys Love! 20+